0,049. Rindu

138 7 0
                                    

"Apa salah seorang anak memanggil ayahnya dengan sebutan ayah" jelas Kayla lagi.

"Oh" lanjut Kayla memegang wajahnya. "karena wajah ini ayah sampai lupa dengan anak ayah. Jika aku mengatakan kalau aku anak ayah bagaimana?"

"Maksud kamu apa? Kamu anak Pratama bukan anak saya"

"Saya Kiara Madison. Ayah bahkan tidak mengenali aku. Sebegitu nya aku di mata ayah untuk tidak mengganggap aku sebagai anak ayah" tutur Kayla membuat Madison mematung.

"Tidak mungkin" geleng Madison dengan beranjak turun dari brankar.

"Bagaimana bisa tidak mungkin. Di depan sekarang itu anak ayah. Apa ayah tidak ingin memeluk ku?" Tanya Kayla dengan senyuman kecil nya.

Madison yang semakin tidak mengerti dan tidak ingin mengiyakan pun berjalan perlahan menuju pintu keluar.

"Bukakan pintu nya. Saya mau keluar dari sini. Mana kunci nya" pinta Madison dengan suara keras.

"Bahkan sekarang ayah masih sama-sama pengecut ya" kata Kayla kembali memperlihatkan kedua mata yang berkaca.

Madison yang merasa aneh pada Kayla menatap nya kembali untuk memastikan. "Kenapa? Benar bukan? Ayah tetap seperti dulu. Pergi tanpa menyelesaikan semuanya"

"Pergi bukan berarti semua masalah bisa terselesaikan. Bahkan pergi hanya akan mengkeruh keadaan. Dan sekarang mungkin kata karma pantas untuk ayah"

"Jaga ucapan kamu!! Apa begitu cara Hana dan Pratama mengajarkan sopan santun pada yang lebih tua?" Marah Madison.

"Ini tidak ada kaitan nya dengan bunda dan papah. Jangan pernah anda mengucap nama terhormat itu" marah gadis itu.

"Hahahaha ayo lah sadar tuan Madison saya ini benar-benar anak anda. Kiara Madison yang telah meninggal beberapa hari yang lalu" tawa Kayla menggema.

Madison yang mendengar pun sedikit takut. Aura gadis di depan nya itu terus saja berubah-ubah.

"Bukan kah anda merindukan saya. Kenapa anda tidak mau memeluk saya?"

"Takut karena saya masih hidup? Atau takut karena melihat saya?"

Madison menggeleng kuat. "Anak saya tidak akan pernah berucap kurang ajar seperti kamu. Anak saya anak yang baik. Dan anak saya sudah meninggal dan saya yang menguburkan nya"

"Baik" angguk Kayla mengulang. "Terus kenapa anda pergi meninggalkan kedua anak anda jika anak anda itu sangat baik. Apa anda tau rasa yang selama ini anak anda rasakan hah?" Ujar Kayla yang kini berdiri dan berhadapan dengan Madison.

Rasa sakit di punggung nya terus berdenyut. "Yang anda tau hanya rasa kehilangan bukan rasa sakit yang kami derita" ucap Kayla penuh tekanan.

Ia melangkah mundur dan menghapus air mata nya dengan cepat. "Ini baru awal rasa sakit yang anda rasakan. Selebihnya anda harus tetap kuat sampai kata maaf dari saya dan adik saya ucapkan" lanjutnya.

Madison mematung dengan bayangan Kayla yang seakan sangat dekat dengan nya. keanehan dan kebencian nya saat bertemu membuat nya sadar.

"Kiara" kata Madison berhasil berucap dengan perlahan mendekat dan meraba wajah gadis di depannya.

"Lepas" tepis nya menjauh dari Madison.

Karena sudah tak kuat lagi berdiri Kayla kembali duduk di kursi roda dan mendorong kursi roda nya untuk keluar.

"Kenapa kamu menutupi semuanya? Kenapa kamu tidak mengatakan dari awal kalau kamu anak nya ayah" tutur Madison membuat Kayla mematung.

Madison melangkah untuk dekat pada putrinya dan juga berlutut untuk menatap wajah anaknya. "Maafin ayah, nak" pinta Madison dengan suara parau dan air mata yang tak di undang.

K or KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang