Nyala Rahasia

Empat

Harun tidak selalu ada di kantor DPP Nusantara Jaya setiap harinya.

Tugasnya sebagai ketua umum, tentulah tidak sekadar mengesahkan persetujuan yang dibutuhkan para kader. Ia perlu membangun relasi. Ia harus bersosialisasi. Perang ideologi hanya terjadi saat debat-debat politik di depan publik. Selebihnya, orang-orang partai butuh saling mengunjungi demi mengamankan kursi.

Tetapi dalam kasus Harun, ia sedang tidak mengincar kedudukan apa pun saat pemilu nanti. Partainya masih harus dibenahi. Sementara para kadernya, sudah siap berebut jabatan di pesta demokrasi. Dan itu artinya, banyak yang harus ia kerjakan demi ambisi-ambisi kader yang menuntutnya mempersiapkan citra partai supaya banyak dipilih.

Agenda Harun hari ini sangat padat. Setelah kemarin akhirnya KPU alias Komisi Pemilihan Umum merilis jumlah partai politik yang lolos verifikasi administrasi faktual peserta pemilu 2024. Dan ada 17 partai politik yang akan melenggang pada periode mendatang. Salah satunya, tentu saja Nusantara Jaya. Makanya, agenda politik pun semakin ketat.

"Setelah penanaman pohon, Bapak akan bertemu para atlet yang berlaga pada SEA Games kemarin, Pak," Putra Fernandi membacakan kembali jadwal harian ketua umum mereka. "Karena acaranya mendekati jam makan siang, setelah itu Bapak dan semua ketua umum partai politik akan makan siang bersama."

Harun mendengarkan, walau matanya sibuk membaca ulang materi pidato yang nanti akan ia sampaikan kepada para atlet yang berjuang di pesta olahraga Asia Tenggara beberapa waktu lalu. Walau saat ini menjabat sebagai ketua umum partai, Harun masih tercatat sebagai Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda. Berhubung kepala Deputi tidak dapat hadir, maka Harun yang akan mewakilinya.

Menpora yang menjabat saat ini merupakan kakak tingkat Harun semasa berkuliah dulu. Ketika Respavi Mahendra ditunjuk presiden sebagai menteri pemuda dan olahraga, ia diajak serta untuk masuk dalam struktuk organisasi bentukan Kemenpora. Secara struktural, ia sudah bekerja di bawah kementrian pemuda dan olahraga nyaris empat tahun. Walau itu bukan pekerjaan utama, setidaknya hal itu membuat Harun banyak mengenal orang-orang di pemerintahan.

Jadi, seharusnya tak sulit untuk berbaur dalam geliat politik yang kian terasa dari hari ke hari. Ia paham caranya menjadi penjilat dihadapan para menteri. Apalagi, bila menteri-menteri itu punya hubungan khusus dengan Presiden RI. Sebab menurut hasil survei dari LSI, sebanyak 82% masyarakat puas terhadap kinerja Presiden. Bisa dipastikan, apa pun yang berhubungan dengan Presiden akan menjadi sorotan. Mengingat, Presiden tidak boleh memperlihatkan dukungan politiknya selama masih menjabat, banyak para politikus mulai menargetkan keluarga Presiden sebagai sarana beramah-tamah.

"Lalu, sore nanti Ibu Dewi meminta Bapak mampir ke sanggar batik Ilalang Loka."

Dewi Gayatri adalah ibunya.

Walau ayahnya tak lagi menjabat sebagai ketua umum, kehidupan harian ibunya tak berubah. Ibunya masih aktif berorganisasi bersama dengan ibu-ibu pejabat lain. Dan Ilalang Loka merupakan sanggar yang didirikan ibunya sejak lama. Dari yang sempat Harun dengar, istri dari bakal calon presiden yang telah diusung oleh dua partai besar akan berkunjung ke sana. Tentu saja, agendanya adalah untuk safari kunjungan politik.

"Makan malam dengan kolega bisnis saya, jam berapa?" Harun ingat ia memiliki janji temu dengan beberapa rekan bisnisnya. Hanya makan malam biasa, tidak akan ada pembahasan politik. Dan hanya dengan memikirkan hal itu saja Harun mendadak mengembuskan napas lega. "Pastikan mama saya nggak menahan saya lebih lama di sanggarnya," ia memiliki perasaan tidak enak dengan permintaan ibunya kali ini. "Kamu harus memastikan keberadaan saya di sana nggak lebih dari satu jam."

"Baik, Pak," Putra Fernandi segera memberi membuat waktu temu selama 45 menit untuk agenda kunjungan sore nanti. "Tapi sebelum makan malam bersama rekan-rekan bisnis Bapak, saya perlu mengingatkan, Bapak juga punya janji temu dengan Nyala Sabitah, Pak."