39 - A woman with sad face

447 24 0
                                    

Mohon memberikan dukungannya, yang cuma jadi slient reader semoga secepatnya tobat!!!!





Arya

Dokter mengatakan saat ini aku tengah hilang ingatan parsial, tapi anehnya aku hanya lupa pada sosok wanita yang memiliki wajah sedih didepanku ini. Selebihnya aku ingat semua orang, baik itu Soraya maupun kedua orang tua. Aku tak mengerti kalau memang wanita itu telah menjadi istriku kenapa aku malah melupakannya?

Saat pulang ke rumah aku melihat foto pernikahanku dengan wanita itu. Tapi aku sungguh tak ingat apapun, dalam foto itu aku terlihat sangat bahagia. Akhirnya aku menyimpulkan jika apa yang wanita itu ucapkan bukanlah sebuah kebohongan. Aku memang sudah menikahi dia dan menceraikan Soraya.

Sungguh sebenarnya aku tak nyaman hidup serumah dengan orang yang tak ku ingat. Aku merasa dia asing tapi beruntung Soraya memutuskan tinggal disini juga meskipun berbeda kamar denganku. Aku ingin segera bercerai dari wanita itu dan menikah dengan Soraya lagi.

Karena pernikahan bukan sebuah guyonan aku memutuskan akan mengambil sikap saat ingatan ini pulih. Aku tak mau salah langkah apalagi wanita itu katanya sedang hamil anakku. Herannya kenapa semua ini malah jadi rumit seperti ini dan berkali-kali aku mencoba mengingat semuanya namun tidak berhasil juga.

Di tengah lamunan, wanita itu datang kepadaku sambil menangis. Dia memintaku untuk mengingat semuanya, tapi aku tak bisa..... Sungguh melihat dia menangis ada rasa tak tega tapi aku hanya diam tidak melakukan apa-apa. Aku bingung harus bagaimana karena saat ini aku hanya menganggapnya orang asing.

Namun sialnya tiba-tiba dia mengiris tangannya dengan pisau dan darah mulai keluar sangat banyak. Sontak aku langsung membawa dia dalam pelukan saat pingsan. Naluri dalam diriku entah mengapa mulai merasa sedih dan cemas melihatnya begini sehingga aku langsung berlari dan mengendarai mobil dengan cepat menuju ke rumah sakit. Meskipun masih masa pemulihan pasca kecelakaan aku sungguh tak peduli.

Tidak... aku mohon tetaplah bertahan! Aku membawa mobil begitu cepat berharap segera sampai di rumah sakit. Wanita itu mulai terlihat pucat sehingga aku semakin takut. Aku sudah tak peduli lagi baju ini penuh darah asalkan wanita itu segera ditangani dokter. Dia kehilangan banyak darah dan akhirnya segera masuk ruang UGD tak lama dokter langsung melakukan operasi karena kondisinya sangat darurat.

Perasaanku sungguh tak enak hati dan takut jika sesuatu terjadi padanya. Aku memang belum mengingatnya tapi perasaan takut dan cemas ini terus membesar. Aku begitu ketakutan wanita itu pergi... lalu tanpa sadar tanganku menggenggam sebuah cincin. Aku yakin ini merupakan cincin wanita itu... cincin berlian dan didalamnya bertuliskan nama Arya dan Nadia.

Aku meremas rambutku sendiri berharap bisa mengingat sesuatu. Lalu sebuah bayangan saat aku tersenyum dan memeluk wanita itu erat mulai hadir. Semakin lama memori itu semakin membesar hingga akhirnya air mataku mulai mengalir dengan sangat deras. Kepalaku mulai terasa pusing tapi itu semua tidak ada apa-apanya jika dibandingkan rasa bersalah dalam hatiku.

Aku pasti sudah gila.... bisa-bisanya aku melupakan Nadia begitu saja. Aku yang sudah melupakan dirinya membuat Nadia sangat bersedih hingga Nadia melakukan percobaan bunuh diri dan aku tak tahu bagaimana kondisinya saat ini di ruang operasi.

Kenapa? Kenapa aku sebodoh ini? Kenapa aku harus melupakan Nadia.. bagaimana kalau dia pergi meninggalkanku karena perilaku bodohku yang melupakan dia dan sangat menyakiti perasaannya. Bahkan aku hanya diam saat ibuku menyuruhnya untuk memasak dan menjadi pembantu padahal Nadia sedang hamil.

Dalam penyesalan yang teramat besar, papi datang ke rumah sakit dan beliau menamparku begitu saja. Wajahnya sangat marah sekali saat melihatku... tamparannya sangat kencang.

"Kalau sampai keturunan Yudhistira kenapa-kenapa papi gak akan pernah maafin kamu Arya!!!"

Setelah itu papi pergi meninggalkanku sendirian di depan ruang operasi. Aku memukul kepalaku berkali-kali, kenapa aku begitu bodoh... kenapa aku justru melupakan Nadia dan membuat kondisi bayi kami terancam.

Lututku begitu lemas hingga akhirnya aku jatuh terduduk di depan ruang operasi Nadia. Tidak... anak dan istriku tidak boleh sampai kenapa-kenapa. Nadia harus bertahan.. Nadia harus bersamaku selamanya... dia harus bersamaku apapun yang terjadi.



............................




Selama 6 jam operasi dilaksanakan dan setelahnya dokter menyatakan Nadia masih kritis. Tanpa sadar tangisanku makin keras karena beberapa minggu terakhir aku selalu menyakiti perasaan Nadia. Bahkan aku hampir menceraikannya begitu saja.. kenapa aku sebodoh ini.

"Nasi sudah menjadi bubur... perlakuan kamu sama Nadia begitu membuat bibi sakit.. kalau sampai Nadia memutuskan untuk meninggalkanmu selamanya maka itu adalah salahmu Arya!!"

Saat aku masih menangis, Bi Yati datang dengan wajah pucat. Beliau adalah satu-satunya orang baik hati dan sudah menganggap nadia sebagai anak kandungnya sendiri. Sangat berbeda denganku yang selalu menyakiti perasaan Nadia... ucapannya sangat menusuk ulu hatiku. Kalau sampai Nadia pergi dariku selamanya bagaimana aku bisa menjalani hidup ini tanpa dirinya?

Sayang maafkan aku... jangan tinggalkan aku... aku mohon.... aku terus berharap dalam hati. Bahkan lagi-lagi aku menangis saat melihat nadia di ruangan ICU.. dia terlihat pucat dan aku tak sanggup....

"Nadia maafin aku... aku memang suami yang buruk... maafkan aku... beri aku kesempatan sekali lagi untuk memperbaiki semuanya... aku mohon jangan pergi...."

Aku menciumi pipinya yang pucat dan mengelus perutnya yang masih rata. Maafkan papi sayangku... maafkan papi anakku....

Padahal memiliki anak bersama Nadia merupakan salah satu mimpi terbesarku tapi aku hampir mengacaukan segalanya. Di tengah kesedihan aku mengingat mami dan Soraya yang sudah bersikap jahat pada Nadia dan tidak bisa ku biarkan.



.............................





Aku kembali ke rumah untuk berganti pakaian dan membersihkan tubuh. Ku lihat Soraya dan mami malah tertawa terbahak-bahak dan mereka bilang merasa puas karena Nadia bisa tersingkir. Sungguh keterlaluan!! Tak bisa ku biarkan parasit macam Soraya bebas berkeliaran seperti ini, dia sudah memgancam keselamatan perusahaan dan bisa-bisanya mami membebaskannya dari penjara.

"Aku gak ngerti kenapa mami begitu jahat, lalu bisa-bisanya mami mengeluarkan Soraya dari penjara padahal dia itu jahat dan sudah menipuku!"

Aku mendatangi mereka berdua dengan wajah dingin. Sungguh aku begitu muak dengan mereka berdua padahal mami adalah ibuku sendiri tapi kenapa dia bisa sejahat itu.

"Arya kamu bicara apasih?" Tanya mami.

"Aku udah inget semuanya! Jadi aku pastikan Soraya akan masuk lagi ke penjara dan mami jangan pernah lagi mengatur hidupku atau aku gak akan lagi mengakui mami sebagai ibuku!!"

Soraya dan mami sangat kaget sekali, lalu diam-diam Soraya tampak ingin melarikan diri... dengan segera aku mengirim pesan pada bawahanku untuk mengamankan Soraya. Tidak bisa ku biarkan mereka semua yang menghalangi jalanku bersama Nadia hidup dengan bahagia.

"Arya jadi kamu lebih memilih wanita murahan itu daripada mami?"

"Ya.... kalau mami masih bersikeras maka aku pastikan akan menjual semua saham atas nama mami saat ini juga dan papi sudah setuju jadi mami gak akan lagi bisa menghambur-hamburkan uang lagi!!"

"Anak durhaka! Kamu dan papimu sama saja!!"

Mami pergi begitu saja dengan wajah yang kesal nan kecewa dari rumahku dan setelah itu tubuhku mulai terkulai ke sofa. Rasanya begitu banyak masalah yang datang dan membuat kepalaku hampir pecah. Hingga akhirnya aku memutuskan mandi dan mengganti baju kotor dengan kaus. Apa mungkin kecelakaanku ada hubungannya dengan Adrian?

Setelah mandi aku mulai berpikir... Adrian pernah bilang supaya aku tak bersikap sombong karena berhasil mendapatkan Nadia. Bisa saja dia yang merusak rem mobilku sehingga tak dapat berfungsi hingga akhirnya aku terkena kecelakaan. Ah sial! Tidak bisa ku biarkan....

"Arya kondisi Nadia semakin memburuk, cepatlah kembali ke rumah sakit!"

Bi Yati menghubungiku dan mengabarkan kondisi Nadia... tidak.... jangan tinggalkan aku Nadia sayang....


Bersambung....



Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang