22

539 65 11
                                    

Di pagi yang cerah ini, Xiao Zhan menimang anaknya yang terlentang di kasur bermandikan cahaya matahari yang masuk melewati jendela. Kamar menjadi terang juga. Bayi itu belum bisa melihat tapi dia bisa merasakan ada orang tuanya disana.

Setelah dirawat lama bayi itu menunjukkan respon yang baik. Berat badannya bisa naik menjadi 2.5 kg. Pengecekan keseluruhan sudah dan hasilnya baik maka bayi itu dipulangkan.

"Halo anak cantik. Mau mandi ya. Ayo ibu mandikan." Xiao Zhan menepuk-nepuk perut sang bayi.

Zhan sudah tidak di kursi roda. Jadi dia bisa memandikan anaknya sendiri. Dua bulan ini dia terserang baby blues tidak bisa menyentuh bayinya karena takut bayinya akan mati. Jadi hanya bisa menyusui dengan botol.

"Uunngg" dengungan anak bayi itu terdengar.

Ketika diangkat dengan telanjang bayi itu menjerit keras. Menangis kejar sampai penjuru rumah mendengar. Zhan tahu ini adalah hal yang wajar jadi dia tidak panik.

Dengan hati-hati dia memandikan anaknya yang masih menangis keras. Sedikit kerepotan karena tangan bayi itu menampar air di wastafel. Banyak air yang terciprat ke arahnya. Sempat juga matanya terkena sabun karena Cici menangis histeris.

"Sssttt okai okai sudah selesai ayo ganti baju." Xiao Zhan mengajak bayinya ke kasur lagi.

Ini kamar utama. Bayi itu masih tidur dengan kedua orang tuanya. Jika Juan mimpi buruk ya mereka berempat satu kasur. Kadang Yibo mengalah dan tidur di lantai beralaskan kasur tipis. Juan senang sekali memonopoli ibunya dari ayah.

"Nah sekarang ayo pakai baju. Ututut lucunya."

Bayi itu berangsur diam karena merasa sudah tidak dingin. Kaki-kakinya menendang angin.

"Sayang, bisa bantu kancingkan lenganku?" Yibo datang dengan kemeja biru navy dan dasi hitam lurik putih.

"Kemari." Zhan dengan santai memasukkan kancing itu ke lubang.

"Hm anak ayah sudah wangi." Yibo datang dan merusak suasana.

Bayi itu menangis lagi tapi tidak kencang. Zhan memukul bahu Yibo pelan karena membuat anaknya menangis. Sampai selesai memakai baju bayi itu terdiam anteng. Yibo menggendongnya sebelum berangkat ke kantor. Hgrem ceo baru.

"Zhan Ge. Aku harus ke shanghai besok lusa. Apa tidak masalah kutinggal?"

"Hm kurasa tidak apa. Aku bisa meminta Mama atau Ibu kesini."

"Ibuku saja. Biarkan ibumu istirahat."

Benar juga, mamanya sudah mengurus babanya tidak mungkin meminta bantuan. Jadi yang pas ya Ibu mertua. Lagipula ayah mertuanya masih sehat. Kadang-kadang bermain golf di masa tuanya.

"Ya sudah cepat berangkat sudah siang."

"Aku CEO nya jadi tidak apa terlambat."

"Aku tidak mau suamiku tidak disiplin." Zhan memandang Yibo datar. Jadi ingat masa lalu dimana dia melempar sendal hanya karena Yibo tidak mau berangkat sekolah.

"Tck. Aku masih ingin dengan Cici."

"Berangkat atau kulempar dengan sendal?" Zhan mengangkat sendalnya.

Baiklah ini buruk jadi Wang Yibo meletakkan Cici kemudian berlari ke luar kamar. Ada kelinci mengamuk.

💛💛

Lusa ini, Juan benar-benar membantu perpindahan Peixin dan ayahnya. Mantan pemilik sekolah itu sekarang bangkrut. Kehilangan banyak pegawai sehingga perusahaannya terpaksa dijual. Sekolah yang dia rintis juga dibeli yayasan keluarga Lan. Jadi sekarang yang tersisa hanya anak semata wayangnya dan beberapa perabot rumah yang dibeli atas nama Peixin.

[END] Little Whoreson S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang