17

584 71 11
                                    

Juan menggiring masuk Peixin ke dalam rumahnya tanpa meminta ijin kedua orang tuanya. Dia sebenarnya melihat Zhan yang membaca di ruangan tengah namun dia menghiraukan ibunya. Toh juga ibunya tidak masalah ada temannya yang datang.

Sampai sang ibu melihat anaknya dengan cepat menggeret Peixin. Remaja berbibir ceri itu juga tampak bingung. Sedikit membungkuk untuk memberi salam kepadanya. Nah, Zhan sendiri tidak tahu kenapa anaknya pulang dengan wajah suram.

"Juan. Ada ibumu."

"Biarkan."

"Tapi..."

"..."

Grusak-grusuk Zhan mendengar kedua remaja itu yang masuk ke dalam kamar. Astaga, kamar. Semoga pikiran Zhan bukanlah yang sebenarnya.

Bruk

Baru saja tersadar, Xiao Zhan langsung ketempan makhluk luar biasa beratnya. Siapa lagi jika bukan suami tercintanya. Wang Yibo. Manusia bongsor satu ini tengah lunglai lesu letih, lelah, lemah tak berdaya.

"Yibo, berat. Menyingkirlah." Usir Zhan keras. Namun tidak bergeming sedikitpun

Justru Wang Yibo mengeratkan pelukannya. Menenggelamkan kepalanya ke dalam pundak Zhan. Menghirup harum badannya sang istri. Sedangkan Zhan yang awalnya marah pun tidak jadi.

Xiao Zhan mengusap rahang Yibo pelan sembari membaca bukunya. "Ge, pusing." Eluh Yibo.

Si singa merasa kepalanya berdenyut hebat. Rasanya lelah sore ini. Ditambah anaknya bermesraan di dalam mobil membuatnya muak. Ingin dia balik mobilnya.

"Ayo ke kamar, aku akan memijatmu."

"Ayo!"

Mendengar kata kamar membangkitkan semangat perjuangannya. Yang awalnya lemah lesu letih lunglai itu sekarang cemerlang dengan gemerlap kedipan di mata bundarnya. Wang Yibo bangkit dengan senyuman siap menerkam istrinya.

Xiao Zhan melihatnya hanya menaikan alisnya. Apa bahagianya hanya karena dipijat? Kenapa suaminya tampak semangat?

"Ayo Ge! Kita pijat plus-plus."

"Kepalamu, plus-plus." Zhan melempar bantal.

Tidak ingatkah tadi pagi apa yang Yibo lakukan? Sekarang ingin lagi. Bisa patah punggungnya.

"Humb!" Yibo cemberut. Senyumnya luntur, juga bahunya merosot. Benar-benar anak kecil.

"Cepat ke kamar! Ingin hilang tidak pusingnya?" Tawar Zhan tapi juga dengan emosi. Sejak bulan lalu Yibo sering meminta mengunjungi anaknya. Tapi tidak semua dia turuti.

Dengan semangat Yibo menggendong istrinya ke kamar. Sedikit berontak sebelum Yibo mencium Zhan yang ampuh membuat nya teridiam dengan semburat merah. "Cantiknya istriku." Alah mampus saja Zhan mendengar ocehan Yibo ditambah senyum tampannya.

♥️💙

Xiao Zhan memijat punggung Yibo dengan lembut. Mengolesinya dengan minyak lalu mengurutnya. Pangkal leher juga tidak lupa agar rileks. Zhan melihat Yibo sangat menikmatinya.

"Nyaman?"

"Em! Lanjutkan. Enak Ge pijatanmu. Apalagi milikku jika kau pijat."

Jedug!

"Akh!"

Dengan keras Zhan menjenturkan kepala Yibo ke kasur. "Mesum" umpatnya.

"Astaga Ge! Bercanda!" Pekik Yibo kesal. Istrinya suka sekali menggunakan kekerasan. Kalau tidak lempar sendal ya pukul.

💚💛

Sedangkan di kamar lain, Juan tengah mencarikan baju yang pas untuk Peixin. Anak itu entah tersambar apa siang ini. Peixin hanya duduk di kasur sembari melihat Juan.

[END] Little Whoreson S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang