Selamat Membaca...
.
.
Nala yang mendengar ucapan Nick tentang tempat pulang dan bernaung. Membuat dia tanpa sadar meneteskan air mata. Ia pun melepaskan diri dari pelukan kembarannya. Dan menyentuh wajahnya yang sudah basah karna air mata.
Nick yang melihat adiknya yang menangis dengan pandangan kosong tanpa ragu memeluknya.
"Benar, seperti itu. Menangislah. Bila perlu teriakan. Luapkan rasa sakit itu."
Seolah mantra, ucapan tersebut berhasil membuat Nala menangis. Dia menangis dengan meraung raung, sambil menarik baju sang abang dan menggumamkan kata sakit berulang kali.
Hingga pergerakannya mulai melemah dan disusul dengan hilangnya raungan kesakitan miliknya. Hanya menyisakan isak tangis.
Nala udah tertidur dipelukan sang abang. Menyisakan Nick yang terdiam sambil mengusap punggung si kecil yang sudah tertidur. Dan mengusap rambut adik satunya yang masih sesenggukan.
"Sudah, adek kuat. Sekarangkan ada kita. Adek gak akan terluka lagi."
"Tapi, Alan gagal jaga dan lindungin adek dulu." ucap Alan yang masih sesenggukan
"Yang lalu udah terjadi dan gak bisa diulang. Kita ganti kegagalan kita dulu. Jadi, lebih baik kita jalani yang sekarang. Buat adek lebih banyak tersenyum, hingga lupa dengan rasa sakitnya."
Alan menganggukkan kepalanya.
"Sudah, sekarang kita tidur. Lihat, adek juga udah tidur."
Alan mencium pipi sang adik dan mulai merebahkan dirinya di samping sang abang. Disusul Nick dengan memeluk adik kecilnya. Nala tertidur di atas tubuh sang abang, seperti anak kukang.
Sore menjelang malam. Nick bangun terlebih dulu dari si kembar. Ia lalu membangunkan adik kembarnya, yang terlihat lelah dengan mata sembab mereka. Nick duduk dengan Nala yang saat ini berada di pangkuannya. Ia juga menarik Alan dengan lembut untuk duduk dan ia gendong di belakang.
Ia menuju kamar mandi dan mendudukkan si kembar di masing masing sisi wastafel. Lalu mulai membasahi wajah adik adiknya dengan air. Di mulai dari Alan dan terakhir Nala.
Saat tiba giliran Nala, tanpa sengaja bagian bawah baju Nala tersingkap ke atas dan membuat celah dari kancing baju pada bagian perutnya terlihat.
Jadi Nick bisa melihat dengan jelas paha dan perut sang adik yang putih, tapi terdapat banyak bekas luka memanjang di beberapa bagian.
Seperti luka bekas cambukan. Nick meminta izin untuk membuka sebagian dari pakaian Nala, pada Nala yang masih setengah sadar.
Mendengar itu Alan yang awalnya masih mengantuk menjadi sadar sepenuhnya. Karna dia juga penasaran. Nala yang memang masih mengantuk hanya mengangguk.
Dengan hati hati Nick membuka kancing baju Nala hingga sebatas dada. Bisa ia dan Alan lihat, banyak sekali bekas luka yang sudah pudar dan ada yang baru sembuh. Melihat itu Nick memberanikan diri untuk menyingkap baju bagian belakang Nala, dengan bantuan Alan tentunya.
Karna baju bagian belakang Nala tertimpa oleh tubuh Nala sendiri, sehingga Nick harus menggendong tubuh Nala terlebih dulu. Dan Alan membantu sang abang, dengan mengangkat baju bagian belakang Nala.
Lagi lagi mereka terkejut melihat bekas cambukan yang bahkan lebih banyak. Sama seperti bagian depan, tapi kali ini ada juga yang masih basah.
Bagaimana bisa, adiknya terlihat biasa saja. Bahkan tidak terlihat kesakitan sedikit pun. Harusnya luka itu akan terasa sakit jika bergesekan dengan bajunya. Apakah adiknya sudah terbiasa dengan luka luka ini, sehingga ia terlihat biasa saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus aku... (END)
Teen FictionDia yang terlahir sebagai anak perempuan pertama. Sedari kecil sudah harus merasakan kerasnya hidup. Ketika saat menyelamatkan sang adik, ia mati akibat tertabrak mobil. Bukannya ke akhirat, ia malah mengisi tubuh seorang anak perempuan satu satunya...