“Kamu boleh mencintai siapapun dan apapun, tapi jangan sampai rasa cintamu itu lebih tinggi daripada rasa cinta yang kau labuhkan kepada Rabb-Mu”
“Layaknya orang yang menggenggam pasir pantai, jika pasir itu digenggam dengan erat, maka pasir tersebut akan hilang dari genggaman nya”
-Alfarazky Rifqi Al-Fatih
🕊️🕊️🕊️
"Mau minta izin apa?" tanya Alya penasaran
Dengan perasaan campur aduk mau tak mau Gus Fatih harus menyampaikan niatnya "lusa, Mas mau izin dakwah ke luar pulau... sendirian, boleh?"
Mendengar itu, senyuman Alya saat ini kian memudar. Saat ini yang dipikirannya hanyalah 'apakah suaminya saat ini malu untuk mengajak istrinya berdakwah lagi, dikarenakan badan Alya melebar lantaran hamil?'
"Kenapa tiba-tiba banget?" papar Alya yang langsung berdiri dari ayunannya
Melihat istrinya yang saat ini sudah berdiri dengan nada bicara yang cepat dan tegas, Gus Fatih tau jika saat ini Alya sedang marah
Mengetahui hal ini, Gus Fatih tak kaget karena hal ini sudah menjadi prediksinya dari tadi, ia sudah menduga jika dirinya pamit dakwah sendiri Alya pasti tidak akan terima begitu saja
"Aslinya Mas dapat undangan ini sejak lama, tapi-..."
"Tapi kenapa harus dakwah sendiri?" potong Alya cepat
"Mey tenang dulu" pinta Gus Fatih dengan mengelus satu pipi Alya "Duduk dulu, minum airnya" pinta Gus Fatih dan disaat marah seperti ini Alya tetap menurut
Gus Fatih mulai menarik nafas dalam dan menghembusnya pelan dan mulai membingkai wajah Alya dengan tangan kekarnya seraya menjelaskan
"Mey, pertama-tama Mas mau minta maaf dulu karena izinnya mendadak.. Yang kedua, kenapa Mas minta nya dakwah sendiri? ya karena Mas nggak mau buat kamu sama jantung hati kita capek.. Yang ketiga, Mas janji akan segera pulang setelah dakwah Mas disana selesai"
"Mas Alfa tega ningalin Alya sendiri di mansion?... Mansion kita gede lho, Mas" tanya Alya dengan matanya yang sudah berkaca-kaca
"Mas nggak akan tega kalo ninggalin kamu sendirian di Mansion, Mey. Tapi mungkin sebelum Mas berangkat, kamu Mas antar ke ndalem, atau ke Mansion Baba sama Umma, atau mau pulang ke Abi sama Ummi, Tafadholly"
"Memey mau di ndalem aja"
"Yaudah, nanti biar Mas suruh santri pengabdi buat bersihin, ya?"
Alya mengangguk pasrah, namun detik setelahnya ia bertanya kembali "dakwah Mas Alfa harus banget lusa?"
"He'em, soalnya guru Mas yang di Mesir lagi sowan kesini jadi-..."
"Jadi ini perintah guru Mas Alfa?" tebak Alya dan Gus Fatih mengangguk
Melihat suaminya mengangguk Alya pun hanya bisa menghela nafas pelan, baginya tak ada alasan lagi yang bisa ia berikan kepada suaminya untuk menahan tidak berangkat. Mengingat ridho guru itu sangat susah didapat dan harus didapatkan, Alya pun mengizinkan Gus Fatih untuk berangkat
Karena tidak mungkin juga kan, jika dirinya menahan suaminya yang saat ini khidmah dan mengharap ridho gurunya namun ia tahan?
~
16.45, Lobby Bandara
Hari keberangkatan pun tiba, saat ini Gus Fatih diantarkan oleh Alya, Umma, Baba, Jaddi dan Jiddah nya... Jika Ning Fathiyah ikut apa tidak, jawabannya tidak, karena kedua pasutri itu sedang berlibur ke luar negeri beberapa hari yang lalu untuk menuruti nyidam Ning Fathiyah
KAMU SEDANG MEMBACA
EL-FATIH (END)
Teen Fictionبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ANAK NYA NADHIELFATHAN