12

699 77 29
                                    

Alarm menyala membuat kedua manusia yang bergulung selimut saling mendorong. Yang lebih tua mendorong yang muda. Namun matanya masih tertutup. Membangunkan orang tapi dia sendiri masih tertidur.

"Yibo bangun. Waktunya bekerja." Ujarnya serak.

Wang Yibo masih menikmati tidurnya. Bibirnya terbuka dan mendengkur tangan kanannya dijadikan penyangga dagu.

"Yibooo bangunn kau harus bekerja."

"Nanti Geee masih pagi."

"Bangunlaah! Ish." Zhan mendorong Yibo hingga jatuh.

Gubrak

"Akh Ge!!!" Yibo akhirnya bangun juga. Pantatnya sakit mencium lantai. Mau tidak mau dia berdiri dan usil menutupi Xiao Zhan dengan selimut hingga terbungkus seperti gulungan.

"Wang Yibo!!!!!" Teriak Zhan.

Pria leo itu kabur ke dalam kamar mandi.

💜💜

Di ruangan makan, Zhan duduk di kursi. Membuat Yibo bingung Zhan diam saja tanpa melihatnya. Wah, marah.

"Ge. Hanya bercanda tadi." Yibo menyenggol lengan Zhan namun ditepis.

"Jauh-jauh dariku." Zhan memakan sandwichnya.

Juan yang melihat pertengahan ayah dan ibunya hanya mendengus. Sudah lauk pauk setiap hari. Tiada hari tanpa darah tinggi. Xiao Zhan sepertinya harus memeriksakan segera tensi darahnya.

"Yah, Bu. Aku berangkat."

Kedua orang tuanya mendongak. "Tidak mau diantar?" Tanya Zhan

Juan menggeleng dan tersenyum. "Tidak perlu. Ada bus."

"Baiklah hati-hati." Zhan.

Dan tinggal manusia yang sedang perang dingin. Yibo sungkan untuk mendekati Zhan. Salah-salah malah diusir dia.

"Ge. Aku juga berangkat."

Cup

Pipi Zhan dikecup lalu keningnya juga. Ah, Zhan jadi menahan senyumnya. Bibirnya berusaha menahan. Tidak boleh tersenyum. Apa itu tersenyum? Zhan tidak kenal.

"Hati-hati bawa mobilnya." Yibo.

Tapi belum sempat meninggalkan tempat, Zhan sudah mencengkram jas Yibo. "Bersama."

"Apa?"

"Berangkat bersama." Cicit Zhan. Sudah dibilang Zhan tidak bisa jauh-jauh dari Yibo. Meski marah tapi maunya dekat. Paham tidak?

Tentu saja Yibo mengiyakan. Dia juga tidak bisa jauh-jauh dari istrinya. Xiao Zhan ikut tertular senyuman Yibo. Yibo itu memiliki dimple. Sama seperti Juan.

"Ayo." Zhan merangkul lengan Yibo. Tidak dilepaskan meski di dalam mobil.

Kantor mereka berbeda namun searah. Wang Yibo menurunkan Zhan di depan loby. Para karyawan menyapa mereka. Mereka juga menyapa dengan ramah. Seperti biasa Zhan itu orangnya ramah dan lembut. Kecuali dengan Juan dan Yibo.

Terutama Wang Yibo. Menghalus ketika ada maunya.

Zhan memasuki ruangannya langsung mengecek pekerjaannya yang sempat tertunda kemarin karena sakit. Xiao Zhan sempat demam sehari di rumah ayahnya.

💜💜

Juan merapikan buku-bukunya dengan santai ke dalam tasnya. Sudah helaan nafas keberapa kali ini dia lupa. Dia bosan dengan pelajaran. Seperti halnya murid-murid yang lain, Juan pun sama. Dia bukanlan penggila belajar. Hanya setor wajah saja sudah bersyukur. Meskipun di dalam dia kadang mengantuk.

[END] Little Whoreson S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang