Sesampainya mobil grab itu sampai di lingkungan pesantren, Alya pun langsung melompat dari mobil untuk turun dan berteriak "Aku duluan ya, gaenak buat beliau semua nunggu" ujarnya
"Iya, Al" jawab Hana dengan berteriak
"Kalo ada apa-apa curhat ye, Al" teriak Melly
"Hati-hati ko, Al. Awas jatoh" peringat Ria
Tak butuh waktu lama Alya pun menginjakan kakinya di teras ndalem dengan keadaan sekujur tubuh yang bergetar dan perasaan hatinya sedang berkecamuk
"Mbak, Silahkan masuk ke ruang tengah mawon nggih, mpun dientosi" sapa mbak mbak khodam
"Nggih, mbak" jawab Alya
Segera lah Alya masuk masih dengan keadaan yang sama dan saat ia memasuki ruang tengah ia salam terlebih dahulu dan dijawab oleh semua yang berada disana
Setelah salamnya dijawab oleh semua orang, Alya hanya bisa menundukkan kepalanya dan duduk di lantai
Takut, satu kata itu adalah kata yang pas mendeskripsikan perasaan Alya saat ini. Dimana ia melihat wajah sang Abi sudah menatapnya dengan tatapan tajam begitu juga dengan sang Abang yang sudah berada disana, Namun beda dari sang Ummi, kini Ummi Alya saat ini sedang menatapnya dengan tatapan mata yang sayu dan seperti menahan tangis
Bukan hanya takut saja, tapi malu juga yang Alya rasakan, bagaimana bisa ia tak malu dalam fase seperti ini? Dimana Kyai, Nyai, Gus Rafka, Ning Aqilah, Gus Fatih dan Ning Fathiyah beserta suaminya
'Ya Allah, sebenarnya kesalahan apa yang pernah hamba buat hingga hamba bisa mendatangkan orang tua hamba dengan keluarga ndalem' batin Alya bertanya tanya
"Karena nduk Alya nya sudah datang, bisa dimulai ta, Le. pembahasannya sekarang?" tanya Kyai Syakir
"Riyen, Abah" jawab Gus Rafka
"Fathiyah, Minta tolong kamu periksa keadaan ndalem dan pastikan jangan ada satu santri pun yang masuk atau mendengarkan pembahasan ini" titah Gus Rafka kepada Ning Fathiyah
"Iya, Baba"
Setelah 5 menit lamanya Ning Fathiyah memeriksa, kini ia pun kembali ke ruang tengah sembari mengatakan "Sudah Fathiyah cek nggak ada siapapun, Ba. Tadi Fathiyah juga udah matur ke mbak mbak ndalem juga"
"Yasudah, kamu duduk.. Kita mulai pembahasan nya sekarang" putus Gus Rafka
"Pertama-tama saya disini mau minta maaf karena mengumpulkan kalian semua secara mendadak, tujuan saya mengumpulkan jenengan semua disini karena ada yang matur ke saya kalo salah satu dari anak kulo dan anak mas Fahri ini melakukan kesalahan"
Deg! sontak detak jantung Alya berdegup kencang saat mendengar kata 'anak mas Fahri ini melakukan kesalahan'
Sudah pasti jika Alya deg deg an saat ini, apalagi nama Abi nya yang disebut atas kesalahan anaknya dan sudah dapat dipastikan dengan jelas bahwa kata dari 'salah satu dari anak kulo(Gus Rafka) dan anak mas Fahri ini melakukan kesalahan' Alya sudah menduga jika salah satu dari anak Abi nya, yang telah melakukan kesalahan saat ini adalah dirinya
"Tapi untuk mengetahui benar dan salahnya belum diketahui secara pasti. Maka dari itu pertemuan ini saya jadikan buat sesi pertanyaan untuk keduanya" imbuh Gus Rafka
"Saya disini bukan orang yang suka basa-basi, jadi perkenankan saya untuk tanya ke mereka berdua" ucap Gus Rafka lagi
"Sudah, Dek. Kamu langsung tanyakan saja" cetus Ustadz Fahri yang diduga Abi Alya
"Tadi pagi, ada seseorang yang matur ke kulo, kalau ada kejadian tinggal seatap sama yang bukan mahram berduaan di ndalem ini, apakah benar?" Tanya Gus Rafka
KAMU SEDANG MEMBACA
EL-FATIH (END)
Teen Fictionبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ANAK NYA NADHIELFATHAN