6

965 100 45
                                    

Pria berwajah tampan itu mengerjapkan matanya. Dia Wang Yibo, terbangun lantaran merasakan di sampingnya tidak ada orang. Lagi-lagi dia terbangun dan tidak ada Zhan di sampingnya. Ketika dia melihat jam di nakas ternyata masih jam 8 malam. Jadi dia turun dari kasur dan keluar kamar.

Ketika dia menuruni tangga, dia mendengar sayup-sayup orang bernyanyi diiringi musik. Musiknya terdengar cukup keras. Dia mengernyit sedikit. Dengan hati-hati dia mendekati ruangan tengah dan dia tercengang.

Xiao Zhan sedang menari mengikuti para idol Chuang. Kedua matanya mengedip karena Zhan hanya menari acak tapi terlihat bahagia. Tidak lama Zhan melihat ada Yibo yang melihatnya.

"Bo! Kemari ayo menari."

Gila, Yibo merinding. Idol di televisi itu perempuan. Menari dengan elok dan terlihat cantik.

"Ya- ya kau saja Ge. Aku akan kembali ke—"

"Kemari." Zhan berbicara dengan nada dinginnya. Baiklah Yibo menelan ludahnya kemudian ikut menari dan menyanyi. Meski terlihat ogah-ogahan tapi gerakannya lebih sinkron Yibo daripada Zhan. Tentu karena Yibo multitalen.

Sementara seseorang di luar gedung apartemen. Wang Juan, pemuda SMA dengan tas ransel yang digantung di sebelah bahunya, berjalan menuju rumahnya. Dia tidak perlu memencet bel rumah karena dia tahu kata sandinya. Dia memasukkan beberapa dijit nomor dan..

Tut tut

Suara pintu terbuka kuncinya. Dia masuk ke dalam rumah dan melepas sepatunya. Dan dia mengerutkan dahinya. Telinganya mendengar ada suara lantang dan musik yang keras. Perlahan tapi pasti dia sudah sampai di tengah ruangan.

Dan dia melihat kedua orang tuanya tengah menari di depan televisi dengan riang. Dia pun hanya menatap terkejut tapi tanpa ekspresi. Juan mematung melihat bagaimana Yibo menari.

"Oh! Juan!" Pekik Zhan dengan riang.

Ketika ingin dipanggil, Juan yang peka langsung berlari ke kamarnya. Pemuda itu seperti ketakutan. Baiklah, minta apapun ke Juan asalkan tidak menari atau menyanyi. Karena dia paling anti dengan itu.

Zhan yang melihat anaknya lari terbirit memasuki kamar pun hanya bingung. "Ada apa dengannya?" Zhan membeo.

"Mungkin lelah."

"Ah, Yibo. Gendong." Zhan merentangkan tangannya.

Sekali angkat, Zhan sudah ada di gendongan Yibo seperti koala. "Ke kamar. Aku ingin tidur."

"Hn." Wang Yibo tersenyum setan dia menang banyak malam ini.

"Ge. Kau lelah?"

"Iya. Besok kerja. Aku ingin tidur." Cicit Zhan di pelukan Yibo. Kepalanya disandarkan di bahu kiri sang suami.

"Baiklah. Kita tidur." Yibo masuk ke kamar dan merebahkan tubuh Zhan di kasur. Mereka pun terlelap.

Sedangkan Juan bernafas lega dia terhindar dari bencana. "Syukurlah. Ku kira aku akan ikut bodoh seperti ayah." Agak jahat tapi ini Wang Juan.

♥️♥️

Sebagai pemilik perusahaan, Xiao Zhan mendedikasikan waktunya untuk bekerja. Hari ini adalah rabu, dia masuk kerja. Berpakaian rapi memakai kemeja biru muda berbalut jas dan dasi hitam. Celana dan sepatu juga senada dengan atasan. Rambutnya sudah disisir rapi ke samping. Wajahnya kian semakin manis dengan pipi gembulnya.

"Presdir. Pukul 10 kita akan rapat." Seseorang perempuan datang ke ruangannya dengan membawa tablet abu-abu. Sekretaris Huang

"Baiklah. Kalian siapkan." Ujar sang pimpinan.

"Baik." Setelah menyampaikan jadwal sekretaris itu lalu pergi dan menyiapkan rapat bersama tim di ruangan khusus rapat.

Di saat itu lagi-lagi Xiao Zhan merasa pegal di pinggang dan bahunya. Dia sedikit meringis. Dia mencoba memijat bahu secara perlahan. Namun kepalanya malah terasa pusing. Moodnya menjadi berantakan saat itu juga.

[END] Little Whoreson S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang