•15 - weekend di sekolah

385 68 7
                                    

joel tkp

bisa kaga stopppp
yang kena tuh gua terus anjing

soalnya mereka ngejar lu, daf
kalo yang dikejar orang lain jg kita tetep gerak

ya maksudnya udah biarin aja kalo gua
gua bisa hadepin septian sendiri

jangan sok sendiri pas lawan lu aja ga sendiri
lu mau mati dikeroyok?

tapi gagitu caranya, jo
kalo emang mau bantu, bantu aja tanpa perlu serang ke sekolah mereka

ga bisa
mereka duluan

terserah, susah emg ngomong sm lu pada bolot






Daffa membuang ponsel ke sembarang arah. Tidak ada yang bisa ia nikmati weekend ini usai bertengkar kecil dengan Joel dan Galang kemarin pulang sekolah.

Di rumah sangat sepi. Tidak ada orang tuanya, mereka semua sibuk kerja. Ingin bermain pun, rasanya masih sebal mengingat kelakuan teman-temannya kemarin.

Sebenarnya di antara mereka tidak ada yang menyebut namanya. Tapi tetap saja, mendengar jawaban jika sekolah lawan dulu lah yang mengejar salah satu anak sekolah mereka, guru-guru sudah menandai Daffa.


🦋🦋🦋





"proyektor banyak amat. ini diambil dari kelas-kelas? perasaan banyak yang rusak."

Celetukan dari Bian menyapa telinga Haru yang baru datang. Mempersiapkan segala lomba untuk hari Selasa dan Rabu walau sekarang masih Sabtu.

"pak kepsek nih, royal banget emang," ucap Vano senang. "pasti SMA yang kemaren ditinggal kehilangan bapak lu banget gak sih, Ru?" celetuknya kemudian.

"alay banget." Haru menyahuti singkat.

Membuat si ketua OSIS memasang raut sebalnya.

"habis kita selesain buat e-sport, aula bakal ga dipake sampe Rabu Kamis. jadi pastiin kelar semua ya, jangan ada yang ketinggalan," ucap Aldo sedikit berseru.

Dibalas anggukan oleh anggota-anggota lain. Di sini banyak orang, tapi empat orang pemilik jabatan ketua dan wakil selalu bersama. Bukan yang lain tidak mau mendekat, tetapi mereka berempat selalu memiliki pembahasan yang membuat keributan, hingga enggan anggota lain bergabung.

"Minggu gak boleh ada rapat."

"gimana kalo ini ga bisa selesai sampe jam 3?"

"bisa asal lu kalo protes sambil gerak."

"emang sekarang gua lagi jadi patung?" Bian menatap Aldo sinis. Sebal sekali pada ketua MPK-nya itu.

"lebih bener kalo jangan protes," ucap Haru menambahkan.

"jangan kesorean. pasti banyak yang mau malem mingguan," cibir Vano.

"masang 7 doang sebenernya gampang, yang bikin lama masangnya harus naik-naik. coba lu bantuin sana!"

"sorry aja ya gua lagi sibuk."

"lebih cocok bilang, sorry aja ya gua pendek."

"tai lu, bodyshamming kaga boleh!"

Aldo dan Haru tertawa bersamaan usai membuat si ketua OSIS kesal. Tanpa tau saja di belakang mereka Bian ikut tersinggung.

Persiapan memang tidak selama itu. Selain Vano yang pintar mengarahkan, anggota lain tidak sulit untuk bergerak. Terkadang berinisiatif sendiri jika tahu ada sesuatu yang kurang.

highway • harubby (another story about school life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang