26

550 61 16
                                    

Juan berangkat amat pagi kali ini, karena ada bimbingan belajar setiap jam enam. Ini karena dia harus mengejar ketertinggalannya di mata pelajaran sekolah. Yang menguti tambahan belajar adalah mereka yang memiliki nilai rata-rata ke bawah.

Remaja itu kini menaruh tasnya di mejanya. Kelas masihlah sepi karena dia datang di awal. Tidak lama satu persatu mulai berdatangan. Yang membuatnya terkejut ada Lan Yuan yang tiba-tiba masuk kelasnya.

Lan Yuan itu berbeda kelas dengannya. Tapi ini dia masuk ke kelasnya adalah hal yang mengejutkan.

Dan yang mengejutkan lagi Lan Yuan duduk di kursi sebelahnya. Masih dalam keheningan menatap Yuan. Bahkan Yuan saja tidak menatapnya. Yuan bersikap biasa tidak memiliki aura kemusuhan.

"Apa?" Yuan bertanya karena Juan tidak menutup mulutnya.

"Kau? Disini?" Juan menaikkan alis kirinya.

"Apa hanya kau yang bisa mengikuti tambahan bimbingan?" Kedua alis Yuan menukik seperti ingin marah.

Juan menggeleng, kemudian seringaian kecil timbul di bibirnya. Baiklah, bimbingan pagi ini sangat menyenangkan dan Juan bersemangat. Sedangkan Yuan dibalik itu juga menarik ujung bibirnya tanpa diketahui Juan.

Yizhan

Selesai bimbingan Yuan kembali ke kelasnya. Juan yang sejak tadi tidak melunturkan senyumnya membuat satu kelas keheranan. Bahkan Peixin baru saja masuk melihat Juan yang tersenyum seperti orang idiot. Semenjak pergantian kelas mereka memang duduk satu bangku.

"Heh idiot." Peixin menyenggol Juan.

Seketika Juan melunturkan senyumnya. Kini dia menatap Peixin datar dan kesal.

"Kau kenapa?" Peixin

"Mengganggu." Ujar Juan mendecih.

"Dih." Peixin menggigil melihat Juan menggelikan.

Yizhan

Cici bermain dengan mainannya di temani Xiao Zhan. Anak itu tampah senang karena mainannya banyak. Dia sudah bisa duduk. Sesekali menunjukkan mainannya yang penuh dengan liur ke arah Zhan.

"Cici, cici. Pipimu bulat sekali hm?" Zhan terkejut dengan kenaikan berat badan Cici yang pesat.

Sekarang bayi perempuan itu memiliki pipi yang gendut. Badannya besar kalau menangis tetangga langsung dengar.

Di tengah-tengah kedamaian, Zhan mendengar suara bel. Dia tidak tahu siapa dia rasa tidak memiliki tamu. Jadi dia membawa Cici ke depan pintu lalu membukanya.

Dan yang dia temui adalah Wang Yibo dengan seragam kantornya. Dan koper abu-abunya.

Cup

Baru saja dibuka langsung tersambar ciuman Yibo. Bayi di gendongannya sudah ditutup matanya dengan tangan lebar Yibo.

"Aku pulang."

"Selamat datang, ayah." Zhan mengangkat anaknya.

Bahkan anak itu hafal dengan Yibo. Sekarng Cici meraih dasi Yibo lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. Basah sudah dasi itu dengan ilernya.

Wang Yibo mendorong kopernya masuk. Tanpa basa-basi dia meraih wajah Zhan dan mencium bibir manis itu. Melumatnya dengan lembut karena saking rindunya. Menyesap penuh rasa cinta. Bayangkan saja sebulan penuh dia tidak bertemu sang istri. Ini membuatnya frustasi. Apalagi ada bayi mungil yang ingin digendongnya.

"Huaa." Cici tertekan di tengah mereka pun menangis.

Tidak bisakah anak ini diam sebentar ketika Wang Yibo memonopoli ibunya? Yibo juga ingin bermanja-manja dengan Zhan.

[END] Little Whoreson S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang