43

543 57 11
                                    

Kejadian kemarin membuat dampak buruk untuk Yuan yang sering cemas di kampus. Kim Yohan kadang bingung Yuan yang sering gemetar ketika di luar kelas. Tapi setelah ada suaminya Yohan melihat Lan Yuan tidak lagi ketakutan.

Yohan kenal dengan Juan karena sering bersama Yuan di kantin. Seperti sekarang mereka makan bersama. Yohan sejak tadi merinding karena Juan beraura dingin dan menyeramkan. Padahal Yohan diam saja.

"Err, Lan Yuan. Bisakah kau suruh singamu ini tidak menatapku?" Yohan menyenggol bahu temannya ini. Lan Yuan mengikuti arah pandang Yohan. Kemudian Yohan melanjutkan, "Dia sangat menyeramkan."

Yohan itu jika berbicara sangat apa adanya. Jadi kadang dia akan berbicara sesuai apa kata hatinya meskipun itu menyakiti orang. Lan Yuan hampir tertawa mendengar kata Yohan.

"Dia tidak akan melukaimu. Tenang saja."

"Tapi dia seakan mau mengulitiku." Ujar Yohan ketakutan.

Yang dibilang Yohan adalah benar. Tatapan Juan itu memang sengaja mengintimidasi lawannya agar paham jika Juan posesif. Tapi ketika Yuan seperti meledeknya dia pun memutar matanya.

"Permisi, aku boleh duduk disini?" Seorang wanita datang.

Ini wanita yang tadi mendekati Juan. Muak sekali rasanya bagi Juan melihat Huang Jia. Atau siapapun itu namanya dia tidak perduli. Juan hendak mengusirnya tapi kedua orang ini malah mengiyakan. Jadi wanita itu malah duduk di samping Juan.

Lan Yuan tidak bodoh jika wanita ini sengaja duduk di samping Juan mengharuskan bangku panjang itu terasa sesak. Dia pun pindah disamping Yohan, dia tahu Juan menatapnya tidak suka.

"Kembali." Kata Juan. Tolong Juan. Tolonglah. Teriak batin seorang anak sulung. Dia tertekan berada di samping wanita ini.

Wanita itu tampak kegirangan karena dia duduk di samping Juan. Sedangkan Lan Yuan menarik seringaian. Betahkah wanita itu dengan sikap dingin suaminya? Jika tidak pasti juga lelah-lelah sendiri.

Dan benar saja. Aura di bangku itu semakin suram. Juan termakan api cemburu ditambah manusia di sampingnya yang sengaja menempelkan badannya. Juan menusuk ayamnya dengan sumpit secara keras. Suasana hatinya semakin rusak. Si Yuan justru ingin tertawa. Sekali-sekali mengerjai Juan.

"Apa suamimu semakin ingin membunuhku?" Bisik Yohan pada Yuan. Karena ada orang lain dia tidak mau rahasia Yuan bocor tentang pernikahan.

"Diam dulu dan nikmati pertunjukannya."

Juan melirik Yuan yang lebih dekat dengan Yohan semakin marah. Dia makan dengan kasar. Kadang membanting gelas.

"Halo semuanya kenalkan aku Huang Jia. Ah kau Yohan kan?"

"Hm. Aku Kim Yohan pertukaran pelajar."

"Keren sekali. Berarti kau sangat pintar. Kampus kita sering mendatangkan mahasiswa dari luar negeri."

"Iya betul. Aku dari dulu ingin kesini. Shijie tingkat berapa?"

"Aku tingkat tiga. Dan kau siapa?" Tatapan wanita itu ke arah Yuan yang sejak tadi diam sambil makan dengan tenang.

"Lan Yuan." Jawab Yuan dengan melahap sayurannya.

"Oo kau pasti anaknya Tuan Lan Wangji."

"Hn." Yuan tidak heran jika ayahnya terkenal.

"Dan ini.. kita bertemu lagi. Bagaimana denganmu?"

Juan masih diam tanpa melihat mereka. Suasana hatinya rusak. Jadi jangan mengganggunya. Bisa dimakan habis tidak tersisa nanti.

"Juan. Dia seniorku." Yuan berharap suaminya agak sedikit menurunkan egonya dan bersikap sopan.

Juan hanya menatap sekilas Yuan. Masa bodo dia marah dengan Yuan. Mengijinkan orang asing masuk ke bangku mereka.

[END] Little Whoreson S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang