8 - Egotistic Man

1.4K 32 4
                                    

Mohon memberikan vote nya!!!!!





Nadia

Keinginan Mas Arya agar aku segera hamil sebenarnya membuatku sedikit keberatan. Meski aku sangat mencintai Mas Arya tapi sebenarnya aku tidak sebodoh itu, aku tahu saat mempunyai anak kedepannya hidup anak kami akan terasa sulit karena kami hanya menikah siri. Apalagi dalam membuat akta kelahiran diwajibkan mempunyai buku nikah dan itu merupakan suatu keharusan yang tidak bisa diganggu gugat. Tapi sifat dominan Mas Arya tidak bisa kubantah dan berakhir aku menuruti perkataannya dengan membuang pil KB yang kubeli dalam jumlah yang banyak.

Setelah hari sabtu kemarin kami bertemu dan berakhir dengan malam panas, aku belum bertemu Mas Arya lagi di hari selasa ini. Meskipun tanpa ku minta Mas Arya selalu memberi nafkah lahir yang luar biasa banyak tapi tentu saja semua itu terasa kurang karena waktuku bersamanya hanya sedikit. Namun aku harus sadar diri karena aku hanyalah seorang istri simpanan.

"Bu ada Pak Adrian datang berkunjung katanya dia minta ibu untuk segera datang...."

Saat aku tengah melamun tiba-tiba Sania datang menghadap ke ruanganku dan bilang jika Mas Adrian berkunjung kesini. Aku hampir saja lupa kalau aku sudah janji akan menemani Panji ke taman hiburan. Terlebih hari ini tepat hari selasa dan merupakan ulang tahunnya Panji.

"Halo Mas Adrian.. halo Panji..." ucapku menyapa mereka berdua dengan ramah.

"Onty ayo kita berangkat ke taman hiburan.. Panji udah gak sabar..." Panji terlihat sangat antusias.

"Kalau gitu onty ambil tas dulu ya Panji tunggu sebentar..."

"Kami akan menunggu di mobil ya Nadia..." balas Mas Adrian lembut.

Setelah naik mobil Mas Adrian kami bertiga pun mulai meluncur menuju taman hiburan. Ku lihat di belakang Panji sangat senang dan terus bernyanyi dengan riangnya. Tanpa sadar aku pun mulai tersenyum dengan tingkah Panji yang selalu ceria padahal dia sendiri sudah sebatang kara.

"Panji selalu saja membicarakanmu Nadia.. katanya onty Nadia sangat baik dan selalu memberi Panji kue.." ucap Mas Ian memulai obrolan.

Karena kesibukan Mas Adrian, Panji memang banyak dijaga oleh pengasuh dan sesekali main ke toko bunga. Dia memang anak yang menggemaskan dan pintar, rasanya aku sangat terhibur berkat kehadiran Panji.

Setibanya kami di taman bermain, Panji sangat antusias dan dia seringkali berlari kesana kemari hingga membuat Mas Adrian kelabakan dalam menjaganya. Panji memang anak yang aktif dan beruntung kami tidak kehilangan dirinya terlebih begitu banyak pengunjung disana. Bisa berabe bukan kalau sampai aku kehilangan Panji di tengah banyaknya orang?

"Nadia kamu mau diem disini aja? Nggak tertarik main wahana bareng Panji?" Mas Ian bertanya.

"Aku gak begitu suka naik wahana, aku nunggu disini aja ya kalau Mas Adrian mau naik aku tungguin kok disini.." ucapku panjang lebar.

Saat ini Panji memang sedang naik wahana Karosel sambil memakan gula-gula yang membuat Mas Adrian terus mengomel. Mereka lucu sekali dan tanpa sadar aku jadi membayangkan bagaimana kalau punya anak pasti akan seramai ini. Menjadi seorang ibu adalah impianku hanya saja di satu sisi aku merasa sedih karena posisiku yang hanya sebagai istri siri.

"Om gak mau Panji makan gula-gula terus nanti gigi kamu makin ompong.." ucap Mas Ian mengomel.

"Onty gak akan ngelarang Panji makan gula-gula gak kayak om kan?" Tanya Panji padaku dan mengabaikan Mas Ian.

"Kalau Panji berhenti makan gula-gula nanti onty bikinin lagi makanan enak buat Panji...."

Sesudah puas naik wahana memang kami bertiga saat ini sedang bersantai di restoran untuk makan siang. Terlebih waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang dan perutku ini memang sudah keroncongan. Namun lucunya Panji terus merajuk karena Mas Adrian memarahinya yang makan gula-gula tiada henti.

Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang