Selamat Membaca...
.
.
Setelah mencari tau tentang musuhnya. Kini ia mencari kabar dari keluarga Seraphine dan Alexander.
Ia meretas cctv dimansion Darius. Tidak ada yang aneh dan terlihat sepi.
"Jadi mereka udah gak di sana? Benar juga sih, kan gue waktu itu bilang hanya akan tinggal selama seminggu."
"Pasti mereka sekarang ada di mansion Seraphine. Tapi-"
Bulan menghentikan ucapannya, saat sudah berhasil meretas cctv mansion Seraphine. Ia merasa aneh melihat keadaan mansion yang terlihat tidak jauh beda dengan mansion Darius.
"Kok sepi ya. Pada kemana semua orang. Ini udah sore. Biasanya jam segini mereka udah pada pulang dan kumpul di ruang keluarga. Kan bentar lagi juga jam makan malam. Kok pada gak ada satu pun. Apa mereka masih di luar atau lagi di kamar. Tumbenan amat."
"Biasanya juga, habis pulang sekolah abang abang bakalan nempelin gue mulu. Lah ini pada kemana." ucap Bulan yang masih sibuk meng otak atik laptopnya
"Coba gue cari di kamar mereka aja gak sih. Mana tau mereka lagi ada di kamar." gumam Bulan kembali meng otak atik laptop nya
"Loh kok gak ada. Kosong, pada kemana ni orang rumah. Apa pada keluar. Tapi kok bisa samaan gitu. Apa mereka janjian. Bisa jadi mereka lagi liburan bersama. Iya sih, mungkin ini alasan kenapa mereka gak keliatan." pikir Bulan
Padahal tanpa Bulan tau. Sebenarnya saat ini baik keluarga Seraphine maupun Alexander sedang berada di rumah sakit. Menunggu serta menemani ayah Sam yang sedang dirawat di rumah sakit. Kali ini mereka kecolongan lagi. Karena, ayah Sam sempat melukai dirinya sendiri dan kehilangan banyak darah.
Ia membenturkan kepalanya pada ranjang tidur. Sehingga membuat kepalanya mengeluarkan banyak darah. Dan tepat saat Febian dan Mico hendak masuk kembali ke dalam rumah sakit. Sehabis mengejar Bulan. Mereka mendapat telpon dari rumah, yang mengabarkan jika ayah Sam sedang dilarikan ke rumah sakit. Dan meminta Febian untuk menyiapkan brankar.
Mendengar itu, tentu saja mereka berdua bergegas melakukan perintah dari keluarga mereka. Itulah sebabnya keadaan mansion Seraphine terlihat sepi dan kosong. Bukan karena mereka sedang liburan, seperti apa yang dipikirkan Bulan. Melainkan sedang berada di rumah sakit menemani ayah Sam yang sedang terluka.
Untuk si kembar A. Mereka tidak berada di rumah sakit. Setelah kehilangan jiwa sang adik. Mereka menjadi pribadi yang buruk. Mereka tinggal di markas dan tidak pernah kembali. Bahkan saat sang ayah dalam kondisi buruk seperti saat ini. Mereka seakan tak perduli. Karna mereka seperti raga yang kosong dan tak punya hati.
Mereka sering kali mengikuti balap liar saat malam hari. Dan semenjak kepergian Bulan. Mereka tidak pernah lagi kembali ke sekolah. Bahkan Aksa yang seorang ketua osis, mengundurkan diri dari jabatannya dengan menghilang tanpa bisa dihubungi oleh siapa pun.
Begitu pun Aska yang merupakan ketua Futsal. Ia juga mengundurkan diri dari jabatan nya sama seperti yang dilakukan kembarannya, dengan cara yang sama pula.
Baik teman maupun keluarga mereka. Sudah berkali kali menghubungi. Dan bahkan untuk para sahabatnya dan anggota gengnya juga sudah sering menasehati mereka. Tapi mereka tidak pernah mau mendengarkan. Jika Aska akan marah jika ditegur atau dinasehati. Maka Aksa akan langsung menghajar orang tersebut, atau paling gak ia tinggal pergi.
Sebegitu hancurnya ayah dan kedua anak itu. Saat kepergian jiwa Bulan dari raga Nala. Mereka merasa jika jiwa mereka juga ikut pergi. Seperti ada sebuah lubang yang menganga di dada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus aku... (END)
Teen FictionDia yang terlahir sebagai anak perempuan pertama. Sedari kecil sudah harus merasakan kerasnya hidup. Ketika saat menyelamatkan sang adik, ia mati akibat tertabrak mobil. Bukannya ke akhirat, ia malah mengisi tubuh seorang anak perempuan satu satunya...