0,043. Return

351 12 0
                                    

"Kak Kia, Al. Ada kak Kia" ucap Aleora dengan ekspresi senang.

Alvaro menatap arah tatapan Aleora. "Itu Kayla, Al. Bukan Kiara" tunjuk Alvaro pada Kayla.

"Hah" deru Aleora yang kembali memejam.

"Ta - tapi tadi Kiara, Al. Gue yakin tadi denger suara kak Kia" monolog Aleora yakin dan melirik sekitar ruangan.

"Kenapa bisa Kayla. Tadi gue yakin yang bersuara itu kak Kia. Tapi kenapa jadi Kayla?" Tanya Aleora dalam hatinya.

Ia sangat bingung. Ia melamun dan berfikir. Kenapa setiap ada suara atau akan kehadiran Kiara. Kembali Kayla yang ia lihat.

"Operasi akan segera di lakukan. Kalian bisa keluar ruangan" pinta dokter Arya pada semua yang ada di dalam ruangan.

🥀🥀🥀


Operasi selesai sejak 4 jam lamanya sekarang gadis yang kini menguatkan diri sendiri itu berlutut di depan brankar yang sudah siap untuk di bawa.

"Hiks.. Kak Kia" tangis Sabrina kembali yang sebenarnya dirinya tidak kuat untuk menahan nya. "Sabrina harap ini mimpi buruk. Sabrina harap ini semua hanya mimpi kak" lengan Sabrina menjulur lengan kakaknya.

Dingin dan pucat. Itu yang ia lihat dari tangan kakaknya. Harapan hanya harapan angan yang Sabrina ingin kan. Tapi nyatanya ini benar-benar nyata.

Ia berusaha bangkit, lengan nya berusaha membuka kain berwarna putih yang menutupi tubuh kakaknya itu dengan bergetar.

"Cantik. Kakak Kiara benar-benar cantik" senyum Sabrina terbit. "Hiks. Kak bangun kak!! Sabrina mohon sama kakak bangun!!" Guncang tubuh Kiara dengan kuat.

"Sabrina ngga kuat Kak hiks. Sabrina ngga sekuat kakak. Sabrina benar-benar ngga bisa untuk kuat kak!!"

"Hiks. Apa kak Kia udah bahagia? Kak Kia udah bisa bahagia kan di sana? Kalau iya Sabrina akan berusaha untuk kuat" sambung gadis itu meraba wajah kakak nya itu.

Senyum gadis itu terbit saat menghapus pelan air mata nya. "Mungkin dengan gini kakak bisa bahagia dan ngga akan sakit lagi. Iya" angguk nya.

"Kakak tenang aja Sabrina akan jaga mamah dengan baik. Kakak di sana juga jagain kita ya kak dari atas sana" ucap gadis yang berumur 14 tahun itu sambil memandang atap rumah sakit. "Sabrina akan berusaha kuat Kak. Sabrina janji" lanjut gadis itu menyatukan kelingking nya ke kelingking kakaknya.

Sedangkan ucapan dan raungan dari dalam kamar mayat itu didengar oleh Kayla. Ya sedari tadi mengikuti adiknya itu.

"Kamu benar-benar pembohong dek. Kakak bangga sama kamu. Kakak akan percaya kamu akan kuat. Kakak akan lindungi kamu dari jauh kakak janji" ucap pelan Kayla yang langsung pergi dari sana.

🥀🥀🥀


Kayla kini sudah di ruangan nya duduk di brankar menghadap jendela besar ruangan nya.

Hening, dingin, bahkan seperti patung. Kayla sama sekali tak bergerak bahkan wajahnya semakin pucat karena sedari pagi ia tak makan bahkan kehilangan selera makan nya hilang.

Ceklek

Suara kenop pintu terdengar oleh nya tanpa melirik atau bergerak dari posisinya.

Dua pasang suami istri itu mematung sejenak akan anaknya yang seperti dulu yang ia lihat.

Hana menggaga dan menutupi mulutnya dari kedua tangan nya dengan air mata yang jatuh persatu. Penjelasan dari Elgara membuat nya mengerti dan bingung.

"Pah" panggil Hana suara yang sudah parau.

K or KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang