PANGERAN KENZO [END]

63. BERLAKU UNTUK SELAMANYA

haloooo! apa kabar?

bagaimana dengan hari ini? udah bahagia? pokoknya harus 🐥🐰

sebelum baca, jangan lupa buat vote dan komen, okay? biar zizi semangat 🌹

enjoy

63. BERLAKU UNTUK SELAMANYA

happy reading...

.

.

.

"Pernyataan cinta gue pada Kenzo, bukan hanya berlaku untuk sekarang. Tapi selamanya."

~Azeliya Jackson

🌷🌷🌷

JASAD Clares, sudah dibawa pulang untuk segera dikebumikan ke TPU setempat, daerah rumahnya. Semua warga di sana, datang untuk melayat dengan berpakaian serba hitam.

Andra yang mengurus hampir semuanya. Bahkan kini dia sedang mengadzankan jenazah Clares. Air mata Andra mengalir, dipenuhi rasa penyesalan mendalam. Kehilangan seseorang yang pernah menemani selama belasan tahun, ternyata sangat berat.

Dulu sekali, Andra tidak pernah menganggap mantan istrinya itu. Clares berjuang sendiri untuk tetap menjadi istri yang baik, namun selalu dia abaikan. Andra selalu menyakitinya karena dia sendiri tidak pernah cinta. Andra juga benci, karena merasa hidupnya berantakan setelah adanya Clares.

Dan sekarang, Andra benci akan takdir yang mempermainkan perasaannya.

Setelah pemakaman Clares benar-benar selesai, semuanya memejamkan mata dengan tangan mengadah, mendoakan wanita tersebut. Semoga, dia yang berpulang mendapat tempat terbaik disisi Tuhan. Clares terkenal baik, ramah, hingga banyak manusia menyukainya.

Teruntuk Clarestania, selamat berpulang dan semoga perjalanannya menyenangkan.

"Mama... Azel akan berusaha ikhlas, tenang aja. Tapi tolong, setelah ini bahagia dan jangan sakit lagi," batin Azel diiringi air mata yang terus saja berjatuhan.

Azel berjongkok, mengusap batu nisan bertuliskan nama mamanya. Jio juga turut berjongkok disamping Azel, mendampingi gadis itu.

"Maaf untuk luka saat bersamaku. Mungkin selama ini, aku belum pernah mengatakan cinta. Tapi ketahuilah, bahwa sebenarnya cinta aku pernah ada untuk kamu, Clares..," ucap Andra dalam hatinya dengan tulus.

"Andai aku tidak menyangkal perasaan aku dulu, mungkin kita bisa lebih lama. Andai aku tidak ngucapin kata talak, mungkin kita masih bersama. Andai aku tidak telat menyadari cinta, mungkin kita akan bahagia. Andai---"