Xiao Zhan mengunjungi kediaman Lan ditemani Wang Yibo. Mereka datang dengan Cici di gendongan. Anak itu bertepuk tangan dengan riang. Keluarga Lan juga menyambutnya dengan senang hati.
"Gege. Masuk Ge." Weiying mempersilahkan tamunya masuk. Dia memanggil Zhan dengan sebutan demikian karena memang jarak umur mereka jauh.
Mereka duduk di sofa ruang tamu yang luas. Memikirkan rumah dia jadi ingin membelikan Juan rumah di sekitar sini juga. Agar lebih terasa hidup di lingkungan manusia dan bukannya gedung-gedung.
Tap
Tap
TapTaping on me~
Itu suara sepatu Lan Wangji yang menuruni tangga. Seperti biasa berdrama dulu seperti di serial kolosal. Wangji menghampiri mereka lalu berjabat tangan dengan Yibo.
"Sudah lama?"
"Tidak. Baru saja datang. Ah Wangji. Ngomong-ngomong apa ada rumah kosong disini?"
"Aku kurang tahu. Akan kucarikan."
Zhan mengerutkan dahinya. "Untuk apa kau mencari rumah kosong?"
"Untuk Juan. Biar dia hidup sendiri. Lagipula dia harus memiliki rumah sendiri untuk berkeluarga." Jawab Yibo. Bukannya maksud mengusir. Hanya saja dia ingin anaknya menjadi pria yang mandiri dan bertanggung jawab.
"Setuju, aku bisa mencarikan rumanya jika kau mau."
"Baiklah jika sudah ada kita bicarakan."
Seperti biasa, bapak-bapak bisnis jika bertemu. Wang Yibo sekarang masih menjadi ceo di perusahaannya. Lalu Juan memegang di luar kota dan memegang kantor Zhan.
"Ibu." Panggil seseorang yang baru saja ikut dalam kelompok disana.
"A-Yuan. Kemarilah." Xiao Zhan menepuk sofa disampingnya.
Dengan malu dia datang lalu duduk disana. Seluruh pasang mata menatapnya. Ayolah memangnya ada yang aneh dengannya? Dia hanya memakai celana begi putih kain dan suiter rajut warna biru.
"Kenapa kalian memandangku begitu?" Ketusnya.
"Siapa yang memandangmu?" Lan Wangji mengalihkan pandangannya. Dia gemas dengan Yuan yang sekarang.
"A-Yuan. Kau sudah makan? Ibu bawakan kau sup daging babi."
"Mau." Yuan merangkul tangan Zhan dengan digoyangkan.
Aiyo~ anak yang dulu tidak suka dengan Xiao Zhan sekarang menjadi paling menempel. Remaja hamil itu menoel pipi Cici membuat bayi itu tertawa, menyembunyikan tawanya di dada sang ibu.
"Aku ingin anak juga." Cicit Weiying dengan bahagia.
Wangji dengan sigap meraih pinggang kecilnya lalu menempelkan badan mereka. "Ayo."
Plak
Weiying menampar pipi Wangji. Amat sangat kesal sampai membuatnya seperti kepiting rebus. Pasti pipinya penuh warna merah. Kan jadi malu Weiying.
"Hehehe." Yibo cengengesan dengan menatap Zhan.
"Apa?" Nah, setelah jurus sekali teriak Yibo menelan ludahnya kembali. Jadi dia kembali diam.
"Permisi. Ada yang melupakanku?" Juan datang dengan buah labu kuning.
"Uwe!! Siapa yang menyuruhmu datang.?!!" Yuan berdiri dan monodong Juan dengan telunjuknya.
Juan mengidikkan bahunya dan menaikkan alisnya. Dia berpura-pura tidak tahu. "Entah, aku lupa siapa yang memintaku membelikan buah labu semalam."
Blush
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Little Whoreson S2
HumorBagaimana jika kenalakan Yibo menurun ke anaknya Proses pdf