1

3.8K 167 49
                                    

Juan itu tidak nakal, hanya saja memang terkadang terlihat tidak patuh. Dan Wang Yibo menjadi pusing karena harus bolak-balik berdebat dengan Zhan karena sering dipanggil ke sekolahnya Juan...

Anak berusia 16 tahun itu berjalan ke dalam rumah dengan mengendap-endap. Pukul lima sore dia baru tiba di rumah dengan pakaian, ya, lumayan berantakan. Kancing kemejanya terbuka tiga dari atas, lalu ada lebam disudut bibirnya. Sudah tertebak akan seperti apa rumahnya nanti.

Kedua kelerang hitamnya menelisik seluruh apartemen milik ayahnya. Rumah serasa sepi itu tandanya ayahnya belum pulang. Biasanya pria dewasa itu sibuk di kantor dan mulai menjambak rambutnya sendiri jika sedang pusing, kemudian pulang pukul enam sore. Melihat keadaan rumah yang tenang membuatnya menerbitkan senyum manisnya. Jika dilihat orang, Juan lebih mirip ke Yibo. Mungkin hanya kedua bibirnya yang mirip dengan Zhan. Tebal dibawah.

Juan semakin masuk ke dalam rumah, ruang tengah hingga berhasil ke depan pintu kamarnya. Hingga suara dari belakang menginterupsinya.

"Apalagi kali ini, Tuan Juan Wang?"

Juan merasa jantungnya akan melompat keluar karena mendengar suara bariton milik ayahnya. dia pun meneggakkan kepalanya lalu tersenyum lebar seolah tidak ada beban padahal dia sedang merapalkan doa dalam hatinya semoga dewa melindunginya.

Dari amukan ayah singanya.

"Hehehe.. ayah."

"Ayah ayah ayah. Apa?? Kau berkelahi lagi??" Yibo meninggikan lagi suaranya.

Juan memutar malas matanya. Ayahnya benar-benar menyeramkan sekarang. Ok, fine. Dia baru saja tertangkap basah pulang terlambat dan dalam keadaan yang sangat kacau. Jika ibunya melihat? Hem. Mungkin ucapkan selamat tinggal dengan dunia.

"Oh ayolah, apa ibu ada di rumah?"

"Sstt. Diam." Yibo mendekati anaknya lalu menepuk bahu anaknya. "Apa lagi kali ini?" Bisik Yibo agar tidak ada yang mendengar kecuali mereka.

"Tc." Suara decakan keluar dari anak umur 16 tahun itu. Menunjukan jika dia sedang kesal. "Biasa. Ada yang mengolok ibu di depanku hanya karena ibu yang melahirkanku laki-laki." Desis Juan.

Bukan, bukan Juan tidak suka. Hanya saja mereka terlalu sibuk mengurusi dirinya hingga lupa dengan mereka sendiri. Itu membuat Juan marah padahal dia pemuda yang notabenenya jarang membuka suara, cenderung anak pendiam dan manis di sekolah...

Tapi sekali disentuh dengan kata-kata kasar yang membawa ibunya maka sosok singa muncul dalam dirinya.

Juan mengepalkan tangannya jika ingat temannya begitu kasar mengatakan ibunya transgender, banci, menjijikan, atau apalah itu. Siapa yang tidak kesal atau marah? Anak mana yang rela ibunya diinjak-injak? Bahkan Juan ingin sekali melempar teman-temannya ke sungai.

"Ada apa ini? Juan?! Kau berkelahi lagi??" Seseorang datang dengan raut wajah panik.

"Hei , apa ini?" Sosok itu begitu manis berlari gopoh menyebabkan kacamatanya melorot. Wajahnya memang masih manis padahal umurnya sudah berkepala empat. pria itu meraih dan mendongakkan kepala anaknya ketika dia menemukan lebam di wajah anaknya.

"Err... Jatuh?" Entah itu jawaban atau malah pertanyaan yang pasti Juan tau Ibunya sedang mengkhawatirkan dirinya. Ah, Juan sayang ibunya.

"Pergi ganti baju lalu segera turun untuk makan malam." Zhan, pria manis itu ibu dari Juan. Setelah menyuruh Juan masuk ke kamar dengan nada yang ketus. Mungkin sudah lelah karena ulahnya yang terus bertengkar dengan temannya.

Wang Yibo mengikuti kemana Xiao Zhan berjalan. Mereka tiba di meja makan dimana dekat dengan dapur. Yibo bisa melihat punggung tinggi itu sedang membelakanginya. Pandangan Yibo tidak bisa lepas begitu saja. Zhan sangat indah di matanya.

[END] Little Whoreson S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang