E P I L O G

91.9K 4.9K 707
                                    


YESSS, INI EPILOG DARI SEASON PERTAMA YAA GUYS.
HAPPY READING ....

Gores pena para pujangga, bak syair keabadian yang menunjukkan luka. Entah itu karena asmara. Atau bisa saja, sebab semesta enggan bekerja sama. Lewat takdir yang kadang kala tak direstui oleh pemilik jagad raya. Kita sebut sebagai nestapa, padahal hal tersebut hanyalah sebuah alur cerita.

Nyala tahu, setiap orang memiliki potensi menjadi gila.

Namun, semenjak bersinggungan dengan Harun Dierja, kewarasannya hanya tersisa setengah. Sebab setengahnya lagi, sibuk ia gunakan untuk memikirkan kemelut hidupnya setelah bertemu pria itu.

"Mbak Nyala, selamat datang."

Nyala menggigit bibirnya, salah tingkah.

Tak menyangka, bahwa hasutan iblis bernama Mayang Elvira, benar-benar membuatnya terbang ke Bali. Padahal tadi pagi, ia hanya tinggal membuka pintu mobil dan sudah berhadapan dengan rumah ayah kandungnya.

Dan, yeah, Nyala gila 'kan?

Entah karena kepiawaian Mayang dalam menghasut, atau bisa jadi, hatinya yang memang mudah goyah. Ia lalu menghubungi Siska untuk meminta bantuan memesankan penerbangan untuk menyusul Harun Dierja.

Memerlukan protokol yang cukup panjang, untuk tiba di sini.

Sungguh, Nyala serius mengatakannya.

Sebab, setelah menghubungi Siska, ajudan wanita itu akan meneruskannya kepada Rafael. Kemudian, Rafael akan menyampaikan hal tersebut pada asisten pribadi sang ketua umum. Sebelum kemudian, Putra yang memberitahu ketua umum partai Nusantara Jaya, perihal keinginan Nyala tuk menemui suaminya. Dan hal tersebut tentu saja belum selesai. Harun Dierja harus menyetujui terlebih dahulu, lalu setelah disetujui prosesnya tetap berlangsung panjang.

Well, yang jelas Nyala sudah melaluinya.

Lalu mendarat di bandara sekitar dua jam lalu.

Ia dijemput oleh seorang supir dan juga salah satu ajudan sang ketua umum. Dibawa berkendara dalam keadaan jantung yang bertabuh kencang. Sampai kemudian, sampailah dirinya di sebuah villa yang katanya adalah kepunyaan pria itu.

"Bapak sedang dalam perjalanan pulang kemari. Sebaiknya, Mbak Nyala beristirahat dulu. Tami akan mengantar Mbak Nyala ke kamar."

Masih Rafael yang bersuara.

Memberi instruksi pada seorang ajudan wanita lainnya, yang sudah terlebih dahulu tiba di Bali dibanding dengan dirinya dan juga Siska.

Ya, Siska memang ikut dengannya.

Walau niatnya, ingin sekali memberi kejutan, tetapi apalah daya pria yang menikahinya adalah seorang ketua umum partai. Banyak protokol yang harus dipatuhi. Dan banyak orang yang harus terlibat dalam setiap tindakannya.

"Silakan masuk, Mbak."

Nyala menahan napas, ketika kaki-kakinya melangkah memasuki sebuah kamar.

"Bapak meminta kami, untuk menempatkan Mbak Nyala di kamar beliau."

Informasi tersebut tentu saja, membuat Nyala kembali menggigit bibirnya. Dan sekali lagi, hal itu karena ia salah tingkah. Tiga hari tak berjumpa, dengan kondisi pertemuan terakhir mereka yang berakhir buruk. Jujur, Nyala sempat mengira, kedatangannya ke sini akan ditolak mentah-mentah.

"Mbak Nyala bisa beristirahat. Dan kalau perlu sesuatu, jangan sungkan untuk memintanya, Mbak."

Nyala mengangguk, hanya tuk menunjukkan formalitas semata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nyala RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang