Holla, Mohon baca bab ini dengan seksama yaa? soalnya aku sharing doa jodoh nih wkwkwk, Happy Reading!!
🌷🌷🌷
Malam pun tiba, kini Alya masih tetap mengenakan mukenah nya dan memuroja'ah hafalannya, baginya tidak ada ketenangan selain itu
Bagaimana bisa Alya tenang, sedangkan dulu orang yang ia nanti-nanti malah jadi orang yang paling menyakiti
"Al, ayo tidur, ntar telat lho bangun tahajud nya" peringat Hana
"Iya Alya, ko tidur saja la, jangan lah ko pikirin kali si bunglon angora itu" sahut Ria
"Udah kali Al, lo tidur aja. Udah lo lah lo tuh nggak usah pikirin si maulana lagi, belum tentu disana dia mikirin lo sampe segini nya. Dah cukup lo nangisnya, air mata lo tuh terlalu berharga buat dia" kini Melly juga ikut berbicara
"Aku nggak mikiran dia kok, aku cuma mau benerin hafalan ku aja, soalnya akhir-akhir ini hafalan ku ambyar. Oh ya, udah malam nih, kalian tidur dulu deh" jawab Alya dengan wajah tenang nya
"Yaudah, tapi kamu nanti jangan tidur kemalaman lho, Al" peringat Hana
"Sa tidur dulu he, sa sudah mengantuk kali ini, hooamm!!" sela Ria dengan menguap
"Sedeket itu kah lo sama Allah Al? sampe masalah besar kek gini aja lo bisa setenang dan sekuat ini" tanya Melly
Alya mengulas senyum tipis dan berkata "Buat apa aku mikirin semua ini? dunia ini tuh fana' Mel. Kalo aku ditanya aku jawab baik-baik saja, berarti aku bohong, karena sebenarnya aku rapuh"
"Aku tidak mau memikirkan apa yang telah terjadi setelah hari ini, karena semua sudah tertulis di Lauhul Mahfudz-Ku. Bagiku, jika aku terlalu khawatir akan bagaimana aku kedepannya, besok nasib aku bagaimana, itu sama saja aku meragukan Allah, dan bagaimana mungkin aku berani memikirkan itu" imbuhnya lagi
"Sudah ya, aku mau ke taman dulu, biar khusyuk juga muroja'ah ku" pamit Alya
~
1 Jam
2 Jam
3 Jam, Alya masih duduk di bangku putih taman, ia masih terus memuroja'ah hafalannya hingga tiba-tiba terdengar suara petir yang menggelegar menyapa di gendang telinga Alya
Dan tak lama hujan pun mulai turun deras membasahi tubuh Alya yang berbalut mukenah itu, merasa dirinya diguyur hujan, bukan malah menepi Alya malah menutup Qur'an kecilnya dan menutup resleting Qur'an tersebut
Ia taruh Qur'an kecilnya di meja depan bangku, dan ia mulai menikmati air hujan yang mengguyur badannya dengan mata terpejam lalu melipat kedua tangannya dan menurunkan kepalanya ke dalam lipatan tangan itu dan berdoa dalam hati
"Bismillahirrahmanirrahim, Allahumma Shoyyiban Naafi'an" <<< Adalah do'a turun hujan
"Ya Allah, di malam ini, dan hati ini, menjadi saksi bahwa aku sedang berdoa kepadamu Ya Rabb... Ya Allah, semoga setelah kau patahkan hati ini akan penantian ku kepada laki-laki itu kau ganti laki-laki yang lebih baik untukku, dan mohon hadirkan laki-laki yang fataan, mutadayyinan, muta'alliman, jamilan jiddan jiddan. Aamiin" dan saat itulah air mata Alya luruh lagi, bukan hanya hujan malam itu yang deras, air mata Alya juga kini tak kalah deras dengan hujan yang tengah menyelimuti dirinya
----___----
Wait, wait, wait, dari kata italic di do'a Alya barusan, itu ada doa nya juga lho, sini aku spil
Allahummarzuqni fataan mutadayyinan muta'aliiman jamiilan jiddan jiddan,ghaniyyan,mutadayyinan,wa thoyibah roo ihatuhu
KAMU SEDANG MEMBACA
EL-FATIH (END)
Fiksi Remajaبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ANAK NYA NADHIELFATHAN