18.05, Mansion Al-Fatih
"Memey" panggil Gus Fatih manja dengan menghampiri Alya di kasur big size nya
"Dalem, Kenapa Mas?"
Gus Fatih membaringkan tubuhnya di samping Alya dengan memandangi wajah cantik Alya yang saat ini tidak mengenakan cadar
"Kok masih main laptop lagi? katanya udah selesai"
"Udah, ini tinggal nyerahin ke penerbit nya saja kok"
"Malam ini, Memey, mau makan apa, hm?"
"Tumben banget manggil aku 'Memey'?" heran Alya
"Sekali-kali, Humaira"
"Yahhh, kok ganti Humaira lagi, sih, hihihi" ujar Alya kecewa namun tidak, ia merasa lucu karena Gus Fatih langsung tak mau memanggilnya dengan nama panggilan sayang nya
Beberapa menit kemudian, Gus Fatih bangun dari tidurnya dan duduk menatap Alya dan mengatakan "Mey, ada yang mau Mas tanyain ke kamu"
Mendengar itu, Alya pun langsung menghentikan jari jari nya yang bergoyang di keyboard dan langsung menyingkirkan laptop itu terlebih dahulu
"Mas Alfa, mau tanya apa?"
"Kalo mas minta kamu berhenti jadi penulis, kamu mau nggak?"
"Kenapa tiba-tiba Mas Alfa nyuruh aku berhenti?"
"Mas gamau lihat kamu sibuk trus seperti beberapa hari belakangan ini yang selalu revisi naskah sampe kepala kamu pusing, mata kamu sakit, tangan sampe badan sampe cape semua. Mas gamau lihat kamu kayak gini, Mas ga bisa, Mas ga tega,"
"Kalo Alya nolak, gimana?"
"Kalo Memey mau nolak, Memey bisa kasih alasannya dulu?"
Alya menarik nafas dan menghembusnya pelan, Ia menatap wajah Gus Fatih sekilas dan beralih ke tangan kekar suaminya dan menggenggamnya
"Mas Alfa tau, nggak? Dulu waktu Alya masih duduk di bangku kelas 7 MTs... Alya tuh benci banget sama pelajaran Bahasa Indonesia, apalagi kalo tema pelajaran nya itu disuruh buat cerita, cerpen, komik atau apapun itu yang ada dialognya. Jujur dulu Alya benci banget, karena Alya dulu selalu salah dalam menempatkan huruf besar, tanda titik, koma, seru, tanya bahkan petik. Tapi setelah Alya duduk di bangku kelas 8 saat itu, tiba-tiba Alya suka banget yang namanya novel, dan beberapa bulan saja Alya dari kelas 8 itu, dengan izin Allah, Alya sudah bisa membuat 1 novel dengan mudah dan bahkan random banget Alya tuh pernah doa 'Ya Allah, Semoga aku bisa seperti penulis di novel ini. (novel yang pernah dibaca) Yang dimana disetiap kata dan bab novel ini penulis nya bukan hanya bisa memberi adegan romance, tapi juga kandungan ilmu yang bermanfaat bagi pembaca nya. Semoga kelak aku bisa menjadi penulis seperti itu dan semoga aku juga bisa menjadi penulis yang dikenang oleh setiap pembacaku, Aamiin' Setelah Alya jatuh cinta dengan semua hal yang berkaitan dengan novel, Alya mulai suka menulis. Alya suka bercerita dengan bebas melalui semua tulisan Alya karena jika dengan Alya menulis, apapun yang ada di hati Alya, dengan mudah akan Alya ungkapkan walau Alya memiliki lisan. Tapi bagi Alya mengungkapkan perasaan hati itu lebih nikmat melalui tangisan jika bersama Allah, melalui tulisan jika ingin mengabadikan dan melalui lisan itu hanya untuk diceritakan ke orang sebagai pembelajaran, dan selebihnya sebaiknya simpan. Dan sekarang? Alya suka sama pelajaran ini dan Qadarullah, Alya berhasil buat beberapa buku dan diterbitkan di penerbit mayor. Alya sekarang bisa menempatkan huruf besar dan kecil ditempatnya, tempat semua tanda dan sebagainya. Semua ini memang terlihat mudah jika hanya dipandang, namun terlihat susah jika dirasakan"
"Buat kerangka alur, mikir nama tokoh, mikir sifat tokoh, nentuin tema, nentuin alur, belum lagi godaan tiba-tiba ga yakin sama naskah sendiri, belum writer block, atau pernah udah nulis banyak eh tiba-tiba belum ke save tiba-tiba hilang dan banyak lagi... Kalo boleh Alya jujur, semua proses buat ngetik dan nulis novel itu bikin pusing, ribet, dan pasti bikin nangis. Munafik banget kalo Alya ngomong 'nggak'. Buat novel memang seribet ini, Mas. Tapi Alya gamau berhenti karna Alya sudah cinta sama dunia kepenulisan ini, Alya cinta sama kata di setiap bait, quotes, motivasi, dan segala tanda huruf dan spasi nya"
KAMU SEDANG MEMBACA
EL-FATIH (END)
Подростковая литератураبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ANAK NYA NADHIELFATHAN