16

575 68 9
                                    

Baiklah, karena kejadian pagi ini, Wang Yibo terlambat masuk ke kantor. Sebelum dia berangkat Zhan menghukumnya membersihkan seluruh dapur. Hanya Yibo karena dia biangkeroknya. Sedangkan Juan tersenyum menang selama perjalanan ke sekolah.

Saat ini Xiao Zhan berada di ruangannya karena ada pekerjaan mendadak. Mau tidak mau dia yang mengambil alih. Lagi pula dia bosan di rumah. Tidak ada yang dia lakukan selain makan minum, menonton televisi, olahraga. Justru membuatnya merengut.

Begitu di tengah pekerjaan dia merasa perutnya kram lagi. Kali ini dibarengi ada yang keluar dari area belakangnya. Nyerinya tidak hilang sekitar lima menit. Karena takut dia meminta Yibo datang.

"Ge! Kenapa? Mana yang sakit?" Yibo menodong banyak pertanyaan di depannya.

Xiao Zhan bisa melihat raut wajah khawatir dari suaminya. Diapun tersenyum. Agak lucu melihat wajah tampan Yibo yang terserang panik.

"Aku sudah tidak apa-apa."

"Sungguh? Periksa ya? Aku tidak mau sesuatu terjadi dengan kalian."

Hati istri mana yang tidak terenyuh mendengar tuturan suaminya yang semacam ini. Merasa hangat ketika diperhatikan. Zhan pun tersenyum tulus lalu memeluk Yibo. Agak membuat Yibo harus membungkuk sedikit.

"Aku tidak apa-apa. Besok saja periksanya."

"Kau yakin?" Yibo mengusap punggung istrinya dengan lembut sesekali mengecupi lehernya. "Apa aku kasar semalam?"

"Tidak. Aku menikmatinya, terima kasih." Zhan mempererat pelukannya.

Wang Yibo merasa bersalah karena menerkam Xiao Zhan subuh-subuh di kamar mandi, mengingat di kamar mereka ada jagoan neon mereka—Juan, yang tidur di kasur mereka karena takut mimpi buruk.

❤️❤️

Makan siang pun tiba, Zhan mengisi perutnya di kafe yang sedang ramai pengunjung. Dia ditemani sang suami yang sejak tadi melayaninya dengan hati-hati. Daging yang awalnya utuh sekarang sudah teriris kecil-kecil.

"Makan yang banyak, Ge." Ujar Yibo.

"Em." Zhan mengunyah dagingnya yang lembut. Dia menyukainya. Mualnya tidak kambuh mungkin karena Yibo disampingnya sedang mengusap perutnya. Ah jantungnya berdegup kencang sekarang.

"Kau tidak makan?" Tanya Zhan dengan moncongnya.

"Melihatmu makan sudah membuatku kenyang Ge."

"Babi." Ejek Zhan. Dia memanggil Yibo babi karena pipinya yang gembul dan hidungnya yang mancung seperti babi. Tapi lucu untuknya.

"Kelinci buntal."

Dengan sigap Zhan mengangkat garpunya tinggi. Melotot menatap Yibo yang cengengesan. Ya semenjak Zhan mengatainya Babi, Yibo memberi julukan Zhan Ge—nya Kelinci buntal. Karena gigi depan Xiao Zhan yang besar dan pantat sintal kesukaan Yibo. Hm mesum.

"Ge. Bayinya apa kabar?"

"Baik. Wang Yibo makanlah. Sebentar lagi kau harus kembali ke kantor." Ujar Zhan pelan kemudian menoleh pada Yibo.

"Tidak apa Ge. Makan saja jangan perdulikan aku." Yibo masih sibuk menyandarkan kepalanya di bahu Zhan dan tangannya sibuk memeluk pinggang serta mengusap perut buncitnya Zhan.

Ada rasa bahagia dihati kecil Wang Yibo. Dia akan memiliki anak lagi. Tapi disatu sisi dia sangat mengkhawatirkan istri cantiknya. Yibo mendongak sebentar melihat bagaimana pipi gembung Xiao Zhan membengkak. Bibir ranumnya mencuat ke depan.

Ah lucu. Apa anak mereka akan sama seperti Zhan atau dia?

"Ge. Apa tadi fleknya banyak?"

"Tidak Yibo. Sedikit. Kuharap dia tidak ada apa-apa."

[END] Little Whoreson S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang