45

621 51 15
                                    

Perasaan Juan semakin tidak karuan dan tidak enak sama sekali. Padahal tidak dimakan. Beberapa hari ini Yuan hanya diam tidak biasanya. Juan tidak tahu apa yang mengganggunya karena ketika ditanya olehnya, Yuan selalu marah dan memakinya. Cukup sabar Juan menghadapi tempramen Yuan yang ternyata buruk sekali.

"Aku bukannya tidak percaya, tapi perasaanku tidak enak, Yuan."

"Diam! Kau semakin merusak suasana hatiku."

Juan menggigit bibirnya, baru kali ini mereka berdebat panjang. Tidak, Juan sama sekali tidak marah, hanya merasa kesal saja karena Yuan seperti mengabaikannya termasuk di kampus. Dia sangat menempel pada Yohan.

"Aku berangkat sendiri." Yuan meraih tasnya. Terlalu berat sehingga sedikit kesulitan. Juan dilarang untuk membantunya karena dia menganggap dirinya masih kuat tidak butuh bantuan.

"Pakai sopirmu."

"Iya." Jawab Yuan enggan menatap Juan.

💙💙♥️♥️

Di luar kelas, Juan memerhatikan Yuan yang diam juga. Dia benar-benar tidak bisa membiarkan istrinya sendiran. Sebisa mungkin dia memantau Lan Yuan dari jauh.

beberapa hari Yuan cenderung menghindari orang dan duduk paling ujung. Juan semakin khawatir melihat mood Yuan berantakan. Ini juga bersamaan ada rumor tentang pernikahan sesama yang dilakukan mahasiswa di kampusnya. Dia pikir sudah terbongkar rahasia mereka ternyata memang ada yang melakukan hal sama dengannya. Itu rumor orang lain. Tapi tetap saja Juan khawatir dengan Yuan.

Ketika dia mengawasi Yuan dari jauh Juan melihat Kim Yohan itu berjalan di lorong bersimpangan dengannya. Pria tampan itu hendak masuk ke dalam kelas.  Sebelumnya Juan meraih bahunya.

Yohan yang terkejut pun tidak siap dan terhuyung ke samping Juan. Dia sampai bisa mencium aroma wangi tubuh Juan. Setelah sadar dia melekat sekali dengan tubuh Juan langsung berdiri tegap dan bergidik ngeri, begitupun dengan Juan yang jijik. Ayolah ini terlihat aneh sepasang dominan yang berpelukan. Hell.

"Kenapa?" Dengus Yohan.

"Ikut aku sebentar."

"Kenapa tidak disini saja? Aku takut kau memperkosaku."

"Bajingan ini." Juan mendatarkan wajahnya sampai keruh air mukanya.

"O-ok ok jangan menatapku seperti itu." Yohan mencebik ketakutan.

💙💛

Di luar gedung fakultas, Juan tidak banyak bicara langsung menodongkan ponsel mahalnya di depan wajah Yohan.

"Apa ini? Kau memberiku ponsel? Sepertinya tidak usah aku tidak semiskin itu." Ucap Yohan seenaknya.

Air muka Juan mengeruh, dia menempelkan ponselnya di dada Yohan dengan sedikit tekanan. "Berikan nomormu. Cepat." Lanjutnya dengan marah karena Yohan bertele-tele.

"Mau apa kau meminta nomorku?"

Kedua mata Juan memejam erat. Jengkel sekali berbicara dengan Yohan. Sekarang dia bertanya-tanya kenapa istrinya bisa betah dengan manusia cerewet ini.

"Aku ingin kau memberitahu keadaan Yuan selama di kampus. Perasaanku tidak enak."

"Ee?? Bukankah kau selalu mengikutinya seperti penguntit? Kenapa masih ingin mencari tahu keadaanya? Kau bisa selalu tahu tentangnya."

Juan mendecih kesal. "Berikan nomor ponselmu. Aku harus ke Shanghai mengurus kantor."

Yohan pun paham siapa Juan yang memiliki dua perusahaan induk sekaligus. Keturunan orang kaya yang apa-apa tinggal minta. Termasuk memata-matai istrinya sendiri. Akhirnya dia mengambil ponsel itu dan mengetikkan beberapa dijit angka. Setelah selesai dia memberikan kembali ponsel mahal warna hitam itu.

[END] Little Whoreson S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang