2

1.3K 132 17
                                    

Anak lelaki bernama Wang Juan itu sedang berada di Kantin. Makan dengan hikmat hidangan yang sudah dia ambil. Namun kegiatannya harus tertunda karena anak lelaki lainnya datang dengan gerombolannya. Entah apa yang dilakukan Juan sampai membuat mereka selalu membuli Juan.

Kali ini anak bernama Pei Xin itu mengguyur Juan dengan sup.

Byuurrr

Juan menggeretak giginya karena marah. Dia melihat justru Pei Xin dan teman-temannya tertawa keras melihat seragamnya yang basah kuyup.

"Lihatlah anak gay. Kau sama saja dengan sampah. Menjijikkan." Pei Xin mendelik.

Sraakk

Dengan kekuatan penuh Juan mencengkram kerah Pe Xin kemudian mendorong anak itu hingga jatuh di meja makan milik teman yang lain.

Terlihat gurat marah serta tatapan bengis di wajah Juan. Dia tidak akan membiarkan seseorang mengolok keluarganya. Biasanya dia akan diam namun sekarang dia sudah diambang kesabaran. Juan itu di sekolah anak yang pendiam—tepat sebelum Pei Xin mulai mengusiknya.

Ketiga teman Pei Xin terdiri Lan Yuan, Gong Zu, dan Xiaojun. Mereka hanya menonton pertunjukan dari ketua gang mereka.

"Apa kau tau akibatnya mengolok keluargaku?" Desis Juan. Dia benar-benar marah sekarang.

"Hah!" Pei Xin membentak tidak mau kalah. "Memangnya mau apa kau??? Memukulku? Apa kau ingin keluar dari sekolah ini, ha?"

"Lebih baik aku keluar dari sekolah ini daripada bertemu dengan bajingan sepertimu." Juan berusaha mencekik Pei Xin

"Jika kau dikeluarkan dari sekolah ini maka kau tidak akan diterima di sekolah manapun." Pei Xin masih bisa tersenyum licik.

Juan agak takut dibalik wajah marahnya. Bagaimana jika Xiao Zhan kecewa dengannya. Sayangnya diwaktu dia berpikir malah digunakan teman-teman Pei Xin menarik kedua lengannya lalu Pei Xin dengan brutal memukuli Juan hingga babak belur. Yang memegangi kedua tangannya adalah Gong Zu dan Xiao Jun. Yuan tertarik dengan perkelahian mereka memilih duduk di meja makan. Seketika kantin itu ricuh dengan suara anak yang berlarian. Tidak ada yang bisa membantu Juan karena mereka takut dengan Pei Xin.

♥️♥️

Saat pulang sekolah, dia berjalan terseok di lapangan. Jalan menuju gerbang memang melewati lapangan yang luas. Luka di sudut bibirnya juga terasa nyeri. Dia sesekali meringis.

"Anjing bajingan." Desis Juan.

Sampai dia di gerbang melihat mobil ayahnya terparkir. Entah apa yang akan dijadikan alasan dia sekarang juga bingung. Yibo sudah menjemputnya mau kabur juga tidak bisa. Dengan rasa takut dan mengeluh kesal dia berjalan ke mobil.

Pintu mobil ditutup dan dia sudah duduk tenang di kursi depan.

"Heh! Berkelahi lagi?" Yibo mendekati anaknya dam melihat dagu serta pipi yang lebam. Ada luka di pelipis anaknya.

"Aish! Sakit." Desis Juan.

"Siapa yang melakukannya? Katakan padaku." Yibo tidak terima karena anaknya dibuli.

"Yah, tidak perlu diperpanjang." Desis sang anak lantaran dagunya yang lebam tesentuh tangan ayahnya.

"Apanya yang tidak perlu diperpanjang? Kau babak belur dan dia bebas berkeliaran? Ha? Ayah tidak mau tahu besok antar ayah menemui gurumu."

Sang ayah yang kesal pun langsung menggeram.

"Yah.."

"Titik."

Juan harap setelah ini hidupnya akan lebih baik. Karena Pei Xin semakin brutal jika tahu ayahnya datang karena melapor. Juan tidak takut hanya khawatir jika ada masalah yang terjadi dengan keluarganya.

[END] Little Whoreson S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang