23

692 69 34
                                    

Sampai ketemu bulan depan
.

Seminggu ini, Juan memerhatikan Yuan yang setiap pagi diantar oleh mobil sedan hitam. Yang menjadi pusat perhatian Juan adalah yang mengantar.

Ibu prianya.

Juan tidak tahu namanya karena memang Yuan ditutup-tutupi oleh anak itu. Seakan tidak mempublikasikan.

Tidak perduli juga.

Yuan terlihat sangat dingin dan angkuh ketika turun dari mobilnya. Juan melihat anak itu menepis tangan si ibu.

"Juan?"

Remaja disamping Juan menepuk bahunya menyadarkannya untuk jalan lagi. Tanpa menjawab temannya ini Juan melangkah pergi. Oh iya Juan lupa, dia kembali ke temannya lalu menggeretnya seperti kucing.

"Heh Wang Juan!!! Sialan jangan menyeret kerahku." Pekik Peixin yang merengut.

"Berisik." Juan mendesis.

Sekedar mengingat kembali bagaimana Peixin yang dulu membuli Juan. Sekarang tampak dekat. Hal tersebut tidak luput dari omongan para siswa. Bahkan kepala sekolah yang dulu dengki dengan Juan juga kadang sekarang membela Juan. Para murid disana ada yang menggunjing Peixin katanya menjilat ludahnya sendiri. Hanya saja diacuhkan oleh Peixin—dianggap angin lalu.

♥️💚

Perkembangan perusahaan di kota Shanghai sangatlah lancar. Kini anak cabang perusahaan milik Yibo berkembang pesat. Pria itu juga sering keluar kota untuk melihat langsung proses perkembangan kantornya.

Kadang Xiao Zhan diajak ikut melihat kesana. Untuk berlibur juga. Istrinya ini sedang cuti kerja dan perusahaan diserahkan ke dewan tinggi. Kadang pula Juan ikut kesana untuk belajar mengelola. Anak seusianya disuruh mengelola perusahaan lalu apa kabar para pejuang cuan di luaran sana? Bagaimana?

Zhan sekarang menggendong anaknya ke kantor Yibo. Pagi ini dia mengantarkan bekal untuk makan siang nanti. Sesekali karyawan disana menyapanya. Diapun membalas dengan senyuman.

Dia masuk ke dalam ruangan yang rapi. Ada Wang Yibo yang fokus dengan pc nya. Sedangkan dia mendekati sang suami.

"Bo. Makan siang mu."

"Eeh anak ayah kesini." Ujarnya bahagia ketika anaknya digendong anteng.

Zhan hanya tersenyum dia tidak tahu harus bagaimana. Yibo sangat-sangat antusias menguyel-uyel anaknya.

"Bagaimana pekerjaanmu?"

"Sangat banyak dan sangat sibuk. Mungkin nanti aku pulang terlambat."

Zhan mengangguk paham. Dia kembali melihat Yibo yang menoel pipi Cici. "Mau menggendong?"

"Jelas!!!" Yibo berteriak semangat. Dia amat merindukan putrinya yang cantik. Aduh gemas sekali sampai Yibo ingin menggigit meja.

Tidak lama bayi itu berpindah tempat ke pada ayahnya. Sekarang nampaklah mata bening dan hitam milik bayi mungil itu. Parasnya ayu tapi kebanyakan fitur wajah ayahnya. Xiao Zhan tidak kebagian dalam menyumbang gen.

"Cantiknya. Merindukan ayah, hm?" Yibo menimang anaknya ke depan jendela memperlihatkan kota besar itu yang dipenuhi oleh gedung tinggi.

"Yibo."

"Iya Ge."

"Aku ingin memberikan perusahaanku ke Juan. Apa itu terlalu cepat?"

Yibo menimang sebentar sebelum dia menggeleng sambil tersenyum. "Juan kita sudah besar. Dia bukan lagi anak kecil yang meminta permen pada kita. Dia sebentar lagi masuk kuliah. Ge."

[END] Little Whoreson S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang