ISTRI PELIT

15.9K 738 7
                                    

"Hasilnya samar" lirih Alya dengan menunduk

"Boleh, Fathiyah lihat?"

Alya menyerahkan benda putih itu ke adik iparnya

"Ma Syaa Allah, Tabarakallah... Garis dua!!!" heboh Ning Fathiyah dengan memeluk tubuh Alya yang setara dengannya

"Alhamdulillah Ya Rabb" lirih Gus Fatih pelan dengan mengusap wajahnya

"Tapi itu samar" cicit Alya kecewa

"Tapi ini garis dua, Mbak" bantah Ning Fathiyah dengan wajah sumringah nya

"Tap-..."

"Sudah, mending kita cek ke rs" putus Gus Fatih

Setelah ketiga insan itu sampai di rumah sakit milik Baba nya, Ning Fathiyah pun langsung mengajak kekasih halal itu menuju ruang obgyn

Setelah beberapa menit melakukan pemeriksaan, Ning Fathiyah pun bertanya kepada dokter perempuan yang kini menangani saudari iparnya itu

"Kak, gimana keadaan Mbak Alya?" tanya Ning Fathiyah kepada dokter obgyn yang diduga dokter seniornya

"Barakallah, Selamat nggih Gus, Ning. Sekarang ini Ning Alya positif hamil dan kandungan Ning Alya sekarang sudah menginjak usia tujuh minggu" jawab sang dokter

Kaget? Jelas. Bagaimana bisa Alya tak kaget saat mendengar jika saat ini dirinya tengah mengandung. Hanya satu pertanyaan yang kini ada dipikirannya 'Apakah aku bisa mendidik anakku dengan baik?'

"Oh ya Gus, Ning... Karena ini kandungan ning nya masih lemah karena usia nya muda saya tuliskan resep vitamin penguat kandungan, ya? Dan mohon kerja sama buat Ning Alya untuk sekarang ini jangan bekerja yang capek-capek dulu, jangan berpikiran yang berlebihan dan harus berhati-hati" imbuh sang dokter lagi

Mendengar itu Alya pun menatap Gus Fatih sekilas karena pada saat Alya menatap suaminya ternyata sang empu sudah menatapnya dengan mata tajamnya seolah-olah mengingatkan betapa lelahnya Alya pada saat melakukan revisi beberapa hari lalu

"Syukron, Dok" ucap Alya

"Afwan, Ning"

Setelah selesai, ketiga insan itu pun keluar dari ruang obgyn

"A'a sama Mbak Alya langsung pulang?" tanya Ning Fathiyah

"Iya, Ning. Takutnya Gus Fatih mual lagi, kasihan" jawab Alya

"Mana mual nya ga bisa diprediksi lagi, mual kapan selesainya kapan, kasihan, ya?" bisik Alya kepada Ning Fathiyah

Mendengar apa yang diucapkan oleh saudari iparnya di telinganya, Ning Fathiyah pun menutup mulutnya menahan tawa. Hingga akhirnya ia Ning Fathiyah memutuskan untuk tidak tertawa dan mulai mengatur mimik wajahnya saat melihat wajah datar sang A'a kini tengah menatapnya tajam sebagai pertanyaan 'Lagi ketawain apa?'

"Alya, saya dengar apa yang kamu bisikan ke Fathiyah" papar Gus Fatih menatap wajah Alya

"Eee-..." gugup Alya dengan wajah bingungnya

"Asstaghfirullahaladzim... Fathiyah lupa habis ini ada jadwal op... A'a, Mbak Alya. Fathiyah pamit dulu, ya? Dada! Assalamualaikum" pamit Ning Fathiyah melarikan diri sebelum ternyata perang disana

"Dedek jangan lari, ingat kandungan kamu!" tegur Gus Fatih dan Ning Fathiyah pun langsung berjalan kembali dengan memperlihatkan ibu jarinya kepada dua kekasih halal yang kini menatapnya dari belakang

Gus Fatih kembali menatap Alya dengan wajah datarnya dan Alya masih sama kini dengan wajah takutnya

"Eee... Nggak kok, Alya nggak bilang apa apa ke Ning Fathiyah" ucap Alya dengan wajah gugupnya

EL-FATIH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang