•49 - pada dunia

312 62 2
                                    

daffa

di mana, ru

knp lu cariin gua

gua ada latihaannnn buat tanding besok
lu pulang duluan aja

udah kls 12 masih ikut supporteran
ujian depan mata

terakhir
mau lihat sekolah bawa piala lagi
juan main
mau semangatin juan

gua ikut

gak usah

ga nanya elu, orang gua ikut
besok gua juga ikut



Lingkungan seperti ini bukan Haru sekali. Melihat drumband dimainkan tetapi dengan lagu yang di telinga Haru terdengar alay, padahal bagi mereka yang sedang bernyanyi dan memainkan lagu itu penuh arti.

Memang perbedaan dunianya dengan Daffa satu ini sulit untuk diterimanya. Ia hanya bersyukur untuk berjuang mendapatkan Daffa tidak harus bergabung dengan kelompok aneh ini.

Haru duduk di tepi. Memandang pada tengah lapangan sepak bola yang terdapat puluhan anak-anak ULTRAS sedang berlari, bernyanyi, dan memainkan alat musik dengan penuh semangat. Netranya menatap pada Daffa seorang. Senyuman lebar dan gerakan bahagia itu, membuat Haru ikut senang.

Selang setengah jam, Daffa berlari kecil ke arahnya. Rambut hitam si empu basah akibat keringat. Matanya sayu terlihat lelah.

"kenapa dipake jaketnya? kan bisa dilepas tadi?" cibir Haru sembari memberikan air mineralnya pada Daffa.

"lucu, lu lagi pake, gua juga pake."

Semenjak Haru membelikan jaket couple untuk mereka berdua, Daffa tidak pernah sehari pun melewatkan untuk tidak memakai jaket itu ke sekolah. Entah untuk menghargai Haru saja atau juga memang suka dengan modelnya.

"perasaan motor lu dibengkel mulu, jelek tuh vespa," komentar Haru ketika mereka di parkiran, mengingat hari ini Daffa berangkat bersamanya karena motor lelaki itu masuk bengkel lagi.

"menghina banget dah!" kesal si pemilik motor.

Berakhir Haru tertawa kala ban motornya ditendang begitu keras sebelum Daffa naik ke boncengannya.





















🦋🦋🦋






















Mana Daffa peduli dengan wajah tidak suka yang ditunjukkan Haru secara terang-terangan pada stadion ini. Anak itu yang ingin ikut, yang terpenting tidak ribut meminta pulang saja sekarang.

"anak kelas 10-nya Juan doang?" tanya Haru.

"iya. ini terakhir kelas 12 13-nya main. mulai besok besok anak-anak futsal kelas bawah," sahut Daffa.

"kok lu diem aja gak ikut teriak-teriak gituu?"

"ya ada elu. ngerepotin banget sih."

Haru cengengesan. Ia memilih diam saja kemudian. Menonton pertandingan yang lumayan sengit antar sekolah di depannya. Sampai ketika satu tendangan membuat bola masuk ke gawang dari anak sekolahnya, refleks ia ikut berteriak senang.

"GOLLLLLLLLL!!!!"

"HARU GILA!"

Daffa juga, berteriak. Tanpa aba-aba tubuhnya diangkat lalu dipeluk sebegitunya. Ia bahkan nyaris terjatuh.

"eh maaf!" Haru terkejut, lantas menurunkan lagi tubuh yang lebih kecil tanpa berniat melepaskan rangkulannya.

Yang Haru tidak suka itu, suporternya, karena lumayan ricuh, apalagi sekolah lawan. Anak-anak sekolahnya tahu Haru pintar bermain futsal semenjak classmeet ulang tahun sekolah kemarin. Salah satu anak futsal sempat menanyakan kenapa tidak bergabung dengan tim futsal saja, ia bisa membawa banyak piala.

highway • harubby (another story about school life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang