Hari sabtu ini Yuan sudah siap dengan pakaian casualnya, kaos abu-abu lengan panjang, celana Levis abu-abu. Dia berdiri di depan gerbang setengah jam yang lalu. Raut wajahnya sudah kentara sekali jika marah.
"Wang Juan sialan. Awas jika kau tidak segera datang." Ujar Yuan dengan geregetan sembari meremas-remas jarinya di depan wajah. Saking kesalnya.
Disamping dia menggerutu ada orang dibelakangnya yang terkejut ketika membuang sampah.
"A-Yuan? Kau masih disini?" Pria pendek itu adalah Weiying.
Yuan melirik sebentar lalu berbicara ketus. "Belum datang."
"O-oh. Ya." Jawab Weiying canggung. Setelah itu Weiying masuk ke dalam rumah.
Sisa Lan Yuan yang mengerutu memanyunkan bibirnya. Tidak lama mobil hitam mewah jenis sedan berhenti di depannya. Yuan bisa menebak itu mobil Wang Juan.
Saat pemiliknya keluar, benar dugaannya jika itu Juan. Remaja yang beranjak dewasa itu berjalan ke arah Yuan. Dia terlihat jauh lebih tampan dengan celana cargo hijau berpadu kaos hitam bergambar kemudian memakai jaket bomber polos warna hitam coklat. Serta memakai spatu vans.
"Maaf lama." Juan merasa bersalah karena terlambat.
Sedangkan Yuan tersadar daritadi dia melamun. Dia memerhatikan Juan dari atas hingga bawah. Sebenarnya tidak mau memuji karena gengsi Yuan tinggi, tapi dia akui memang Juan semakin dewasa semakin tampan.
"Ayo cepat. Jika terlambat kau harus tanggung jawab!" Yuan mendorong agar Juan kembali ke dalam mobil. Sedangkan dia menutupi kegugupannya dengan cepat-cepat masuk ke dalam mobil.
Mereka berencana akan ke Shanghai memakai mobil. Sekalian liburan karena suntuk. Yuan sangat bersemangat karena beberapa hari lalu Juan memberinya tiket teater piano di gedung teater. Letaknya ada di Shanghai.
Juan yang mengemudi. Jarak yang mereka tempuh sangat jauh jadi mereka akan sesekali berhenti untuk istirahat. Perlengkapan untuk perjalanan jauh sudah dibawa aman.
"Kau bisa tidur jika lelah."
"Ini bahkan baru keluar dari perumahan tidak usah berlebihan." Ketus Yuan.
Juan yang mendengarnyapun menjadi tertawa. Satu hal yang dia sadari jika Yuan sangat manis juga tampan. Juan akan merasa gemas ketika melihat Lan Yuan marah-marah. Sangat seru melihat telinga merah miliknya. Pernahkah merasa sangat bahagia ketika menjahili seseorang yang kita sukai? Itu Wang Juan.
Dia rela merengek ke ayahnya agar didapatkan konser piano yang akan digelar di Shanghai oleh salah satu maestro pianis.
💚♥️
Mobil sedan yang ditumpangi mereka berhenti di sebuah minimarket yang sepi dengan pembeli. Mungkin karena waktunya siang hari. Cuaca juga sedang panas mengingat mereka ada di musim panas. Kemudian mereka memasukinya bersama.
Lan Yuan berjalan ke arah makanan ringan yang berisi mi cup. Yuan selalu menyembunyikan makanan ini di kamarnya. Tapi akhir-akhir ini ibunya yang cerewet itu selalu menemukannya dan memberi tahu daddynya berujung semua mi nya disita.
Mata anak itu berbinar menatap rentetan mi gelasan. Namun ketika tangannya mulai mengulur seseorang menghentikannya. Siapa lagi orangnya jika bukan Juan dengan wajah dinginnya.
"Lepas." Yuan memberontak.
"Salah satu syarat agar kau bisa melihat konser itu ingat?"
Yuan mendengus mendengar kalimat Juan yang menurutnya menyebalkan. Salahkan saja dia yang terlalu bersemangat untuk melihat konser itu sehingga tidak memerhatikan syarat dari juan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Little Whoreson S2
HumorBagaimana jika kenalakan Yibo menurun ke anaknya Proses pdf