33 - Never let you go

694 20 0
                                    

Mohon memberikan vote nya!!!






Arya

Setelah Soraya dan ayahnya telah masuk penjara, beberapa hari kemudian ibu langsung mendatangiku ke kantor dengan terburu-buru. Beliau pasti sudah mendengar kabar ini, terlebih Soraya adalah menantu kesayangannya. Pasti ibuku datang untuk melayangkan protes tapi aku tidak peduli karena tak semudah itu membujukku entah siapapun orangnya.

"Arya anakku... bagaimana mungkin Soraya masuk penjara? Suami macam apa kamu ini? Mami gak nyangka kamu sejahat ini sama istrimu sendiri!!" sesampainya ruanganku, mami langsung marah-marah.

"Mami kalau dateng cuma untuk bela Soraya mending mami pulang aja deh!"

"What? Anak macam apa kamu ini sungguh keterlaluan!!"

"Soraya sudah mencuri uang perusahaan dan dia pantas masuk penjara..."

Aku berusaha menjelaskan kenapa Soraya dijebloskan dalam penjara. Lagi pula tidak mungkin aku tiba-tiba mengirimnya ke penjara jika tidak ada alasan kuat. Tentu aku tidak sejahat itu pada istriku sendiri kan?

"Mami gak percaya sama kamu, Soraya itu merupakan wanita yang bermartabat tak mungkin dia melakukan hal seperti itu...."

Benar kan? Mami pasti akan membela Soraya mati-matian jadi percuma saja aku menjelaskan tentang kejahatan Soraya padanya karena pasti takkan di dengarkan. Malah membuang-buang waktu saja, lebih baik aku sibuk bekerja daripada sibuk meladeni ibuku yang cerewet.

"Kalau gitu mami tengok aja Soraya ke penjara dan tanya polisi kejahatan apa yang udah dilakuin Soraya soalnya aku mau rapat dulu" ucapku jengah.

"Kamu betulan masukin Soraya ke penjara karena dia udah nyuri uang perusahaan? Bukan karena kamu mau nyingkirin dia kan dengan alasan punya istri baru?"

Langkah kakiku terhenti saat mami bilang seperti itu. Sudah ku duga... Soraya pasti sudah mengadu soal pernikahanku dengan Nadia. Apalagi mami ada di pihaknya pasti Nadia akan ditolaknya habis-habisan.

"Ini semua gak ada hubungannya dengan Nadia... harusnya mami tanya Soraya siapa ayah kandungnya Zain!!"

"Ah jadi perempuan murahan itu namanya Nadia? Bisa-bisanya kamu kepincut dengan wanita miskin, dia sama sekali tak selevel sama kita! Lalu kamu meragukan Zain? Dia anakmu bodoh!!"

"Mami aku lelah... bisakah mami berhenti mengajakku berdebat?"

"Mami gak akan biarin Soraya mendekam di penjara sedangkan kamu enak-enakan sama istri barumu itu!!"

Mami terlihat sangat marah dan pergi begitu saja dari ruanganku. Semuanya jadi semakin rumit... aku tidak bisa membiarkan orang tuaku ikut campur. Tampaknya aku harus membawa Nadia dan mengamankannya di suatu tempat sampai semua keadaan kembali kondusif. Tapi Nadia sulit sekali untuk diatur apalagi dia malah makin menggila dan ingin menikah dengan Adrian, apa aku culik saja ya dia?





.......................




"Yudhistira Grup merupakan salah satu perusahaan yang stabil dan merajai ekonomi negara, saya rasa sudah seharusnya anda terjun ke bidang politik Pak Arya..."

Aku pikir perwakilan dari Saranjana Grup ingin membicarakan masalah apa ternyata hanya memintaku untuk terjun ke dunia politik. Buang-buang waktu saja tapi aku tak mungkin juga mengusirnya karena citra perusahaanku akan tergores. Butuh kesabaran dalam menghadapi anjing pemerintah seperti dirinya ini....

"Kalau saya jadi sponsor pejabat memangnya apa keuntungan yang akan saya dapatkan?" Tanyaku pura-pura ingin tahu.

"Perusahaan anda akan didukung oleh para politikus di negeri ini sehingga jalur birokrasi perusahaan anda kedepannya akan semakin dipermudah..."

"Ah.. apa hanya itu? Sangat kurang menguntungkan sekali mengingat mungkin saja di masa depan perusahaan saya sudah menggelontorkan dana yang tak sedikit"

"Hahaha anda sangat blak-blakan sekali Pak Arya... tenang saja dengan anda turun ke bidang politik maka para mafia tanah di negeri ini takkan berani pada anda. Bukankah itu akan sangat menguntungkan jika anda membutuhkan lahan untuk ekspansi? Misalnya saja ke kalimantan..."

Ucapan seorang politikus biasanya kurang bisa dipercaya. Tentu aku tidak semudah itu mempercayai akal bulus mereka. Lalu mereka bilang mafia tanah di negara ini bisa diatasi? Melihat mereka sukanya hanya membuang-buang uang mungkin saja tanah negara akan semakin banyak yang dijual, atau akan disulap menjadi sebuah kota untuk kepentingan negara seperti IKN misalnya. Cih apa mereka mau mengotori citra Yudhistira Grup dengan menyuruhku masuk ke lingkaran setan dunia politik? Walaupun aku harus masuk dunia politik, aku takkan berada dipihaknya.

"Ya mungkin saja saya ingin membuat cabang perusahaan di pulau Kalimantan tapi agenda tersebut tidak akan saya laksanakan dalam waktu dekat" ucapku mencoba bersikap netral.

"Kalau begitu sudah keputusan yang benar bagi anda untuk terjun ke bidang politik dan bergabung bersama kami....."

"Mungkin... tapi saya tidak semudah itu untuk dibujuk oleh Pak Hendra!!"

Pria tua didepanku tertawa terbahak-bahak sangat menyebalkan. Dia terlihat sekali tertawa dengan penuh paksaan. Pasti dia datang kesini karena suruhan presiden yaitu Pak Jaka Wangsa agar aku segera membantunya supaya sang nepo baby bisa mendapatkan backingan dari semua perusahaan besar saat dia menjadi wakil presiden nantinya. Sungguh menyusahkan sekali dan aku tidak tertarik mendukung politik dinasti di negara ini. Apalagi wapres terpilih itu terkenal bodoh dan tidak kompeten sama sekali.

"Pak Hendra tampaknya saya harus pergi ke ruang rapat, maaf saya tidak bisa berlama-lama menemani anda disini..." ucapku dengan nada seramah mungkin.

"Ah ya kalau begitu saya undur diri dulu dan saya harap anda segera memberikan jawaban atas tawaran ekslusif ini"

Aku tersenyum seramah mungkin namun setelah dia pergi senyumku langsung hilang. Politik bukanlah hal yang ku inginkan saat ini. Setelah pria tua itu pergi aku pun segera masuk ke ruang rapat dan membahas dana perusahaan yang hilang karena ulah Soraya dan ayah mertuaku.





..............................






Malam hari aku baru bisa pulang ke rumah dan suasana rumah sangat sepi karena Soraya sudah ditahan dan Zain dibawa oleh mami. Karena merasa butuh hiburan dan jenuh dengan banyaknya pekerjaan di kantor, aku pun menonton TV. Tapi tak lama tanganku langsung terkepal erat karena bisa-bisanya Adrian mengadakan pesta pertunangan dengan Nadia di salah satu TV swasta karena Adrian merupakan CEO Hutabarat Grup yang terkenal. Brengsek!! Bagaimana mungkin Adrian mau menikahi istriku sendiri, apa dia gila? Kami bahkan belum bercerai...

Emosiku semakin memuncak saat Adrian mencium puncak kepala Nadia dalam siaran itu dan mereka saling bertukar cincin. Tanpa terasa aku melempar botol minuman ke TV sehingga TV tersebut mati total. Nadia... kesabaranku sudah habis... sekarang waktunya kamu berhenti bermain-main denganku atau kamu akan menyesal.......

"Tolong kamu culik Nadia malam nanti setelah dia pulang dari pesta pertunangan sialan itu!!" Aku segera menghubungi detektif sewaan yang selama ini ku suruh mencari Nadia.

"Pak tapi tugas kami bukan menculik!!"" Ucap detektif sewaan tersebut mulai protes.

"Lakukan perintahku atau kamu akan menyesal....." balasku penuh paksaan.

"Baiklah kami terpaksa ikuti perintah bapak...." balasnya mengalah.

Aku mengusap wajah dengan kasar setelah mematikan ponsel karena begitu banyak masalah dalam hidup. Lalu bisa-bisanya Nadia semudah itu mau bertunangan dengan Adrian? Aku kan menyuruhnya untuk menungguku dengan sabar, kenapa dia tidak bisa melakukan itu sih? Memangnya wajahku ini wajah seorang pembohong apa?

Aku tidak bisa hanya diam seperti ini... aku harus menyuruh seseorang agar surat nikahku dengan Nadia segera dibuatkan, aku harus segera meresmikan nadia sebagai istriku di mata negara atau dia akan semakin jauh dari jangkauan.



Bersambung..........

Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang