34. SAMA LO, BAHAGIANYA BEDA

13.1K 386 0
                                    

hi! apa kabar?

sebelum baca, jangan lupa buat vote dan komen!

biar mamaku bangga, hehe.

so, enjoy guys! 😋

34. SAMA LO, BAHAGIANYA BEDA

.

.

.

"Tetap gini terus, ya? Azeliya Jackson milik Pangeran Kenzo Radeva

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tetap gini terus, ya? Azeliya Jackson milik Pangeran Kenzo Radeva. Selamanya, sampai akhir masanya."

~Pangeran Kenzo Radeva

🌷🌷🌷

BEL istirahat pertama, baru saja berbunyi. Semua murid, keluar dari kelas masing-masing. Termasuk Azel, Nayla, dan Maudy yang sedang berjalan beriringan menuju ke kantin. Perut mereka, rasanya sudah minta diisi.

Di Koridor, tanpa sengaja Azel berpapasan dengan Miko dan teman-temannya. Cowok itu memanggil Azel, memintanya untuk berhenti sebentar. Sepertinya ada yang ingin dibicarakan.

"Ada apa, Mik?" tanya Azel.

"Lo bisa ke rooftop, nggak? Dari jam kedua tadi, Kenzo bolos sendirian di sana."

"Bisa," jawab Azel.

"Okey, cantik. Gue duluan, ya?" Azel mengangguk singkat.

Miko bersama inti WOLFIGER geng berjalan pergi meninggalkan Azel, Nayla, dan juga Maudy.

"Lo duluan aja, gue mau samperin Ken," izin Azel.

"Iya deh... Yang udah punya ayaang," ujar Nayla mengejek. Dia menggandeng mesra tangan Maudy, membawanya pergi menuju ke kantin.

Sedangkan Azel, dia sudah berjalan menyusuri koridor, menuju ke rooftop. Menyusul Kenzo, yang katanya sedang bolos.

Saat membuka pintu rooftop, pemandangan pertama yang Azel lihat adalah tubuh terbaring Kenzo di sofa. Dia tertidur, menggunakan kedua lengan sebagai tumpuan. Keadaanya berantakan, sangat cocok menjadi buronan guru atau BK.

Perlahan, kaki Azel melangkah mendekati cowok itu. Di bawah sofa, terlihat beberapa bekas putung rokok. Tidak perlu ditanyakan pun, Azel sudah tahu jawabannya. Kenzo masih tetap bandel, dan juga belum bisa meninggalkan kebiasaan buruk itu. Bukannya Azel sok ngatur atau apa, dia hanya tidak ingin laki-laki itu terlalu sering mengonsumsi benda yang dapat merusak tubuh itu.

Azel berjongkok, netranya fokus mengamati setiap inci pahatan wajah Kenzo. Terlihat begitu sempurna, apalagi saat tertidur seperti ini. Wajahnya sangat damai dan menenangkan. Azel mengulum senyum melihatnya. Pacarnya sangatlah tampan.

PANGERAN KENZO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang