Selamat Membaca...
.
.
Kita kembali ke pertarungan antara Bulan, Alan dan Lio. Terlihat pertarungan mereka masih seimbang. Bahkan Bulan tidak terlihat goyah sedikit pun. Padahal Alan dan Lio sudah mengeluarkan setengah dari kekuatan mereka. Mereka masih menahan diri untuk tidak mengeluarkan kekuatan penuh mereka. Takut melukai tubuh sang adik. Karna tubuh Bulan yang sekarang terlihat sangat kecil dan kurus. Bahkan tingginya saja lebih rendah dari Nala.
Maklumlah, selama ini Rembulan mengalami gizi buruk. Karna sering jarang makan. Dan porsi makannya yang juga menjadi terbiasa sedikit.
Tapi jangan salah. Di dalam tubuhnya adalah jiwa dari seorang Bulan. Yang sudah biasa akan hal tersebut. Dan masih memiliki cukup banyak kekuatan. Jadi ia masih bisa menangkis serangan kedua abangnya. Walau pun tidak sampai mengalahkan mereka. Karna ya memang, tubuhnya sekarang mudah lelah.
"Sial, kalo gini terus gue bisa kalah karna kelelahan. Mana belum makan lagi. Aish, ya udah lah terpaksa pake seluruh tenaga gue." batin Bulan yang sudah siap dengan kuda kuda dan kekuatan penuhnya
Melihat tatapan serius serta postur tubuh siap Bulan. Membuat Alan dan Lio juga memantapkan kuda kuda mereka. Mereka memiliki tebakan jika sang adik akan mengeluarkan kekuatan penuhnya.
Dan benar saja. Pertarungan pun dilanjutkan diantara mereka bertiga.
Dan, tanpa Bulan sadari. Jika saat ini ia sudah dikelilingi oleh teman teman dari kedua abangnya. Yang sudah siap di posisi masing masing.
Melihat pergerakan Bulan yang mulai melemah. Membuat Alan dan Lio menyerang Bulan dengan kekuatan penuh. Sehingga Bulan dapat dikalahkan oleh mereka berdua.
Tapi bukan Bulan namanya yang akan menyerahkan dirinya begitu saja. Ingat, Bulan itu cerdik.
Jadi ia berencana melarikan diri atau kabur. Di saat ini lah, Bulan terkejut melihat sekelilingnya. Dan baru menyadari jika dirinya, tengah dikepung oleh teman teman abangnya.
Alan sudah memprediksikan akan hal ini. Mengingat sang adik yang memiliki 1001 trik untuk mengecoh seseorang. Jadi ia meminta bantuan temannya serta teman abang abangnya.
~
Bulan melihat sekeliling. Dan tidak ada celah sedikit pun untuknya, agar berhasil kabur. Dengan tekad yang kuat, walau tidak dibarengi dengan kekuatan yang cukup. Bulan menerobos paksa celah di antara Harry (teman lio dan si kembar A) dan Alpha (teman Alan).
Tapi yang namanya modal nekat tanpa persiapan dan kekuatan yang matang. Hasilnya sudah pasti sia sia. Bulan berhasil dipegangi. Pergerakannya dikunci. Dan tiba tiba, salah satu dari mereka membekap mulut Bulan dengan sapu tangan yang sudah diberi obat bius.
Tapi itu saja belum cukup karna,
"Berikan suntikan juga. Dengan hanya dibekap seperti itu tidak bisa membuatnya pingsan." ucap Alan
"Sial, gue bener bener kalah kali ini. Abang gue makin pinter." batin Bulan sebelum akhirnya benar benar tak sadarkan diri
Saat Bulan sudah benar benar pingsan. Tubuhnya lebih dulu digendong oleh Alan. Bisa ia rasakan jika tubuh sang adik lebih ringan dari tubuh Nala.
"Sebenarnya, kamu makan gak sih dek. Kok ringan banget." gumam Alan sambil menurunkan kupluk hoodie dari kepala Bulan dan masker yang menutupi wajah Bulan.
Saat melihat wajah Bulan yang sekarang. Membuat mereka tanpa sadar tersenyum.
Wajah Bulan saat ini. Benar benar terlihat seperti anak kecil. Di tambah postur tubuhnya yang juga kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus aku... (END)
Teen FictionDia yang terlahir sebagai anak perempuan pertama. Sedari kecil sudah harus merasakan kerasnya hidup. Ketika saat menyelamatkan sang adik, ia mati akibat tertabrak mobil. Bukannya ke akhirat, ia malah mengisi tubuh seorang anak perempuan satu satunya...