“Tuan Alfa memang bukan cinta pertamaku, tapi kan ku jadikan dia cinta terakhirku. Tuan bersarung batik hanya mampu membuatku jatuh cinta hanya satu kali, namun tuan bersarung abu ini? dia mampu membuatku jatuh cinta berkali-kali”
-Aleeya Dzakira El-Humayra-
-.-.-.-
"Mas Alfa, ayo sini ih" pinta seorang wanita cantik dengan Abaya biru wardah nya
"Mey, ayo pulang, semua pakaian kamu udah basah itu"
Gus Fatih dengan koko biru wardah dan celana putihnya, begitupun dengan outfit Alya yang senada dengannya, Abaya biru wardah, Khimar dan cadar putihnya yang membalut wajahnya
Kini keduanya sedang berada di sebuah pantai yang indah nan sepi, karena Gus Fatih lah yang membooking pantai ini khusus untuk dia dan istrinya saja.
Bukan bermaksud egois, namun Gus Fatih tak ingin memperlihatkan lekuk tubuh Alya, disaat sebagian tubuhnya telah basah karena setelah bermain air
"Bentar lagi, Mas.. Alya masih pengen renang"
"Ya Allah, Mey... Di Mansion kita udah ada kolam renang pribadi"
"Ya, tapi Memey mau nya renang disini"
Melihat jarak Alya yang kian mulai menjauh, dengan cepat Gus Fatih pun langsung berenang menghampiri Alya dan membawanya ke tepian secara paksa
Merasa dirinya hendak dibawa ke tepian Alya pun memberontak dengan memukul dada bidang Gus Fatih terus-menerus "Mas Alfaa!~"
"Sayang, bahaya!" sahut Gus Fatih dengan nada yang sedikit ia tekan
Mendengar suara Gus Fatih yang sedikit naik, Alya pun memukul dada bidang Gus Fatih untuk kesekian kalinya dan membelakanginya lalu menatap senja di sore itu
Bukan berniat memukul, namun Alya kaget saat Gus Fatih tiba-tiba menaikkan nada bicaranya. Bagaimana Alya tak kaget saat Gus Fatih menaikkan nada bicaranya? tentu saja dirinya kaget, karena selama ini baru sekali ini Gus Fatih menaikkan nada bicaranya
"Asstaghfirullahaladzim" lirih Gus Fatih saat menyadari bahwa dirinya telah menekan nada suaranya
"Memey, Afwan" ucap Gus Fatih namun Alya memilih untuk mendiami nya
Jika diluar sana banyak orang yang memandang senja dengan wajah yang penuh kekaguman, berbeda dengan Alya saat ini yang memandang senja dengan mata yang mengalir
"Mey, Wallahi, Mas refleks tadi"
Bukannya melihat istrinya berbalik kearahnya, namun ia melihat jika istrinya sedang mengusap wajahnya. Gus Fatih yang langsung paham jika saat ini Alya sedang menangis pun langsung berdiri dan duduk di depannya
"Mey, Mas-..."
"Agak sana-an duduknya, aku mau lihat senja, jangan dihalangin" sentak Alya dengan mendorong tubuh kekar Gus Fatih yang saat ini duduk didepannya
"Hey, sejak kapan kamu berani nyebut 'aku' ?"
"Bisa diem, nggak? berisik tau!" cetus Alya
"Nggak sopan tau, bicara ketus sama zauji" balas Gus Fatih sama dengan menirukan nada Alya yang baru saja mencetus nya
Keduanya sama sama melempar pandangan tajam, keduanya juga sama-sama diam. Hingga langit berubah menjadi ungu, Gus Fatih pun mulai berdiri lalu mengandeng tangan Alya dan menariknya pelan
Namun dengan cepat Alya langsung menarik tangannya dengan kasar sehingga membuat Gus Fatih menatapnya datar dan bertanya "masih nggak mau pulang? udah mau maghrib, ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
EL-FATIH (END)
Teen Fictionبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ANAK NYA NADHIELFATHAN