56

10.4K 605 39
                                    

ALEXANDER mengerakkan badannya sesuai rentak lagu sambil mulutnya tidak henti-henti meneguk air arak di dalam gelas yang berada selamat di dalam genggamannya. Sekali-sekala senyuman manis diberikan kepada para gadis-gadis yang melirik ke arahnya.

"Wohoooo enjoy the night." Laungnya kuat sehingga membuatkan ramai menyahut ucapannya. Gelas kaca yang sudah kosong dilayangkan ke udara bersama jeritan kuat. Ramai yang turut mengikuti tingkahnya.

Terasa bahunya disentuh.

"Rilex, dude . You are going to pass out if you keep going like this." Seorang lelaki yang memakai jaket kulit berwarna hitam menegurnya. Alexander menggeleng menafikan, lelaki yang baru dia kenal tidak sampai beberapa jam lalu dipandang bersama senyuman.

"You need to learn to enjoy the night, Xavier." Lelaki bernama Xavier itu tertawa perlahan. Pantas dipimpin Alexander kembali ke meja mereka semula. Botol arak yang masih terlihat baru diambil lalu dituangkan ke gelas kaca Alexander yang sudah kosong.

"I know that heartbroken is suck, but dude, you are not going to mess up your life just for one girl, right?" Awal pertemuan mereka, Alexander terlihat seakan menyendiri. Awalnya niat Xavier hanya menegur dan beramah mesra namun selepas itu Alexander terus meluahkan segala kekecewaannya mengetahui bahawa wanita yang disukainya sudah berkahwin kepada Xavier. Dari niat sekadar menegur, sekarang mereka sudah seakan kenal lama.

"She's different. She's pretty. She has this type of eye that, when you lay your eyes on her, you will never be able to take it off. Her eyes have this kind of magic that will keep luring you to look at her." Bicara Alexander seakan seorang pujangga cinta. Wajah manis Orked terngiang-ngiang di fikirannya. Xavier sekadar mendengar sambil terangguk-angguk kecil. Sangkal hatinya mungkin perempuan yang dibicarakan Alexander benar-benar cantik.

"I bet even an angel can't be compared to her." Seloroh Xavier yang mendapat anggukan setuju dari Alexander.

"Yes! You're right, Xavier. If you meet her in person, I'm sure you'll fall in love with her as well." Sekali teguk, sisa baki air arak di dalam gelasnya dihabiskan. Kepalanya yang terasa berpinar membuatkan pandangan Alexander terasa seakan kabur.

"Yeah, yeah. I think you should stop right now. It's almost 2 a.m. right now. Go home, dude." Gelas kaca di tangan Alexander dirampas lalu diberikan kepada salah seorang pelayan yang sedang lalu-lalang. Alexander sekadar mengangguk akur. Baru sahaja dia ingin bangkit, kakinya terasa seakan lemah membuatkan dia hampir rebah namun sempat ditahan oleh Xavier.

"You are wasted, dude. Seriously." Alexander sekadar menayangkan sengihan sehingga terlihat jelas barisan gigi putihnya. Dibiarkan sahaja Xavier yang memimpinnya keluar dari bar.

"Thanks dude. You're so kind to me." Bahu bidang Xavier ditepuk sebagai tanda terima kasih. Meskipun mereka tidak kenal lama tetapi Xavier memiliki peribadi yang baik. Orang Melayu memang tinggi budi bahasanya, sempat diselitkan pujian di dalam hatinya.

"Sayang..." tegur seorang gadis berambut pirang membuatkan langkah Xavier mati. Alexander mengosok kelopak matanya saat gadis yang sedang menapak ke arahnya terlihat seakan kabur.

"Eh baby..."

"You buat apa dekat bar ni? You cakap you cakap ada meeting dengan rakan kongsi you." Wanita berambut pirang itu sudah berpeluk tubuh. Wajahnya sudah kelat. Xavier yang terlalu buntu memikirkan idea segera menunjukkan Alexander.

"Inilah rakan kongsi I. He just got wasted so kitorang baru habis sahaja habis minum, sekarang I nak tolong hantar dia balik." Bohongnya, Alexander yang tidak mengerti langsung pembicaraan mereka berdua sekadar diam. Gadis berambut pirang itu terdiam sebelum merapatkan lagi kedudukan, saat wajah sang gadis sudah berubah menjadi jelas. Alexander terlebih dahulu melepaskan Xavier lalu kakinya menapak menuju ke gadis itu.

MRS MATTHEO KNIGHTWhere stories live. Discover now