Butuh waktu lama tuk sampai di titik rela. Melewati jutaan rasa sakit yang terkadang luar biasa menyiksa. Terbelenggu dalam pikiran rumit yang sulit. Bertengkar dengan ego sendiri yang kadang kala masih menyimpan emosi. Tak lupa, perjuangan dalam mengurai gelombang sesak yang menerpa dada. Jangan tanyakan bagaimana rasanya, sebab semua tak semudah mengucap ikhlas dengan senyum yang sampai ke mata.
Sejak awal, Nyala tahu akan begini.
Sedari mula, ia sadar tak akan ada yang mudah di hidupnya.
Berurusan dengan orang-orang hebat pasti akan mematahkan hatinya. Maka dari itu, Nyala memilih bersumbunyi. Tetapi takdir rupanya memaksanya tuk menghadapi semua. Ia ditarik paksa dari lingkup ternyamannya. Berurusan dengan Harun Dierja, berarti harus berurusan dengan ribuan masalah.
Dan ya, sekarang Nyala pun mulai menghadapi satu per satu yang menerpa.
Dewi Gayatri tidak salah.
Dalam silsilah pejabat, anak yang lahir di luar pernikahan seharusnya tidak pernah ada. Supaya tak mencemarkan garis keturunan mereka. Orang-orang terhormat menganggap anak di luar nikah sebagai aib. Padahal, anak itu hadir dari kelakuan bejad yang terlanjur terukir.
Lalu, bagaimana bila sudah terlanjur ada?
Bagaimana jika anak itu telah tercipta?
Jawabannya, tentu saja keberadaan Nyala di dunia ini.
Dan kelak, bayi dalam rahimnya pun akan merasakan hal serupa.
"Kamu bilang sudah menyelesaikan semua," Hassan Aminoto memilih berjalan menuju sofa. Ia masih tak kuat berdiri terlalu lama. "Tapi yang Papa lihat, kamu sedang mengadopsi sumber masalah," ia duduk di sana dengan leluasa di sofa cokelat tua berbahan kulit itu. Kanker prostat yang ia derita mungkin sudah sembuh, namun bukan berarti kesehatannya pun pulih seperti sedia kala. "Apa yang kamu bereskan waktu itu? Waktu tidurmu?" dengkusnya setengah mencemooh. "Apalagi yang kamu sembunyikan, Mas? Bukannya kamu bilang, berhasil meloloskan diri dari perangkap Gusti Raya?"
Benar.
Harun memang melaporkan itu kepada ayahnya.
Insiden Rakernas, memang ia tutupi dari publik. Namun, ia membuka cerita itu kepada keluarga dan beberapa orang kepercayaannya di partai ini. Bukan apa-apa, untuk memecat Gusti Raya tentu saja butuh alasan kuat. Mengingat wanita itu telah berada di Nusantara Jaya sejak awal berdiri.
"Ternyata, kamu berhasil menghindari satu wanita untuk terperangkap dengan wanita lainnya, begitu?" Dewi Gayatri masih berdiri di hadapan sang putra. Wajahnya yang kini tampak tak ramah, menghunus tajam pada sosok di balik punggung anaknya itu. "Ada banyak cara untuk menyelesaikannya, Mas. Tapi kenapa kamu memilih menikahinya?"
Benar, ada banyak cara untuk menyingkirkan keberadaan Nyala dan janin di perutnya. Tetapi kenapa Harun justru menikahinya?
Jawabannya hanya satu, karena Nyala yang memaksanya.
Ia terlampau takut bila anak dalam perutnya akan berakhir mengenaskan seperti dirinya. Namun bila ditelaah lebih dalam lagi, menjadi dirinya pun tak terlalu menyedihkan. Ia hanya tidak dipedulikan oleh ibunya, lalu tidak diakui ayahnya. Harusnya, hal itu tak jadi masalah, karena kini ia masih bernapas mengarungi kehidupan.
Hanya saja, terlalu menyedihkan mengingat apa yang ia alami sewaktu kecil. Pertanyaan-pertanyaan seputar ayahnya tak pernah terjawab. Namun, ia diberitahu bahwa ayahnya adalah seorang pejabat. Dan ketika Nyala mengatakan itu pada teman-temannya, tak seorang pun percaya padanya. Ia berakhir dengan ejekkan yang tak terputus hingga remaja.
"Kamu seharusnya paham, Mas, bagaimana cara menyingkirkan kerikil dengan mudah."
Air mata Nyala tak mau berhenti menetes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyala Rahasia
RomanceSebagai putra sulung, Harun diberi warisan politik yang membingungkan. Alih-alih bahagia, ia justru menderita sakit kepala tiada habisnya. Partai yang didirikan orangtuanya, menyisakan kader-kader kacau yang minta dibina. Hingga geliat saling sikut...