Juan menggandeng Yuan ke parkiran kampus mencari mobil mereka. Bagi Yuan ini memalukan karena banyak yang memerhatikannya. Banyak yang berbisik mengenai fisik Juan. Dia cemberut melihat orang memuji Juan yang tinggi, Juan yang berkulit putih, tampan, Juan dengan segala kesempurnaanya.
"Juan. Jika ada yang tahu bagaimana?"
"Tidak masalah."
"Kalau jadi masalah?"
"Masalahnya dibuang."
"Ish, Juan aku sungguh-sungguh."
"Jika ada masalah diselesaikan. Sudah kukatakan. Aku saja yang mengurus semuanya."
"Tapi..."
"Ayo." Juan jengah, dia menyeret istrinya begitu saja. Dia ingin cepat-cepat pulang.
Di jarak jauh dari mereka, Huang Jia menatap keduanya dengan tatapan tidak suka. Dia curiga jika mereka ada sesuatu yang disembunyikan. "Akan kubongkar rahasia kalian."
💚♥️♥️♥️💙
Setelah pulang dari kampus, mereka menyempatkan diri untuk mengisi perut mereka di sebuah kafe yang tidak jauh dari sana. Tempatnya ramai dengan orang. Ada keluarga dan pasangan muda. Seperti mereka. Bisa dikatakan begitu.
Yuan mengusap perutnya yang gatal karena anaknya bergerak terus di dalam. Dia tidak terlihat hamil karena memakai baju besar dan jaket, jadi dia tidak perlu khawatir orang tahu dia sedang berbadan dua.
"Juan, belikan aku yang roti kering."
"Mau?"
"Ya. Dengan coklat susu."
"Ok." Juan mendekat ke arah kasir. Memilih menu, setelah dirasa cukup dia membayarnya
"Disini atau bawa pulang?" Tanya Juan.
"Disini."
"Baiklah."
Lan Yuan mengapit lengan Juan di depan kasir dan menempelkan wajahnya di lengan kekar itu, kemudian dia mendapat perhatian dari penjaga kasinya. Penjaga itu seorang pria yang senyum-senyum sendiri. Penjaga itu juga sedikit melambai dan slay. Yuan menyengirkan bibirnya aneh. Tidak tahu kenapa Yuan jengkel sekali melihat penjaga kasir ini.
"Totalnya 113 yuan."
Tidak banyak bicara, Juan langsung memberikan black card atas nama ayahnya. Biasa, dia merampok dulu sebelumnya. Yuan tercengang Juan memilikinya. Dia saja tidak diberikan oleh Daddynya. Alasannya karena Yuan banyak membeli boneka kelinci. Maniak satu ini memiliki hati Helo Kitty meski memiliki sifat setan.
"Baiklah ini tagihannya. Silahkan ditunggu di meja."
Lan Yuan memilih meja di dekat jendela. Untung masih kosong. Biasanya tempat yang dekat jendela adalah favorit para pelanggan. Dan Lan Yuan termasuk. Karena dengan duduk di samping jendela dia bisa memanjakan matanya dengan pohon rindang di tepi jalan yang ramai ditemani burung-burung berterbangan.
"Kenapa dengan wajahmu?" Juan menyadari istrinya cemberut lagi.
Yuan hanya menggeleng, tidak perlu dibahas. Memang dia saja yang terlalu banyak pikiran menyebabkannya bingung dengan suasana hatinya sendiri. Juan lalu mengangguk, dia mengambil ponsel di tasnya. Mengetik beberapa kata kemudian menggulir layar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Little Whoreson S2
HumorBagaimana jika kenalakan Yibo menurun ke anaknya Proses pdf