Selamat membaca...
.
.
"Kalian, untuk apa kalian bertiga ada di sini. Em maksud saya tuan tuan."
"Tentu saja untuk menghabisi mu." ucap Queen (sosok dalam diri Bulan)
"Maksudnya nak. Ayah tidak mengerti maksud dari ucapanmu." elak Bagas
"Hah! Aku muak dengan semua ini. Mari kita selesaikan saat ini juga. Habisi mereka!"
DOR
DOR
DOR
BUAGH
DUAGH
SRET
BRUK
PRANG
PLAK
DOR
Terdengar suara tembakan, pukulan, tebasan, tamparan dan masih banyak lagi. Mereka saling melawan satu sama lain. Hingga di detik detik terakhir saat Bulan dan anggotanya akan menang dan berhasil menyudutkan pihak Bagas tiba tiba...
"Abang awas!" teriak Bulan sebelum memeluk Dan mendorong tubuh sang abang
Dor
"Bulan!"
"Adek!"
"Nick!"
"Bang Nick!"
Terdengar suara tembakan, disusul kemunculan dari seorang wanita dari arah pintu luar. Ia tidak datang sendiri, melainkan bersama banyak bodyguard bersenjata.
Bulan dan lainnya, melihat ke arah wanita itu. Bagas dan Clara yang sudah tersudutkan tertawa bahagia. Saat melihat kekasih atau mamanya datang menyelamatkan mereka.
Tapi sepertinya dugaan mereka salah karena,
Dor
Wanita itu menembak mati Clara tepat di dahinya. Tanpa mengatakan sepatah kata pun. Melihat sang putri yang terbunuh di depan matanya oleh sang kekasih, membuat Bagas marah.
"Apa yang kamu lakukan! Kenapa kamu membunuh putriku! Yang seharusnya kamu bunuh itu adalah anak ini." ucap Bagas dengan marah pada wanita itu
"Aku memang akan membunuh mereka, setelah aku membunuh kalian, sayang. Entah kenapa kalian bergerak lama sekali. Aku sudah tidak sabar untuk menghabisi dan menguras harta kalian semua." ucap wanita itu sambil melepas cadar hitamnya
Deg
"Ma-mama." ucap Bulan saat melihat wajah wanita itu dengan suara dan tubuh bergetar
"Gak, ini gak mungkin. Bagaimana bisa aku bertemu mama. Gak, pasti wanita itu bukan mama. Karna kami berada di dunia yang beda."
"Sialan, kurang ajar! Dasar wanita tak tau diri! Masih untung aku mau dengan dirimu yang miskin! Wanita jahat! Bahkan kau tega merencanakan pembunuhan untuk anak anakmu! Aku telah salah memilihmu! Jika saja putri pertamamu masih hidup! Dan kedua putrimu yang lain mengetahui, jika kematian kakak mereka karna ulah dari Ibu mereka sendiri! Bahkan nyawa mereka juga terancam. Pasti mereka akan mendatangimu dan langsung membunuhmu!"
"Ku pastikan kau akan mati di tangan putrimu sendiri! Bila perlu mereka menyiksamu lebih dulu sebelum membiarkanmu mati dengan mudah! Ingat kata kataku."
"Kau berisik dan terlalu banyak bicara. Lebih baik mati saja." Setelah mengucapkan kalimat tersebut, wanita itu sekali lagi melepaskan tembakannya. Tepat mengenai dahi Bagas, bahkan hingga menembus bagian belakang kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus aku... (END)
Teen FictionDia yang terlahir sebagai anak perempuan pertama. Sedari kecil sudah harus merasakan kerasnya hidup. Ketika saat menyelamatkan sang adik, ia mati akibat tertabrak mobil. Bukannya ke akhirat, ia malah mengisi tubuh seorang anak perempuan satu satunya...