14 - Manipulative man

1.1K 34 0
                                        

Mohon memberikan vote nya!!







Nadia

Jalan-jalan bersama Panji dan Mas Ian selalu menyenangkan buatku. Apalagi Panji merupakan anak yang ceria hingga selalu membuatku tertawa dengan semua tingkah randomnya. Mas Ian juga merupakan sosok family man meski dia sibuk dengan pekerjaannya tapi selalu menomorsatukan Panji. Mas Ian lebih terlihat seperti duda dengan 1 anak padahal dia sendiri sama sekali belum menikah. Apalagi Panji memang sedikit mirip dengannya....

Kami bertiga menonton film anak-anak di bioskop dan itu sangat lucu. Meskipun tentu saja film tersebut bukanlah film kesukaanku tapi melihat Panji senang aku pun cukup puas. Lagipula hari ini harinya Panji dan kami hanya menemaninya berjalan-jalan.

"Nadia apa kamu gak berminat untuk segera menikah?"

Setelah puas menonton film kami pun kini menikmati makan sore bersama di Food Court. Tapi pertanyaan Mas Ian membuatku sungguh terkejut hingga akhirnya aku tersedak makanan. Kenapa pula Mas Ian bertanya seperti itu kan aku jadi bingung untuk menjawabnya.

"Kenapa Mas Ian nanya begitu?" Balasku sesudah minum air putih.

"Soalnya aku tertarik sama kamu Nadia dan barangkali aja kita berjodoh!!" balasnya tanpa basa basi.

"Mas Ian jangan aku.. mas Ian bisa cari wanita lain yang jauh lebih baik dari aku...."

"Lho memang ada apa sama kamu?"

"Pokoknya jangan aku mas.. tapi aku juga belum bisa ngasih tau alasan kenapa aku menolak...."

Mas Ian tidak membalas ucapanku dan hanya terdiam hingga melanjutkan makan siangnya. Aku melihat Mas Ian sedikit kecewa dengan jawabanku tapi aku tidak mungkin juga berkata sudah menikah dan merupakan istri simpanan Mas Arya. Apalagi Mas Ian kenal dengan Mas Arya dan merupakan rekan bisnisnya... gila sekali kalau aku mengatakan telah menjadi pelakor dalam hubungan Mas Arya dan Soraya.

Setelah makan sore, Panji pun meminta kami menemaninya ke Timezone. Aku hanya duduk dan memperhatikan Mas Ian dan Panji yang sedang bermain. Ucapan Mas Ian terus terngiang-ngiang di telinga ini, aku mengakui jika Mas Ian merupakan sosok laki-laki yang baik. Tapi aku sudah menikah dan sangat tidak etis jika menerima pernyataan cinta dari orang lain.

Mas Ian mulai ceria lagi saat bermain dengan Panji padahal tadi sempat murung. Aku sungguh tak enak hati dan berharap kami tetap bisa berteman baik meski ada sedikit masalah diantara kami.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam dan kami pun bergegas pulang. Tapi suasana mobil sangat sepi apalagi di belakang Panji tidur karena kelelahan telah bermain seharian. Tapi tampaknya bocah itu puas dan bahagia karena sejak tadi Panji begitu ceria.

"Abaikan aja ucapanku tadi Nadia, jangan terlalu kami pikirkan!" Ucap Mas Ian saat dalam keheningan sambil menyetir mobilnya

"Hm.. iya mas.."

Akhirnya aku sampai di rumah dan aku pamit serta melambaikan tangan pada Mas Ian. Malam ini aku sangat lelah dan ingin cepat-cepat beristirahat tapi saat masuk kamar dan menyalakan lampu tiba-tiba ada Mas Arya hingga membuatku sangat kaget bukan kepalang.

"Mas Arya kapan pulang? Kenapa lampu kamar kita gak dinyalain?" Tanyaku sambil mengelus dada karena masih kaget dengan situasi ini.

"Nadia aku bilang kan jangan terus berdekatan dengan Adrian, apakah kamu lupa?"

"Aku lelah mas.. kita bahas ini besok ya mas..."

"Baiklah kita bicarakan besok..." ucapnya mengalah.





Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang