21 - Still can't choose

646 29 4
                                    

Mohon memberikan vote dan komennya.....






Arya

Baru kali ini aku mendengar Nadia berkata kasar padaku dan mengumpat. Padahal dulu dia tak seperti ini dan aku tak mengerti kenapa dia banyak berubah. Aku merasa marah dengan sikapnya yang tidak menghormatiku sebagai suami dan ingin memberinya pelajaran namun berakhir Nadia menangis histeris. Baru kali ini juga aku melihat Nadia menangis seperti itu dan begitu tak tega melihatnya....

Nadia terus menangis dan mendiamiku selama berhari-hari. Beruntung aku bisa membohongi Soraya dan berkata jika selama seminggu ada rapat di luar kota. Tapi kondisi Nadia malah memburuk dan dia jatuh sakit. Aku jadi merasa bersalah karena sudah menyakitinya selama ini tapi sungguh aku sangat mencintainya dan tidak akan pernah mau melepasnya. Jelas kondisi buruk ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut begitu saja.

Sampai mati pun aku tidak akan mau menceraikannya dan Nadia harus terus berada dalam genggaman. Aku memang egois dan sampai saat ini tidak bisa memilih diantara mereka berdua. Aku harap di kemudian hari tidak terjadi masalah yang besar dalam rumah tanggaku. Sekarang baru ku rasakan kalau berpoligami itu memang sulit dan melelahkan.

"Sayang gimana kondisi kamu sekarang? Udah baikkan kan?"

Selama berhari-hari Nadia sakit, dengan telaten aku mengurusnya bahkan seringkali aku izin untuk tidak berangkat ke kantor. Nadia demam karena stres dan kelelahan yang tentu saja ini semua akulah penyebabnya.

"Aku baik-baik aja.."

Nadia masih bersikap dingin dan keceriaan telah hilang dari dirinya. Aku tidak mau dia begini, aku mau Nadia kembali menjadi wanita yang ceria dan penuh semangat nan cantik seperti bunga matahari. Apa yang harus ku lakukan untuk mengembalikan senyumannya lagi?

"Nadia hari ini kita jalan-jalan keluar yuk supaya kamu bisa sedikit refreshing!!" Ucapku berharap ketegangan diantara kami berakhir.

Nadia tidak merespon ucapanku dan tidak pula berkata tidak. Meskipun pada akhirnya dia mau pergi bersamaku keluar walau wajahnya masih pucat. Semoga saja cara ini berhasil untuknya...

Kami telah sampai di taman dan aku membujuknya untuk segera keluar dari mobil. Namun Nadia menolak dan hanya diam seperti patung. Dengan helaan nafas panjang akhirnya kami hanya terdiam di mobil beruntung kaca mobil ini gelap sehingga tak terlihat dari luar.

"Nadia aku minta maaf sayang jangan marah lagi.." ucapku memohon.

Dia tetap diam tidak bergeming sehingga aku membawanya dalam pangkuanku. Kini aku memegang wajahnya supaya dia bisa menatapku. Dia terlihat sangat sedih dan matanya begitu sembab.

"Aku cinta kamu Nadia aku benar-benar cinta kamu...."

Aku menciumi seluruh wajahnya tapi Nadia tampak tidak peduli. Rasanya hatiku sedikit teriris karena istriku ini telah mengabaikanku. Tak menyerah aku pun mulai mencium bibirnya meskipun dia tak membalas.

"Lakukan dengan cepat mas..."

Setelah aku menciumnya Nadia melepas kancing blusnya sendiri hingga terlihat tubuh bagian atasnya. Dengan tatapan kosong Nadia memperlakukanku seperti pria yang gila seks. Aku memang sangat suka bercinta dengannya tapi aku tidak menganggap Nadia sebagai wanita pemuas nafsuku. Aku mencintainya dengan tulus dan apa yang dia lakukan membuat hatiku ini sangat sakit.

Dengan segera aku mengancingkan blusnya lagi dan mencium keningnya. Setelah itu aku memutuskan untuk menyetir lagi dengan Nadia yang masih dipangkuanku. Kami saling diam dan suasana semakin dingin. Sumpah bukan ini yang ku inginkan!! Apa mungkin aku tak bisa melihat Nadia ceria lagi?

Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang