43. ASKAR DAN BARA, SATU ORANG?

8.1K 273 2
                                    

haii!

btw sebelum baca jangan lupa buat vote dan komen okay? biar mamaku bangga 😍

43. ASKAR DAN BARA, SATU ORANG? 

happy reading....

.

.

.

"Jika pelangimu sudah kau temukan, jangan lupakan payung yang sudah menemanimu disaat hujan."

~Zizi selaku author

🌷🌷🌷

KETIKA sedang bercermin, Azel menyadari bahwa kalung mawar putih yang dipakai semalam hilang. Dia meraba-raba lehernya, namun tidak ada di sana. Lalu dimana kalung itu? Dia berusaha mengingat-ingat kejadian tadi malam.

Ah ya! Azel ingat, semalam dirinya bertabrakan dengan seseorang, dan lumayan kuat juga. Apakah kalungnya terjatuh waktu itu? Tapi Azel tidak ingat sama sekali.

"Gue harus ke sekolah sekarang," Gadis itu segera mengambil tas, menyampirkan nya di bahu kiri. Dia menuruni tangga terburu-buru.

Baru saja ingin berjalan menuju ke pintu, tiba-tiba Viola datang memanggilnya. "Kamu nggak sarapan dulu, Zel?"

"Nggak. Azel buru-buru."

"Yaudah, bunda bawain bekal ya?"

"Tapi--"

"Udah, bentar. Bunda ambilin," kekeh Viola berlari ke dapur, menyiapkan bekal untuk putrinya.

Pikiran Azel berkecamuk. Kenapa Viola begitu baik kepadanya? Kenapa Azel merasa tersentuh atas perhatiannya? Azel menjadi merasa seperti orang jahat atas sikapnya kepada Viola kemarin-kemarin.

Lima menit kemudian, Viola datang membawa kotak bekal buat Azel. "Jangan lupa dimakan, ya?" pinta Viola seraya tersenyum manis.

Azel hanya berdehem pelan, kembali melangkahkan kaki keluar dari rumah. Dia harus segera ke sekolah untuk menemukan kalung miliknya.

Bagaimana kalau ada seseorang yang menemukan kalungnya terlebih dahulu? Sungguh, Azel tidak akan ikhlas. Hanya kalung itu, dan gantungan bulan sabit yang dia punya. Dua benda itu, adalah pemberian dari Askar yang masih terjaga.

*********

Sampai di SMANJA, langsung saja Azel menuju ke tempat semalam. Dia melihat kebawah dan mencari, namun tidak ada sama sekali. Lalu, dimana kalung itu? Apa mungkin sudah diambil orang? Atau hilang di tempat lain? Azel pusing sendiri, memikirkannya.

Bolehkah Azel menangis? Itu adalah kenangan dari cinta pertamanya, Askar. Dari lama, Azel menjaga benda itu dengan baik. Seharusnya semalam ia tidak memakainya. Benar saja, hilang.

"Maaf, Kar. Aku gagal jaga kalung dari kamu," cicit Asel merasa bersalah.

Dia melangkahkan kakinya menyusuri koridor, menuju ke kelas XII-IPA 1. Wajahnya sangat kusut, membuat teman kelasnya terheran.

"Zel, lo kenapa?" tanya Nayla ketika Azel sudah duduk di bangku.

"Kalung yang gue pakai semalam, hilang," Azel menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan. Mood nya hari ini menjadi sangat buruk.

PANGERAN KENZO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang