0,024. Penculikan

1K 28 0
                                    

Tiga hari setelah pengakuan itu ia tak kunjung keluar kamar. Ia mengurung dirinya di dalam kamar nya dengan langit senja yang sedikit menyinari ruang kamarnya.

Setelah mengatakan jika ia bukan Kayla kepada Hana dan Pratama ia sedikit lega karena ia tak usah lagi berpura-pura menjadi Kayla di depan mereka. 

Kegelapan yang sering ia lakukan kini hadir kembali dengan kedua mata yang mematung tanpa arti.

Memeluk kedua lutut nya di atas ranjang kecil luar balkon kamar sudah tiga hari ia lakukan. Ia tak mengantuk dan artinya ia tak tidur selama tiga hari setelah kejadian Selasa lalu.

Ia terus memikirkan tentang apa yang tak harus ia pikirkan, tentang ayah nya yang kenapa harus membohongi nya? Tentang dirinya yang harus bagaimana setelah semua kebenaran dirinya terungkap? Dia tak kuat tapi tubuh nya terus ia kuatkan demi gadis yang sudah menyelamatkan hidupnya.

"Gue ngga tau harus gimana Kay?" Tanya gadis itu dengan suara pelan dan serak.

Suara nya sangat serak karena tiga hari pun ia tak makan dan minum. Mengurung dirinya tanpa mau membukakan pintu untuk bik inem yang membawa makanan nya kedalam kamar. Hal hasil tubuh nya kini semakin kurus tapi kecantikan nya malah semakin bertambah.

Ddrttt

Suara ponsel terdengar di atas meja belajarnya ia menuruni ranjang dan berjalan menuju meja belajar dengan perlahan.

"Hallo" jawab nya.

"Hallo Kay, ini buk Marni. Sudah 4 hari kamu tidak masuk sekolah apa kamu baik-baik saja?" Tanya buk Marni yang menelepon.

"Saya baik-baik saja kok buk, cuman sedikit ngga enak badan aja"  balasnya bohong.

"Syukurlah kalau kamu cuman ngga enak badan, ibu cuman mau ingetin kamu kalau besok hari Olimpiade Sains Nasional kamu ngga lupa kan Kay?" Ucap buk Marni membuatnya tersentak kaget.

"Saya inget kok buk, insyaallah saya besok ke sekolah"

"Tapi kalau kamu masih ngga enak badan ngga usah dipaksakan ya kay, kan ada Jovita yang bisa menggantikan kamu" ujar buk Marni khawatir dengan suara Kayla yang sedikit aneh.

"Sekarang saya ngga papa kok buk, besok saya akan ke sekolah"

"Bagus kalau kamu sudah baikan, besok kita b ngumpul di sekolah dan jangan lupa bawa pakaian ganti karena kita tiga hari di Jogja" ujar buk Marni memberitahu.

"Baik buk" balas nya dan panggilan pun terputus.

"Gue bakalan buktiin Kay, ke semua siswa SMA Emas Garuda kalau Lo ngga sebodoh itu" ujar gadis itu menatap cermin di depan nya dengan senyum devil yang ia kembangkan.

🥀🥀🥀

"Lo mau kemana?" Tanya gadis itu saat ia ingin ke kamarnya tapi terhenti di kamar adik nya yang sedang memasukkan baju kedalam koper.

"Jogja" jawab singkat Jovita yang asik memasukkan baju kedalam koper.

"Ngapain lo ke Jogja?" Tanya sang kakak lagi dan duduk di ranjang adiknya.

"Gue ikut OSN"

"Oh" balas sang kakak dan kembali berjalan keluar kamar.

Drttt

Suara ponsel Jovita membuat Tamara berhenti lagi dan memandang wajah adiknya yang tak bersahabat saat ia menerima panggilan telepon.

"Kenapa?" Tanya Tamara tanpa suara tapi gerak bibir yang bergerak.

"Loh buk, bukan nya Kayla lagi sakit terus kenapa tetap Kayla yang ikut olimpiade. Seharusnya nya kan saya aja yang ikut olimpiade itu" marah Jovita saat buk Marni memberitahu.

K or KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang