47

470 47 10
                                    

Seorang pria berdiri tegap di dalam kantornya. Dinding kaca itu ditatap olehnya menampilkan pantulan dirinya. Lan Wangji dengan wajah dinginnya mengangkat ponsel lalu ditempelkan ke telinganya. "Hilangkan beritanya, tekan rektor itu untuk mengeluarkan mahasiswanya. Bungkam semua yang pernah melihat video yang tersebar."

"Lalu bagaimana video yang terlanjur tersebar?" Tanya seseorang dari seberang ponsel.

"Take down." Titah Wangji.

Sebagai orang yang memiliki kekuasaan dan harta masalah membungkam para tikus saja sangat mudah. Dunia bisnis yang dia kerjakan tidak luput dari mafia bisnis bahkan politik. Semuanya saling bekerja sama untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Maka Wangji akan melakukan apapun untuk anaknya. Bahkan jika harus menghabisi mahasiswa itu.

💙💙💙♥️

Lan Yuan jengah dari pagi dikelilingi orang tua yang menanyakan keadaannya. Sudah dia jawab dengan jelas keadaannya tidak apa-apa. Bayinya sehat tidak terjadi sesuatu. Tapi yang namanya orang tua pasti sangat khawatir.

"Ya ampun Juan. Tinggalkan saja perusahaan ayahmu itu. Tidak usah diurus. Daripada kau bolak balik kesini kesana, jauh dari istri." Cecar Zhan.

Wang Yibo tidak terima. Meskipun perusahaan ayahnya itu baru menjadi besar tapi juga tidak bisa dihiraukan saja. Ini main meningkatkan.

"Tidak bisa, bu. Apa yang sudah dimulai harus diselesaikan. "

"Ya sampai kapan?"

"Ya sampai perusahaannya bangkrut."

"Yaak!!" Yibo memekik tidak terima.

Plak, Zhan memukul paha Yibo dengan keras hingga pria itu merintih. Cici ada di samping Yibo maka dari itu Xiao Zhan menampar paha mulusnya. "Jangan keras-keras. Cici bisa kaget!"

"Aduh Ge, jangan memukul juga. KDRT!" Dengus Yibo.

Juan menggelengkan kepalanya. Benar-benar Yibo sekali. Tidak bisa diam, banyak bicara. Tidak habis pikir ayahnya sudah mulai beruban tapi masih seperti anak remaja.

"Juan. Pokonya ibu mau kau jangan ke luar kota jika keadaan Yuan belum pulih! Dua bulan nanti ambil cuti."

"Bu. Tidak bisa." Juan bisa mati jika meninggalkan perusahaannya dua bulan. Baru satu minggu saja karyawan sudah keteteran. Perusahaan itu baru dirintis jadi wajar jika masih membutuhkan pemimpinnya.

"Kalau begitu bawa Yuan bersamamu."

"Ibu." Yuan ikut mengangkat suaranya sekarang. Dia lelah mendengar mereka berdebat. "Aku tidak apa-apa. Juan akan cuti hanya sampai aku melahirkan setelah itu dia bisa keluar kota tiga hari sampai seminggu. Ini sudah kesepakatan kita." Ujar Yuan tanpa menunggu respon Xiao Zhan yang seperti tidak terima.

"Baiklah. Jika menurut kalian itu baik. Aku tidak akan menolaknya. Ini hidup kalian." Ujar Xiao Zhan.

"Terima kasih." Yuan

Lan Yuan memecahkan keheningan dengan menggoda Cici. Dia membawa Cici ke pangkuannya. Cicipun menatap perut buncitnya lalu menepuknya pelan.

"Iya di dalam sana ada keponakanmu. Lucukan kau sudah menjadi Bibi ketika kau bayi." Ujar Yuan.

"Yiyiyi."

"Iya adik bayi. Kakamu akan punya adik bayi." Yuan tersenyum menanggapi Cici. Hatinya menghangat ketika melihat Cici. Rasanya tiba-tiba tidak sabar ingin melihat anaknya sendiri.

♥️♥️💚💙

Liu Haikuan, dengan angkuh berjalan ke sebuah ruangan yang gelap di sebuah gedung tak berpenghuni. Bersama sang keponakan yang menemui orang yang sedang duduk di kursi.

[END] Little Whoreson S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang