•22 - mamanya daffa

338 65 0
                                    

Daffa tidak melihat Haru hingga jam istirahat pertama. Padahal ada lomba di aula, ia sudah bertanya dengan panitia-panitia di sana. Tetapi tidak ada yang tahu di mana lelaki itu, bahkan Vano sekalipun.

"Haru berangkat gak sih?" tanya Daffa saat berpapasan dengan Bian.

"berangkat. tadi pagi naro tas doang terus melipir dia, kayaknya lagi bete," sahutnya.

"kok bisa? lu ga ngobrol apa gitu?"

"kayaknya dia bete ama gua, Daf."

Daffa mendengus, rasanya sebal. Tapi semalam usai mereka pulang ke rumah masing-masing, Haru pun tidak mengkomentari apapun lagi selain menyuruhnya hati-hati dan istirahat.



haru

lu lagi marah ya sama gua?

siapa yang bilang coba?

terus skrg di mana?

lagi sm temen-temen

oh ya udah

Teman di luar organisasinya. Para teman yang sering Daffa lihat dulu ketika Haru bersama mereka.

Ia menuju ke aula. Berniat menonton lomba e-sport yang sebenarnya tak begitu ia suka. Tapi hari ini hanya ada itu. Jika tahu begini, Daffa lebih baik tidak berangkat saja.

Tidak sampai 10 menit ia betah di sana, padahal Galang dan Joel sama-sama ikut lomba itu. Daffa memilih ke kelasnya, ingin tiduran saja. Lagipula banyak juga murid kelasnya yang tidak keluar-keluar.

"loh, ga ada yang ikut e-sport?" tanya Daffa, menyadari kelasnya begitu penuh.

"ga ada. Aldo ga nyuruh lagian," sahut salah satu.

Ia mengangguk. Duduk di mejanya yang ada pada baris ketiga bagian pojok. Menidurkan kepalanya di meja sembari bermain ponsel. Padahal ini rutinitasnya seperti biasa, tetapi karena akhir-akhir ini ia sering bersama Haru, tiba-tiba jadi terasa sepi.

Daffa meletakkan ponselnya, mulai memejamkan mata. Dengan bantalan tangan kirinya. Sedikit meringis merasa pundaknya terasa perih terkena seragam.

"Daffa, dicariin Haru!" seruan temannya membuat Daffa membuka mata lagi.

"bilang gua lagi tidur," sahut Daffa tak berminat.

"masuk aja, Ru. orangnya lagi tidur."

Dalam hati Daffa mengumpati salah satu temannya itu. Ia masih enggan mengangkat kepala. Dapat dilihatnya Haru berjalan mendekat, menghampiri mejanya.

"ini tempat siapa?" tanya Haru.

"Aldo."

Setelah itu duduk di sampingnya, pada tempat duduk Aldo. Entah kenapa melihat wajah Haru sekarang membuatnya sebal.

Daffa diam, menunggu kalimat apa yang akan keluar dari mulut si wakil ketua MPK itu. Walau selang beberapa detik kemudian pun, Haru hanya menatapnya.

"kenapa kesini?" tanya Daffa, memecah hening.

"nyamperin pacar gua ga boleh?" balik tanya Haru heran.

"lu kayak lagi bete."

Dan Daffa mengatakan itu dengan air muka yang juga tanpa sadar memperlihatkan dirinya sedang dalam mood jelek. Itu karena Haru lebih dulu.

"ayo ke kantin," ajak Haru.

"ga mau, tadi gua habis ke kantin," dusta Daffa.

"daritadi gua di kantin. keliatan tuh boongnya."

highway • harubby (another story about school life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang