Empat Belas

53K 5K 439
                                    

Bahkan, dalam mimpi pun segalanya tak berlangsung sesingkat ini.

Nyala yang sore tadi hanya berstatus sebagai seorang frontliner di kantor utama partai Nusantara Jaya, kini telah menjadi seorang istri dari orang nomor satu di partai tersebut. Orang waras mana yang akan mempercayai perjalanan hidupnya?

Nyala yakin, tidak akan ada.

Netranya yang gelap tengah memaku sebuah cincin yang terpasang di jari manis. Entah itu white gold dengan permata mungil di tengahnya. Atau bolehkah Nyala menyebutnya, mungkinkah sebuah berlian?

Ya, ada sebuah cincin berlian yang melingkari jemari manisnya. Dipasangkan langsung oleh seorang Harun Dierja Aminoto. Pria yang juga menyebut namanya dalam qabul sambil menjabat tangan seorang wali hakim yang menjadi wali pernikahannya.

Dan lagi-lagi, Nyala tak mampu meyakinkan dirinya sendiri.

Segalanya tampak mendadak.

Namun semua, terlihat begitu matang disiapkan untuknya.

Ia dinikahi dengan mahar uang tunai sebesar lima juta rupiah. Sesuatu yang lagi-lagi membuatnya menggeleng tak percaya. Ia pikir, akan dihina dengan mahar seadanya. Gara-gara sudah terlanjur berbadan dua, Nyala tidak mengira bahwa pria itu masih menghargainya. Padahal, bila hanya dinikahi dengan mengenakan seragam kerjanya tadi pun, Nyala tahu diri ia tak boleh menuntut lebih.

Tetapi lagi-lagi, Nyala dibuat terhenyak.

Ia benar-benar dijadikan pengantin.

Ada dress putih yang disiapkan untuknya. Sepatu berhak tinggi dengan taburan Swarovski mempercantik tampilan sepatu itu. Tak lupa, ia juga didandani selayaknya pengantin pada umumnya. Diberikan mahar yang lebih dari cukup dari yang pernah ia impikan. Pernikahannya juga digelar di hotel. Lebih tepatnya kamar hotel. Sebuah President Suite disewa untuk pernikahannya.

Andai tidak mengetahui keterpaksaan laki-laki itu, mungkin Nyala akan mensyukuri semua hal yang terjadi saat ini.

Bagi kalangan pejabat atau pengusaha, menikahi wanita secara siri mungkin bukanlah hal baru. Istri-istri simpanan pejabat atau pengusaha biasanya adalah para wanita-wanita muda. Yang dikenal sang pria di tengah rumah tangga yang sudah dijalaninya dengan istri sah. Tetapi dalam kasus Nyala segalanya berbeda. Harun Dierja, belum berumah tangga. Justru, ia adalah istri pertamanya. Itu pun memang bila ia diakui.

Ia tidak perlu memanggil kakak laki-lakinya ke sini untuk menjadi wali nikahnya, karena mereka tidak berasal dari satu ayah. Segalanya tampak mudah. Semuanya terlihat seperti mainan saja. Sebab, tak ada keluarga dari mereka yang menghadiri pernikahan ini. Dari pihak Nyala, mungkin ada Mayang yang datang beberapa menit sebelum ia dan sang ketua umum duduk di hadapan penghulu yang akan menikahkan mereka. Namun, dari pihak ketua umum partainya, tak seorang pun keluarga yang menghadari. Nyala bahkan yakin, pria itu tidak memberitahu keluarganya atas pernikahan ini.

"Sebagai simpenan, lo nggak ada manis-manisnya sih?" komentar Mayang sambil mendengkus jengah. "Lo tuh emang nggak bakat jadi peliharaan, ya? Ck, temen-temen gue dong yang jadi simpenan, pada manut kalau natap suaminya. Senyum manis kayak boneka panda. Keliatan kalem dan siap dikawinin kapan aja," cebiknya sambil bersidekap di dada. "Manja-manja bisa kali, La. Senderan di lengannya Ketum lo, boleh juga tuh."

Nyala tak menanggapi.

Karena kini, ia tengah sibuk memperhatikan interaksi ketua umum partai dengan penghulu tadi. Bincang-bincang singkat itu terlihat sangat alami. Dengan senyum ramah yang sedari tadi terpasang di wajah yang biasanya menatapnya begitu tajam.

"Abis ini lo bakal tinggal di mana?"

"Ya di kostan. Memangnya mau di mana lagi?" Nyala tertawa sinis.

Nyala RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang