35

584 64 34
                                    

Seseorang dengan pakaian serba putih, celana kain dan baju rajut tipis, berjalan mendekati sebuah gazebo di taman. Di sana duduklah pria manis sedang tersenyum sendiri menatap tangannya. Pria yang mendekati duduk disana.

"Wei Ying." Panggilnya dengan nada pelan.

"Lan Zhan." Sedikit terkejut tapi bahagia.

Yang lebih manis pun tersipu. Telunjuk kirinya digenggam sendiri membuat Lan Zhan menatapnya khawatir. Dibalik wajah dinginnya itu Lan Zhan khawatir dengan Wei Ying.

"Ada apa?"

"Lan Zhan lihat!" Weiying menunjukkan telunjuk kirinya yang terbalut hancaplas. "Tanganku kemarin tergores pisau. Tapi kau tahu? A-Yuan mengobati lukaku. Katanya jangan bengong ketika masak." Ujarnya penuh kebahagiaan. Lan Zhan bahkan tidak melihat Weiying sebahagia ini ketika bertemu dengannya.

"Hn." Lan Zhan menanggapi seadaanya. Setidaknya dia lega Weiying hanya tergores pisau.

"Hihihi. Apa A-Yuan mulai menyukaiku? Apa dia menerimaku? Katakan Lan Zhan. Dia baik sekali. Aku semakin mencintainya." Ujar Weiying sungguh-sungguh.

Lan Zhan tidak tahu harus bagaimana karena dia tidak mau merusak kebahagiaan istrinya maka dari itu dia hanya menanggapi dengan anggukan disertai senyum menawannya.

"A-Yuan." Guman Weiying. Padahal hanya memasangkannya hancaplas tapi rasanya ada yang meletup-letup di dadanya sampai sesak.

💙💙💙💛

Yibo tidak tahu harus bagaimana lagi menilap anaknya untuk bekerja. Pagi ini dia terus ditempeli Cici. Anak gadis itu akan tantrum hebat ketika dijauhkan dari Yibo. Entah pelet apa yang digunakan Yibo sampai Cici tidak mau melepaskan pegangannya dari jas ayahnya.

Jadi sekarang Yibo sedang mengajak Cici melihat ikan di akuarium. Sedangkan Xiao Zhan mengamati mereka dari jauh. Sebenarnya Zhan berusaha untuk mendekati Cici, tapi lagi-lagi Cici malah memberontak dari gendongan sang ibu.

"Cici sayang, waktunya minum susu."

"Tututttuu." Guman Cici.

"Iya sini sayang. Biarkan ayah bekerja."

"Ah ah." Maksudnya ayah. Cici menatap ayahnya. Lalu ke Xiao Zhan. Setelah itu menatap akuarium lagi.

"Biarkan Ge. Aku bisa mengundur jadwalku."

"Tck. Sudah berapa kali kau mengundurkan jadwal Yibo. Kau tidak bisa membuat klienmu terus menunggu."

"Apa aku bawa saja Cici ke kantor?"

"Jangan macam-macam. Dia mengompol tidak ada yang menggantikan." Kesal Xiao Zhan.

Cici tampak tidak memperdulikan kedua orang tuanya bertengkar. Dia hanya bahagia menatap banyak ikan warna warni di dalam. Ada hitam juga.

Lalu ketika Zhan ingin menggendong Cici. Bayi itu menangis sampai urat di kepalanya timbul. Dia menggigit tangan Xiao Zhan.

"Akh!! Cici!!" Pekik Zhan

Yibo pun berdecih, repot sekali jika dia sedang diributkan seperti sekarang. Terlalu percaya diri tapi tidak apa. Hukum narsis untuknya masih ada.

Karena Cici menangis Yibo pun mencoba menidurkannya. Dia membawa anaknya ke kamar meninggalkan Zhan yang cemberut. Sekarang dia malah menciptakan saingannya sendiri.

Di kamar, Zhan mengikuti mereka. Terlihat Yibo membaringkan anaknya dan dia harus melepas lagi jas kerjanya memilih menidurkan diri di samping sang anak.

"Ayo. Cici tidur dulu. Nanti saja bangunnya pas ayah sudah berangkat. Hn?" Goda Yibo di depan wajah Cici. Anak itu tergelak lalu meraih wajah ayahnya. "Ah ah"

[END] Little Whoreson S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang