0,048. Hati Seorang Ayah

169 8 0
                                    

Tepat di TPU kasih Samudra berjalan masuk dengan tatapan mencari satu objek yang ingin ia singgahi.

Langkah kaki nya terus berjalan masuk sampai di detik kuburan yang masih terlihat baru ia membaca batu nisan di hadapan nya.

Kekuatannya pun tiba-tiba menghilang begitu saja. Tanpa ada energi yang tersisa kedua lutut pun kini sudah terduduk sempurna di atas gundukan tanah kuburan.

Kepalanya sudah menunduk dalam. Janji untuk tidak menangis pun tiba-tiba hilang sekejap akan ketidakberdayaan nya dia disini.

"Berani banget Lo pergi sebelum gue izinin Lo pergi!!" Marah Samudra malah terlihat miris.

"KIA!!" Teriak Samudra dengan suara tangis yang begitu keras. Membuat orang lain dengar iba dan prihatin.

"Lo belum denger maaf dari gue!! Lo juga belum maafin gue!! Dan Lo juga belum tau kalau gue cinta sama Lo!! Dan sekarang Lo ninggalin gue sendirian dengan kedua mata ini" teriak Samudra dengan air mata berderai deras di pipinya.

"Gue ngga mau sendirian disini, Ki" lirih Samudra.

"Kalau Lo ngga ada buat apa gue hidup di dunia. Kalau Lo pergi tujuan hidup gue pun udah ngga ada artinya" lirih Samudra mengadu di atas kuburan yang sedikit lembab itu.

Kenangan Kiara bersamanya terus saja memenuhi memori nya, dan kenangan indah itu tidak akan pernah ia lupakan. Kiara adalah gadis pertama dan terakhir yang ia cintai. Kepergian Kiara mungkin akan membuat Samudra sulit membuka hati untuk orang lain. Entah untuk sekarang atau mungkin untuk selamanya.

"Seandainya saja Lo tau alasan gue ngusir Lo mungkin gue masih bisa lihat Lo di hadapan gue" kata Samudra akan terakhir kalinya ia bertemu dan bertengkar dengan Kiara.

Samudra tertawa hambar. "Seandainya Lo tau sekarang gue berharap waktu bisa berputar lagi mungkin.." jeda Samudra mengatur nafas nya berat. "Mungkin lo masih bersama gue. Dan gue ngga akan pernah lepasin Lo"

Tumpah ruah tangis Samudra saat usai menjelaskan semua yang ingin ia katakan pada gadis nya. Berat mungkin kata yang sangat pantas untuk keadaan Samudra sekarang.

🥀🥀🥀

Di sebuah mansion terasa semakin hari semakin sepi dan hening. Seakan bukan rumah atau tempat tinggal.

"Rumah ini bahkan sudah bukan rumah singgah lagi. Setelah Lo pergi dan Sabrina yang juga pergi gue sekarang sendirian" ujar Aleora menatap rumah megahnya dari atas, tanpa sadari mata berkaca-kaca nya luruh begitu saja.

Karena tak ingin mengingat sahabatnya serta adik nya ia pun beranjak untuk keluar. Karena dengan di luar ia akan sedikit lupa dengan mereka.

DRTTT

Suara ponsel Aleora terdengar dari saku roknya. Ia mengambil ponsel itu dan terlihat jelas nama Samudra yang menelpon.

"Hallo. Lo dimana? Ada yang mau gue obrolin sesuatu sama Lo"

"Cafe Lavender. Gue tunggu Lo sekarang" jawab Aleora yang sudah memutuskan panggilan. Ia pun berjalan menuju mobilnya dengan pikiran yang mengarah pada Samudra.

Sesampai di cafe Lavender Aleora sudah duduk di outdoor cafe. Selang beberapa menit Samudra pun datang dengan sebuah undangan di tangan nya.

BRAK

Undangan itu pun terlempar ke meja cafe.

"Gue harap Lo datang" ujar nya yang ingin beranjak pergi lagi.

K or KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang