5 - She is mine

2.3K 40 17
                                    

Ditunggu voment nya!




Arya

Masakan Soraya memang selalu juara sehingga aku jarang makan di luar bahkan sesekali Soraya membawakan bekal untukku saat pergi ke kantor. Menurutku Soraya sudah sempurna dan aku mengakui itu tapi sifat egois dalam diri ini tidak mampu dikalahkan sehingga aku tetap bersikeras akan menikahi Nadia. Meski ada sedikit rasa bersalah dihati namun aku segera menyingkirkan itu semua.

Setelah merasa kenyang biasanya kami saling berpelukan di ruang TV dan Zain berada di atas karpet bermain mobil-mobilannya sendiri. Sesekali aku mengelus rambut panjang Soraya dan memberi senyuman terbaikku sebelum mencium keningnya. Tentu aku sangat menyayangi Soraya karena dia adalah istriku hanya saja Nadia masih belum juga ku lupakan bahkan perasaan ini makin bersemi karena aku telah bertemu dengannya lagi.

"Soraya sepertinya aku harus menginap di kantor setiap rabu dan kamis karena pekerjaanku yang banyak, kamu gak apa-apa kan aku tinggal sebentar?" Ucapku padanya dan sejujurnya aku sama sekali tidak fokus menonton tv.

"Hm.. tapi hanya dua hari aja kan Mas? Soalnya aku pasti kesepian di rumah gak ada kamu" balas Soraya dengan nada memelas.

Aku hanya memeluk Soraya dengan erat tanpa menjawab apapun. Dalam hati ini tentu saja terbesit rasa bersalah karena membohongi Soraya. Padahal jelas-jelas hari rabu dan kamis aku menginap di rumah Nadia. Tapi aku tidak bisa melepaskan Nadia, dia itu hak milikku dan sampai kapanpun aku akan terus mengikatnya.


................................




Tepat pada hari rabu akhirnya aku memutuskan untuk menikahi Nadia. Pernikahan ini hanya dihadiri oleh ustad sebagai wali hakim, dua saksi yaitu sahabatku Anton dan Baskara serta Bi Yati sebagai satu-satunya keluarga Nadia. Meski pernikahan kami sangat sederhana aku tetap merasa bahagia. Apalagi melihat Nadia yang terlihat cantik menggunakan gaun pemberianku tentu saja aku merasa puas. Ah rasanya tak sabar segera mencium bibir Nadia padahal seminggu yang lalu kami sudah memadu kasih.

Meski Nadia merupakan istri rahasia tentu aku sangat mencintainya. Aku terpaksa melakukan ini karena tidak mungkin menceraikan Soraya terlebih Zain masih butuh kedua orang tuanya. Aku memang egois tapi aku tidak peduli karena menurutku ini adalah jalan terbaik bagi kami semua.

Sesudah acara selesai dan semuanya bubar tentu saja saat ini aku sedang berpelukan dengan istri mudaku. Rasanya kini aku sudah memiliki dunia dan seisinya saat Nadia berada dalam genggamanku lagi. Berkali-kali ku kecup keningnya dan merasakan aroma tubuhnya yang membuatku semakin candu.

"Mas kita jadinya gak bisa bulan madu?" Tanya Nadia di tengah keheningan kami.

"Aku belum tahu kapan waktu yang pas buat kita bulan madu.. aku harus cari alasan dulu sama Soraya.." balasku tak enak hati.

Nadia tidak membalas namun dia menghela nafas panjang dan segera melepaskan pelukanku. Dia malah berdiri di pagar balkon padahal saat ini sudah malam. Sepertinya Nadia marah karena aku mengecewakannya...

"Sayang jangan marah hm...? Aku janji dalam waktu dekat kita pasti bakal honeymoon.." ucapku memeluknya dari belakang dan terus mengecup tengkuknya yang wangi bunga mawar.

"Janji ya.. jangan sampai kamu lupa.. pokoknya aku mau honeymoon..." balasnya cemberut setelah membalikan badannya.

"Mana pernah sih aku ingkar janji" ucapku gombal sambil mencium tangannya berkali-kali.

Akhirnya Nadia kembali tersenyum dan aku segera mengelus kedua pipinya yang lembut. Bagaimana mungkin aku bisa berhenti mencintainya jika Nadia seindah ini? Dia seperti bunga mawar yang indah dan semakin cantik dari hari ke hari.

Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang