0,044. Rapuh

334 11 0
                                    

Ucapan Sabrina membuat Madison ambruk. Berlian yang sangat ia jaga dan sangat ia sayangi seketika hilang begitu saja cuman karena kelalaian nya.

"Ayah memang jahat Sab. Ayah memang jahat" pukul Madison kepada dadanya dengan kuat.

Bulir air jatuh kebawah tanah yang lembab. Sabrina yang menyaksikan pun sedikit teriris. Jujur ia sangat rindu dengan ayah nya tapi memori yang dulu ayah nya lakukan membuat nya membenci.

Pratama yang menyaksikan berjalan menghampiri Kayla dan memegang lengan nya dengan kuat.

"Sayang" panggil Pratama lembut dan pelan.

Kayla menatap ayah nya lekat. Air mata berkaca-kaca itu seolah berbicara jika ini menyakitkan.

Pratama mengganguk tau. "Ngga baik kamu lakukan ini pada seorang ayah. Sejahat apapun seorang ayah, dia tetap menjadi ayah bukan?" Ucap Pratama yang hanya di dengar Kayla.

Wajah Kayla memanyun kedua mata nya melekuk kuat. "Kita boleh marah. Tapi jika seorang ayah sudah menyadari kesalahan nya, bukan berarti kamu berhak tidak memaafkan nya. Ingat sayang seorang ayah akan tetap menyayangi ayahnya" elus lengan Kayla dengan sayang.

Pratama menatap jeli kedua mata Kayla. Ada bayangan kerinduan yang sangat dalam itu. "Papah tau kamu masih sayang kepada ayah kamu. Karena kebencian itu membuat kamu menutupi sayang kamu. Sudah cukup sayang. Sudah cukup kamu membenci ayah kamu. Sekarang kita lanjutkan hidup ini dengan kebahagian. Sudah cukup kamu bersedih. Kita gantikan dengan kesenangan" jelas Pratama membuat Kayla teringat dengan ucapan ayah nya dulu.

"Ayah tau kamu sedih, tapi ngga semua nya alur memiliki kesedihan bukan. Ada saatnya kita marah, ada saat nya kita sedih, ada saat nya kita benci. Tapi ingat itu hanya sementara bukan selamanya. Karena kasihan dengan hati kita. Tuhan memberikan alur pasti ada gantinya. Hidup dan mati, senang dan sedih, benci dan sayang, susah dan mudah, kesedihan dan kesenangan, pintar dan bodoh, kesulitan pasti ada kemudahan, ayah tau kamu pintar jadi pasti kamu ngerti maksud ayah"

Kayla tersentak dengan memori yang dulu ayahnya bilang. Ia menaiki dagunya dan mengangguk kepada Pratama.

Melepaskan genggaman Pratama dan berjalan kearah Sabrina.

Ia mengambil satu tangan Sabrina dengan air mata jatuh tanpa mereka sadari. Mengangkat dagunya dan berbicara kepada Sabrina dengan penuh sayang.

"Kakak bukan nya ikut campur dengan urusan keluarga kamu. Tapi sekarang kakak baru ingat dengan perkataan seorang ayah yang sangat kakak ingat" tutur Kayla membuat semua orang menatap nya bingung.

Aleora berlari menuju Sabrina dan mendengarkan jelas. "Ada kalanya kita membenci seseorang ada kalanya juga kita ikhlas dan ridho dengan alur yang sedang berjalan. Sudah cukup bukan kamu membenci ayah kamu sendiri. Kasihan hati kamu. Hati kamu harus di sembuhkan dengan keikhlasan. Percaya sama kakak dengan kepergian Kiara. Pasti ada kejutan di balik itu semua. Pasti ada kemudahan yang akan datang. Kakak pernah dengar ucapan kak Kiara waktu itu pada kakak. Jangan pernah membenci terus menerus karena itu akan menyakiti diri kamu sendiri. Sekarang biarlah dia menemui Kiara. Selebih nya terserah kamu. Tapi ingat jangan pernah memendam kebencian atau dendam lagi ke siapapun itu termasuk ke ayah kamu"

Jelas Kayla membuat Sabrina seolah sedang berbicara dengan kakaknya. Sabrina menatap kembali pada Madison. Rasa bersalah terlihat jelas di manik matanya.

Sabrina memindahkan posisinya pada Madison. Ia menarik nafas nya berat. Tapi ia harus lakukan itu. Benar yang di ucapkan Kayla, kalau dia harus memaafkan.

"Mah biarkan dia masuk dan lihat kak kiara untuk terakhirnya" pinta Sabrina yang di dengar semua orang.

Aleora mematung. Kayla berhasil menaklukan hati Sabrina yang sangat sulit ia taklukkan.

K or KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang