•43 - kantin

279 65 7
                                    

aldo

lu jgn sakit
daffa sakit gara-gara lu sakit

pret
daffa emang meriang dari kemaren
tapi berangkat mulu

pantes lu ngilang trs dicariin
ya udah ga jadi marah gua

babi
lu dr kmrn kaga peduli sama dia
knp tbtb bgt skrg?
ga terima gua

dih
asal lu tau gua selalu peduli
btw si arfa ini sp sih

pacar abangnya daffa dibilang

kok mamanya kenal

ya kenalan lah

lah dia knp ada di sini

di mana
lu di rumah daffa?





"makasih ya."

Balasan pesan Aldo tak dijawab oleh Haru lagi ketika ia disuguhi minuman di meja. Memandang lelaki lebih tua di depannya, lumayan mirip dengan Daffa sendiri.

Mereka sudah berkenalan saat ia ikut Daffa untuk menemui lelaki itu dan Septian. Sekarang, mereka berdua familiar satu sama lain.

"Mamanya Daffa minta gua di sini nemenin Daffa, lagi sakit." Penjelasan Arfa cukup menjawab rasa penasaran Haru.

Setelah sampai di rumah tadi, Gavin langsung pulang. Dan Daffa langsung masuk ke dalam kamar, mungkin sudah tidak kuat.

"kok dia berangkat sekolah sih kalo sakit...?" tanya Haru, menghela napas panjang, khawatir.

"anaknya emang gitu kan? lu yang pernah jadi pacarnya," sahut Arfa santai.

Membuat hati Haru tertohok mendengar pernyataan itu. Akan lebih baik kata 'pernah' tadi dihilangkan saja.





















🦋🦋🦋
























"hati-hati."

"iyaa, kak."

"kalo panas lagi pulang aja, izin. ntar gua jemput."

"iyaa, bawel."

Haru di samping pos satpam. Melihat Daffa keluar dari dalam mobil dengan wajah yang sudah lumayan cerah, lebih baik daripada kemarin. Ini masih pukul 6 lebih, ia sengaja berangkat pagi untuk melihat Daffa benar-benar diantar oleh Arfa.

Manik Daffa lumayan terkejut ketika melihat Haru di sana. Namun, tetap menghampiri si empu.

Yang dilihat Haru sejak semalam, menggambarkan kedekatan Arfa dan Daffa sebelum kematian Hendika.

"tumben udah berangkat?" tanya Daffa heran.

"mau lihat motor Bian masih aman apa gak," dusta Haru.

Daffa mengangguk. Jika dilihat saat pagi terang ini, ternyata wajah Daffa ada luka. Pasti bentuk perlawanan dari dua orang semalam. Haru sangat menyayangkan.

"jangan pegang-pegang!" kesal Daffa, menepis tangan Haru yang hendak menyentuh pipinya.

Yang lebih muda tertawa kecil. "iya, maaf. ayo ke kelas. kelas lu di mana?"

"gua mau ke kantin dulu. lu aja yang ke kelas."

Lalu Daffa pergi. Jelas tidak mau berhubungan terlalu lama dengan Haru sekarang.

Namun, ini Haru. Orang yang sempat abai akan orang berstatus mantannya itu, justru mengikuti si empu menuju kantin secara diam-diam. Sekarang Daffa tak tahu Haru ada pada jarak tidak jauh di belakangnya.

highway • harubby (another story about school life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang