"A-abi?" gagap Alya saat ia menyadari bahwa dada bidang yang ia tabrak itu adalah dada bidang dari sang Abi
"Masuk!" ucap Fahri dingin dan Alya pun mulai memasuki mansion
"Mau kemana? Turun dan jelaskan kepada Abi disini!" titah Fahri saat melihat Alya sedang menaiki tangga
'Ya Allah...' batin Alya
"Aleeya Dzakira El-Humayra, apa kamu tidak mendengar ucapan Abi?" tanya Fahri dengan suara yang mulai menggelegar di ruang tamu itu
Langkah demi langkah, Alya pun mulai menuruni tangga dengan perasaan yang tak karuan
Pandangan matanya yang masih menunduk kebawah dan tidak berani menatap wajah datar dari sang Abi
"Mas, Apa Alya sudah pul-.." tanya Mayra tercekat saat mendapati suaminya yang sedang menatap tajam sang putri
Dari lantai dua, Mayra dapat menyaksikan langsung bagaimana mengcengkam nya suasana di lantai dasar sana, ditambah ia mendapati putrinya yang sedari tadi menunduk
Mayra yang melihat itu pun memutuskan untuk menuruni tangga dan menghampiri suami dan putrinya yang sedang berada di ruang tamu
"Alya, dari mana saja kamu nak? kenapa jam segini baru pulang? trus kenapa ga ada kabar sama sekali kalo kamu pulang telat?" cecar Mayra
"Mayra... Ajarkan kembali kepada Alya tentang pergertian dan apa itu izzah, iffah, dan marwah" belum sempat Alya menjawab, kini Fahri sudah memotongnya
"Maksud mas?"
"Seperti yang kamu lihat disini. Putri kita ini pulang sudah melebihi jam aturan dari mas, pulang telat tidak ada kabar, ditambah lagi ia pulang diantar yang bukan mahramnya"
"Abi, Alya bisa jelasin" kini Alya berbicara
"Benar apa yang dikatakan Abi mu nak?" tanya Mayra
"Benar Ummi, tapi Alya punya alasan untuk-..."
"Alasan apa lagi Alya? apa ini alasan kamu menolak Abi masukin pesantren supaya kamu bisa main bareng sama laki-laki diluar sana?"
"Nggak, Abi"
"Lalu? ... Alya, bagaimana bisa Abi ini mendakwahi bapak-bapak dan ibu-ibu diluar sana untuk memperhatikan anak-anaknya dan Abi juga memberi cara mendidik anak yang baik seperti apa, dan menyikapi anak bagaimana. Tapi kenapa Abi gagal mendidik putri Abi sendiri?"
"Maaf, Abi"
Disaat-saat seperti ini Alya hanya bisa menundukkan kepalanya dan meminta maaf, bagaimana mungkin Alya bisa mengangkat kepalanya? Sedangkan sang Abi tengah menatapnya dengan tatapan tajam. Ditambah dengan sang Ummi yang hanya bisa diam dan pasrah apabila terjadi sesuatu pada putrinya ini nanti akan dimarahi habis-habisan oleh sang Abi
"Abi, Ummi, maaf atas kelakuan Alya pada malam hari ini. Tapi Wallahi Abi, Ummi, Alya nggak berbuat apa apa, itu tadi ojol yang nganterin Alya"
"Ojol? mana ada ojol motornya ninja ZX-25R seperti itu?" papar sang Abi
Mendengar itu Alya pun mengangkat kepalanya, menatap sang Abi dan menjawabnya
"Ada, Abi. Buktinya itu tadi, yang nganterin Alya sampe pintu gerbang?" jawab Alya dengan entengnya
Mendengar jawaban polos dari mulut sang putri, Mayra pun menahan tawa nya hingga terdengar suara kecil
"Alya, Abi serius!"
"Ya Allah Abi ku yang paling ganteng sejagat raya, Abi pikir?, dengan Abi sidang Alya seperti ini, Alya nggak serius?"
Lagi-lagi jawaban Alya berhasil membuat Mayra tersenyum kecil dan menutup bibirnya. Mayra melakukan itu agar Fahri tak tahu bahwa dirinya sedang menahan tawa akibat jawaban dari Alya. Namun bukan Fahri namanya jika tidak memiliki pendengaran yang tajam, sehingga dirinya saat ini bisa mendengar suara kecil yang keluar dari Mayra yang menahan tawa
KAMU SEDANG MEMBACA
EL-FATIH (END)
Ficção Adolescenteبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ANAK NYA NADHIELFATHAN